THIRTEEN

52.4K 2.2K 58
                                    

"David?"

"Morning," CEO dari Wijaya's Company itu mengulas senyum dibibirnya.

Yasmin mengernyit bingung dengan kehadiran David secara mendadak, "ada apa kau kesini?"

"Menjemputmu, lalu kita berangkat bersama,"

Yasmin terbelalak, "kenapa mendadak sekali? Padahal aku ingin berangkat bersama do--,"

"YASMIN!" Suara teriak Rina terdengar. Tidak lama munculah wanita setengah baya itu, ia menghampiri Yasmin dengan David diteras."Siapa yang jemput.... ka...mu," Rina menyadari keberadaan David.

David tersenyum, "Morning, Tante,"

"Ekh, morning juga, ganteng," Rina tersenyum-tersenyum, kagum atas ketampanan yang David miliki. "siapa nih...?"

"Saya David, Tante,"

"Oh, David ganteng," Ujar Rina yang masih tersenyum-senyum. Yasmin menyikut pelan Rina.

"Dia yang pemilik Rumah Sakit Wijaya, atasanku," Jelas Yasmin.

Rina terkejut mendengarnya.

"Saya kemari ingin menjemput anak Tante, untuk berangkat bersama," Sekilas David melirik Yasmin.

"Boleh! Sangat boleh!"

"Bunda..." Bisik Yasmin pelan. Mana mungkin ia berangkat bersama David, sedangkan ia telah berjanji kepda dokter Dion.

"Terimakasih, Tante," David mengulas senyum. "Ayo, Yasmin,"

"Yasmin, sana cepat. Nanti kamu akan telat," Ujar Rani.

Yasmin pasrah, ia mengikuti perintah dari Rani, dari pada dikutuk jadi batu nanti. David berjalan terlebih dahulu, lalu disusul oleh Yasmin. Billionaire itu membukakan pintu untuk Yasmin, Yasmin hendak masuk, tetapi tertahan saat melihat mobil yang ia kenali.

Mercedes Benz putih terlihat masuk kedalam perkarangan rumah Yasmin. Semua mata menuju pada mobil itu, melihat siapa yang turun dari Mercedes Benz putih tersebut. Keluarlah seorang pria yang mengenakan jas dokter ditubuhnya. David tersenyum kecut melihatnya.

Pria yang baru saja keluar dari mobil melangkah menuju teras rumah Yasmin. "Hallo, dokter Dion!" Sapa David yang masih membukakan pintu mobil untuk Yasmin. Dokter Dion menghampiri Yasmin dan David berada, "ada apa kemari?" Tanya David.

"Oh, hai, Pak David," Dokter Dion menyapa balik David. "Saya ingin berangkat bersama dengan Yasmin,"

"Apa katamu tadi?"

"Berangkat bersama," Dokter Dion mengulangi perkataannya.

David tertawa pelan, "Kau telat, dokter. Dokter Yasmin akan berangkat bersamaku,"

Dokter Dion melirik Yasmin, ia terlihat bingung. Yasmin merasa bersalah sekarang. "Tapi... kemarin aku sudah membuat janj--,"

"Aku tidak perduli," Potong David cepat. "Siapa cepat, dia dapat,"

Rina masih berdiri disana, ia bingung kenapa puterinya direbuti untuk berangkat bersama para pria tampan itu. Padahal hanya berangkat bersama. Akhirnya Rina menyusul mereka, "ada apa ini?" Rina melirik Yasmin dan David. "Kalian kenapa belum berangkat? Nanti kalian telat,"

David melirik dokter Dion meremehkan, "Ayo, Yasmin," ajak David.

Yasmin melirik dokter Diom sesaat, "maaf," Gumam Yasmin pelan. Dokter cantik itu masuk kedalam mobil. Dokter Dion hanya terdiam.

"Tante, aku dan Yasmin berangkat dulu. Permisi," David Pamit kepada Rina. David melangkah menghampiri dokter Dion yang masih berdiri disana, billionaire tampan itu menepuk pundak dokter Dion secara jantan, "Point kita, satu sama," bisik David pelan. "Jangan pernah mencoba untuk mengalahkan David Wijaya dalam hal apapun," David tersenyum lagi, masih menepuk-nepuk pundak dokter Dion.

Mr. CEO & Ms. DoctorWhere stories live. Discover now