THIRTY FIVE

29.4K 1.2K 125
                                    


☆Playlist : The way I Loved You - Taylor Swift

One Year laters...

Dokter cantik itu bangkit dari kursi kerjanya, ia meraih jas dokter dan tas kerja miliknya. Ia sedang bersiap-siap untuk pulang. Sebenarnya jam praktiknya belum usai, tetapi ia meminta izin pulang lebih cepat daripada biasanya. Saat merasa tak ada lagi yang tertinggal, Dokter itu hendak pergi dari ruang praktiknya.

"Happy Anniversary, Bu Dokter Yasmin!"

Seru seorang pria dengan semangat saat Yasmin membuka pintu ingin keluar. Pria itu menyodorkan sebuah buket bungan cukup besar, Yasmin menerimanya seraya tersenyum.

"Happy Anniversary too, Pak Dokter Dion." Yasmin memeluk sesaat pria yang ada dihadapannya itu.

"Tak terasa sudah setahun kita menjalin hubungan," Ucap Dokter Dion seraya megurailan pelukan.

"Waktu memang cepat berlalu,"

"Saya juga merasa begitu," Kata Dokter Dion. Dokter Dion melirik Yasmin. "Kita jadi pergi ke makam Bunda?"

Yasmin mengangguk pelan.

"Ya, sudah ayo! Nanti hari semakin gelap." Dokter Dion merangkul Yasmin sembari melangkah menuju keluar dari rumah sakit.

Dalam satu tahun telah banyak perubahan dalam kehidupan Yasmin yang tak di sangka-sangka olehnya. Bahkan menjalin hubungan dengan Dokter Dion saja, Yasmin tak menyangka. Lebih lagi hubungan mereka telah menginjak setahun, pasti akan memasuki jenjang lebih serius nanti.

Yasmin mengelus pelan batu nisan yang terpampang jelas, tertera nama Rina disana. Yasmin menaburkan kelopak-kelopak bungan pada makam Rina, Dokter Dion juga membantunya. Yasmin menatap lekat batu nisa tersebut, ia sangat merindukan Rina. Dokter Dion mengelus pelan bahu Yasmin, mencoba menengakannya. Yasmin menyentuh tangan Dokter Dion yang berada di pundaknya.

Yasmin mencurahkan rasa rindunya didepan makan Rina, Dokter cantik itu hingga meneteskan air matanya. Yasmin juga memoohon restu atas hubungannya dengan Dokter Dion, yang sebentar lagi akan melangkah ke jenjang lebih serius, yaitu sebuha pernikahan.

"Semoga Dion adalah pria yang tepat untuk mendampingiku dan menjagaku," Ucap Yasmin pelan seraya menatap batu nisan Rina.

Dokter Dion mengajak Yasmin untuk pulang, karna hari sudah mulai gelap. Dengan berat hati Yasmin harus meninggalkan makam Bundanya, padahal ia masih sangat merindukan sosok Rina.

Sebelum pulang, Dokter Dion dan Yasmin terlebih dahulu berhenti di toko furniture. Dokter Dion berencana membeli beberapa furniture untuk mengisi rumah barunya yang akan ditinggalinya bersama Yasmin setelah menikah nanti. Yasmin akui, Dokter Dion memang  pria yang sangat dewasa, ia telah menyiapkan segala hal untuk masa depannya. Dokter Dion selalu berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak, sama halnya dengan pernikahan mereka yang akan segera digelar. Ia berfikir untuk masa depan mereka bersama sebelum menikah, saat ia merasa telah siap, Dokter Dion baru berani menyatakan perasaanya kepada Yasmin.

Yasmin mengikuti Dokter Dion yang melangkah masuk kedalam toko dari belakang, mata Yasmi selalu terbuka lebar menyapu pandangan dari segala penjuru. Dokter Dion mengajak Yasmin kearah daerah yang memamerkan lampu dan bohlam. Dokter Dion meminta pendapat kepada Yasmin untuk bohlam di ruang tam rumah mereka nanti.

"Ini bagus," Kata Yasmin sembari menunjuk sebuah bohlam cantik yang masih tergantung.

Dokter Dion menatap sesuai arahan mata Yasmin.  "Baiklah, saya akan membelinya." Dokter Dion tersenyum. "Kamu tunggu disini, saya ingin membayar bohlam terlebih dahulu,"

Mr. CEO & Ms. DoctorWhere stories live. Discover now