THIRTY

27.7K 1.1K 42
                                    

☆Playlist : Dangerous Woman - Ariana Grande

Yasmin mengerjapkan kedua matanya saat silau matahari menerobos masuk ke kamarnya. Yasmin melirik jam yang terpampang dinding, pukul sembilan pagi. Dokter cantik itu melihat Rina yang sudah tak ada ditempat tidurnya. Tadi malam mereka tidur berdua di penthouse milik David yang berada di Manhattan. Suara dering ponsel mengalihkan perhatian Yasmin, ponsel miliknha berbunyi terus menerus. Yasmin meraih ponselnya dari atas nakas. Ratusan pesan masuk kedalam ponselnya, pesan-pesan tersebut berisi ucapan ulang tahun dan wish untuk Yasmin.

Yasmin mengembangkan senyum saat melihat pesan-pesan yang masuk, ia membalas pesan dengan mengucapkan terimakasih atas doa, ucapan, dan telah mengingat hari ulang tahunya.

Setelah selesai membalas pesan-pesan tersebut, Yasmin melangkah keluar kamar. Yasmin mendapati Rina tengah mempersiapkan sarapan didapur. Yasmin melangkah menghampiri Rina, ingin membantu Bundanya itu. Rina menoleh saat Yasmin memanggilnya.

"Duh, yang ulang tahun udah bangun rupanya," Kata Rina sembari mendekat kearah Yasmin.

Yasmin terkekeh pelan.

"Selamat ulang tahun, bu Dokter." Rina memeluk putri semata wayangnya sesaat. "Bunda tidak menyangka kalau kamu sudah semakin dewasa sekarang. Lihat dirimu, kau telah menjadi seorang Dokter dan akan bertunangan dengan pria pujaanmu," Kata Rina sembari membelai rambut Yasmin.

Yasmin tersenyum, ia mengambil tangan Rina. "Aku seperti sekarang karna berkat Bunda. Bunda yang mengajarkanku menjadi wanita yang kuat, bahkan Bunda lebih kuat dari pada diriku,"

Rina tersenyum kecil, ia memeluk Yasmin lagi. Keadaan diantara mereka diselimuti dengan keharuan. Rina menyudahi acara keharuan tersebut, wanita paruhbaya itu mengajak Yasmin untuk segera mensantap sarapan pagi yang telah tersedia.

Disela-sela memakan sarapannya Yasmin bertanya keberadaan David kepada Rina. Tadi malam David juga bermalam di Penthouse. Rina melihat David pergi-pergi pagi buta, tetapi ia tidak tahu kemana perginya David.

"Memangnya dia tak memberi tahumu kemama ia pergi?" Tanya Rina kepada putrinya.

Yasmin menggeleng, "Tidak,"

"Tapi dia sudah memberi ucapan ulang tahun kepadamu, kan?"

"Bahkan aku ragu jika dia mengingat ulang tahunku, Bun," Sungut Yasmin.

"David pasti ingat ulang tahunmu, Bunda yakin itu. Lagi pula ini masih pagi, bukan? Mungkin dia sibuk dengan urusan kantornya?"

Yasmin berdengus, "Semoga saja. Tetapi gerak-geriknya aneh setelah ia mendapatkan telfon di toko perhiasan kemarin,"

"Kamu tidak boleh berprasangka buruk kepadanya, Yasmin. Mungkin itu telfon dari kantornya dengan berita yang agak buruk sehingga gerak-geriknya menjadi aneh seperti itu," Kata Rina.

"Aku takut, Bun," Gumam Yasmin kecil. "Aku takut ia akan membuat luka yang kumiliki semakin melebar, aku takut ia menjadi orang yang tak kukenali setelah itu, seperti....ayah,"

Rina tertegun mendengar perkataan Yasmin. Wanita paruhbaya itu mendekati anak perempuannya, ia menarik kepala Yasmin agar bersandar dibahunya.

"Tidak. Lupakan masa lalu yang kelam itu, Yasmin. David pasti tidak akan melakukan hal tersebut kepadamu, ia pria yang baik dan bertanggung jawab. Dia juga sangat mencintaimu, Yasmin. Bahkan ia rela mengorbankan nyawanya untuk dirimu," Ujar Rina sembari mengelus-ngelus kepala Yasmin penuh kasih sayang.

"Kuharap David tidak akan pernah berubah,"

×××

"Masih menunggu pesan dari David?" Tanya Rina sembari melihat putrinya yang melangkah mondar-mandir menunggu pesan dari David.

Mr. CEO & Ms. DoctorWhere stories live. Discover now