THREE.

77.1K 4.3K 38
                                    

"Dasar Dokter galak!" Teriak David setelah wanita berjas putih meninggalkan kamar inapnya. David meneguk habis air, ia tampak kesal dengan sikap Si Dokter wanita tadi. "Ini tidak bisa dibiarkan, di Rumah Sakitku tidak boleh ada Dokter seperti dia."

David meraih ponselnya di atas nakas, ia menghubungi seseorang. Perubahan ekspresi David yang tadi tampak kesal, berubah menjadi senyuman tipis layaknya penjahat.

×××

Yasmin baru saja keluar dari kamar inap David dengan muka kesalnya. Bagaimana tidak kesal? Ia gagal menyantap nasi gorengnya hanya karna pasien yang menyebalkan itu, pria dewasa layaknya anak bocah. Menjijikan.

"Dokter Yasmin!"

Yasmin yang sedang berjalan menoleh, "Tidak sekarang, Stella." Yasmin terus berjalan menghiraulan panggilan dari Dokter Stella.

Dokter Stella berjalan agak cepat menyamai Yasmin, "Hei, ada apa?"

"Aku lapar. Perutku ini membutuhkan asupan."

"Bukannya seharusnya kamu sudah makan?" Tanya Stella.

"Ceritanya panjang."

×××

"Oh, Astaga! Yang benar saja." Dokter Stella agak terkejut mendengear cerita yang keluar dari mulut Yasmin tentang David.

"Ya, begitulah. Pasienku kali ini sangat menguras kesabaranku," Yasmin meneguk segelas air mineral selepas memakan habis nasi goreng yang telah dingin. "Harus siap lahir dan bathin menghadapi pria aneh itu."

"Hati-hati..."

Yasmin mengerutkan dahinya, "hati-hati apa?"

Dokter Stella memajukan sedikit kursinya lebih mendekat kearah Yasmin, "nanti jatuh cinta kepadanya." Bisik Stella meledek.

Perkataan Dokter Stella sukses membuat Yasmin membelalak kaget, "Tidak! Tidak mungkin aku jatuh cinta kepada pria manja seperti dia. Menjijikan!"

"Cinta tidak ada yang tahu, Yasmin." Ucap Dokter Stella meledek. "Kau terlihat membenci dirinya. Dan kau tahu, jika benci bisa jadi cinta jika di film-film."

"Itu di film! Bukan di dunia nyata, oke?" Jawab Yasmin sewot.

"Calm down, I'm Just kidding." Dokter Stella tertawa.

"Whatever."

×××

Membosankan. Itulah yang dirasakan seorang 'Mr. Ceo' yaitu David Adiwijaya. Ia hanya bisa tidur di atas ranjang dengan remote TV ditangan, mengganti-ganti saluran channel. Tanpa disadari hari sudah gelap, siang telah terganti malam. Waktunya David untuk mengganti perban yang ada di kepalanya. Datanglah wanita cantik berjas putih dengan rambut hitam lebat.

"Selamat malam." Sapanya singkat, tanpa menatap David.

Dokter wanita itu mulai mendekat ke ke ranjang David sembari suster mengikuti di belakangnya dengan membawa peralatan lengkap. Yasmin mulai melakukan penggantian perban pada kepala David, ia tidak banyak bicara seperti biasanya.

Mr. CEO & Ms. DoctorWhere stories live. Discover now