EIGHTEEN

40K 1.8K 153
                                    

"If you step closer, you'll get danger."
-Yasmin Amalya-

Playlist : Ariana Grande ft Social Home - Boyfriend


Yasmin sedang berendam didalam bathup yang dipenuh oleh air panas, ia ingin merentangkan otot-otot yang menegang setelah kejadian tadi dengan cara berendam.

Yasmin menatap pergelangan tangannya yang membiru itu, masih terasa sakit walau sudah diobati. Begitu pun luka pada leher dan wajahnya.

Tidak usah ditanya betapa histerisnya Rina saat melihat anak perempuannya pulang dengan kondisi seperti ini. Rina sangat khawatir, bahkan hampir menangis. Dokter Dion menjadi sasaran pelampiasan kemarahnya Rina. Rina memaki-maki Dokter Dion karna menilai pria itu tidak bisa menjaga Yasmin.

Yasmin mengalihkan pandangannya, ia menatap air yang ada dihadapannya dengan tatapan kosong, wanita itu melamun.

Betapa sulitnya meruntuhkan dinding-dinding kokoh yang ada dihatinya itu. Sudah banyak orang yang mencoba meruntuhkan dinding itu, tapi.. sampai sekarang belum ada satu orang pun yang berhasil meruntuhkannya, Yasmin masih menutup rapat-rapat hatinya itu. Trauma masa lalunya membuat Yasmin tak percaya akan sebuah hubungan.

Yasmin sadar, betapa jahat dirinya kepada David. Ia sering mencampakkan pria itu, padahal David sudah banyak berkorban untuknya. Yasmin hanya ingin David menjauhi dirinya, ia tidak mau menyakiti David terlalu dalam lagi, karna ia tidak bisa jatuh cinta dengan siapa pun.

"Untuk apa mencintai, jika akhirnya saling menyakiti," Gumam Yasmin pelan sembari menerawang.

×××

Keesokan harinya...

"Silahkan, Tuan."

Turunlah seorang biilionair berdarah Indonesia dari ranger rover-nya. Balutan perban pada kepalanya tidak mengurangi ketampanannya sama sekali, malah ia semakin macho karna ada luka disudut bibirnya itu.

"Terimakasih, Alex." Ucap David seraya membenarkan suit yang ia gunakan.

David melangkah masuk kedalam Wijaya's Company JKT, diikuti Alex dibelakangnya. Bisik-bisik terdengar, mereka membicarakan keadaan David yang baru saja datang.

David menghentikan langkahnya mendadak, membuat bisik-bisikan itu juga berhenti.

"Aku menggaji kalian untuk bekerja, bukan untuk menggosip atau apapun itu." Ujar David dengan lantang. "Jika kalian masih ingin bergosip, saya tunggu surat resign kalian," David kembali melangkah.

Keadaan sangat hening sekarang, tidak ada lagi yang berani bersuara. Mereka memilih bekerja kembali kepada pekerjaannya masing-masing.

David menghempaskan bokongnya ke kursi kerja yang empuk itu. Pria itu menghela nafasnya pelan, lalu memijat keningnya. Kepala yang diperban itu masih terasa sedikit pening.

David melirik sisi kanan meja kerja, banyak tumpukkan file-file yang perlu ia periksa terlenih dahulu sebelum ia tanda tangani. Tumpukkan file-file itu terjadi akibat David yang sudah beberapa hari membolos bekerja.

Alex masuk menghampiri David yang berada diruangan kerjanya itu. "Tuan, nanti siang kita harus kerumah sakit."

"Baiklah,"

Mr. CEO & Ms. DoctorWo Geschichten leben. Entdecke jetzt