TWENTY NINE

27.7K 1.1K 39
                                    

☆Playlist : Ours - Taylor Swift


Yasmin berlari kecil saat melihat pintu lift hendak menutup, dengan cepat ia masuk ke dalam lift. Yasmin menghela nafasnya pelan, lalu mengedarkan pandangan ke segerombolan orang yang berada di dalam lift bersamanya. Wajah mereka terlihat suntuk, tak ada senyuman sama sekali, berbeda dengan Yasmin yang berseri-seri.

Jika David berada disini sekarang bersamanya, mereka pasti akan meledek wajah orang-orang yang suntuk ini, bahkan membuat guyonan yang bisa mengocok perut Yasmin karna ia tergelak terus-menerus. Yasmin tersenyum kecil saat mengingat kekasihnya itu, sudah tiga hari mereka tidak bertemu. Yasmin merindukannya walaupun tadi malam mereka sehabis saling bertukar kabar.

Pintu lift terbuka. Yasmin hendak keluar tetapi tertahan, terjadi desak-desakan disana tak ada yang mau mengalah, mereka ingin duluan keluar dari lift tersebut. Akibag desak-desakan tersebut, pundak Yasmin sedikit terbentur dengan dinding lift. Yasmin berdengus kesal. Setelah hampir sebagian orang yang tadi berada di lift keluar, akhirnya Yasmin baru bisa keluar dari sana lalu ia lanhsung melangkah ke ruang praktiknya.

Seandainya David tahu tentang Yasmin yang berdesak-desakan keluar dari lift, lalu pundak wanitanya itu terbentur karna dorongan orang yang tak disengaja, Yasmin pastikan keesokan harinya rumah sakit ini memiliki lift khusus untuknya. Mengingat David sangat protective terhadapnya, bahkan bisa saja pria itu mencari orang yang mendorongnya lalu di pecat. Pria itu bisa menjadi kejam jika sudah berurusan dengan wanitanya.

Yasmin menekan handle pintu ruang praktik, lalu melangkah masuk. Dokter cantik itu menaruh kertas kerjanya diatas meja. Yasmin juga segera memakai jas dokter yang ada berada ditangannya tadi. Setelah memakai jas kebanggannya itu, Yasmin duduk dikursi kerja, ia meraih sebotol air mineral yang telah tersedia disana lalu meneguknya sembari memperhatikan kalender kecil di meja kerja. Yasmin menyudahi meneguk airnya, ia tersenyum lebar saat menyadari jika hari ini David akan kembali dari New York sekaligus menjemputnya.

×××

Yasmin menutup pintu ruang praktiknya perlahan, lalu ia segera berjalan menuju ruang apoteker, ia ingin memberi data obat pasien. Langkah kakinya terhenti mendadak saat melihat dua orang pria yang sangat ia kenal berjalan dengan arus berlawanan dengannya. Dua pria itu terlihat sedang diskusi sembari melangkah, mereka juga tidak menyadari keberadaan Yasmin.

"Sejak kapan David kembali ke New York? Dan sejak kapan juga David dengan Dokter Dion menjadi akur seperti itu?" Gumam Yasmin pada dirinya sendiri.

"David!" Panggil Yasmin sedikit kencang sembari menghampiri kekasihnya itu.

David dan Dokter Dion yang tadinya sedang berdiskusi, mereka langsung menoleh kearah sumber suara. David memamerkan senyuman handalannya saat Yasmin menghampiri dirinya, sedangkan Dokter Dion melangkah pergi dari hadapan mereka.

"Kenapa kau berada disini? Kapan kau kembali dari New York? Dan sejak kapan kau denga Dokter Dion menjadi akur seperti itu?" Tanya Yasmin beruntun.

"Woah, woah! Kau menghujaniku dengan banyak pertanyaan, sayang,"

"Jawab pertanyaanku, David," Kata Yasmin dengan nada sedikit ketus.

"Baiklah," Ucap David. "Aku tiba disini sekitar 1 jam yang lalu. Aku harus berbicara dengan Dion karna keadaan terpaksa untuk membicarakan pekerjaan. Puas dengan jawabanku?"

"Kenapa tak memberitahuku sebelumnya jika kau baru saja tiba? Apa kau sudah melupakanku hanya dalam 3 hari?" Sewot Yasmin.

Mr. CEO & Ms. DoctorWhere stories live. Discover now