Prologue

1.7K 169 6
                                    

Sore itu Seulgi masih berkutat dengan laptopnya di sudut ruangan sebuah kafe yang sering dia kunjungi, mengerjakan sebuah novel spesial untuk tahun ketujuh debutnya. Hanya dengan ditemani oleh beberapa gelas minuman dingin dan beberapa piring kue redvelvet yang sudah kosong, Seulgi asyik dengan dirinya sendiri. Hingga akhirnya sebuah deringan dari ponsel membuatnya terpaksa mengalihkan fokusnya dari layar laptop.

Hanya dengan melihat nama laki-laki itu yang tertera di layar ponselnya, senyum Seulgi langsung mengembang. Tanpa menunggu lama, gadis itu langsung mengangkat panggilan itu.

"Halo?"

"Halo, Seulgi-ah?"

"Ya, ada apa, Tae?"

"Kau sedang dimana?"

"Masih di kafe, kenapa?"

"Oh, kebetulan aku sedang berada di dekat sana. Ayo kuantar pulang."

Seulgi terkekeh, kemudian menolehkan kepalanya ke luar kaca etalase dan menemukan seorang lelaki berpakaian serba hitam lengkap dengan topinya, berdiri tak jauh dari sana sedang memandang ke arahnya dengan sebuah ponsel yang bertengger di telinga.

"Kebetulan, ya?" Tanya Seulgi dengan senyuman mengejek.

Laki-laki di seberang sana terkekeh. "Oke, baiklah, aku sengaja mampir ke sini setelah jadwalku selesai. Jadi, mau pulang bersamaku?"

"Aku belum mau pulang sih." Kata Seulgi. "Tapi aku mau berjalan bersamamu. Jadi, ayo."

Seulgi bisa melihat Taehyung tersenyum puas, kemudian menundukkan kepalanya malu. "Oke, aku tunggu di sini."

Seulgi langsung memutuskan sambungan dan bergegas mengemas barangnya, kemudian gadis itu langsung keluar setelah melakukan pembayaran di kasir.

"Hai!" Seulgi tersenyum lebar saat berjalan mendekati Taehyung yang berdiri di dekat tiang listrik.

"Hai!" Taehyung mendekati Seulgi, mengambil alih tas laptop gadis itu. "Biar aku yang bawa."

"Wow, gentleman." Seru Seulgi sambil tersenyum mengejek Taehyung. Mereka mulai berjalan meninggalkan perkarangan Kafe.

"Jangan berlebihan, memang biasanya aku tidak seperti ini?"

"Memangnya kenapa? Aku kan hanya mengapresiasikan kebaikanmu."

Taehyung mendengus. "Tapi tetap saja, bukannya kau harus melakukan sesuatu karena aku sudah menolongmu membawakan ini?"

Seulgi menatap Taehyung dengan tatapan yang dibuat-buat sebal, tapi jatuhnya malah menggemaskan. "Yasudah biar aku saja yang bawa kalau kau pamrih."

"Kau bawa aku saja."

"Maksudmu?"

Taehyung tak menjawab, dia hanya memberikan sebuah tangannya yang bebas tugas ke Seulgi.

Seulgi menyentakkan kepalanya, kemudian menolehkan kepalanya kesana-kemari dengan waspada, lalu melototi Taehyung. "Hei! Gimana kalau orang liat?!"

"Apa salahnya?" Tanya Taehyung dengan santai. "Kita sudah tiga tahun pacaran, sudah saatnya kita ketahuan."

"Kau gila." Seulgi menurunkan tangan Taehyung. "Jangan macam-macam!"

Taehyung mendengus. "Ini yang aku tidak suka, kita bahkan tak bisa berpegangan tangan."

"Bisa." Seulgi memekan suaranya. "Nanti, di perbelokan depan. Aku akan menggenggam tanganmu di sana."

Senyuman Taehyung mengembang, detik selanjutnya laki-laki itu langsung berlari meninggalkan Seulgi sambil memeluk tas laptop.

"Taehyung-ah! Kenapa kau lari?!"

Taehyung memutar badannya, berjalan mundur dengan hati-hati. "Aku ingin cepat sampai di sana. Ayo, kau juga lari, Seulgi-ah!"

Seulgi hanya bisa terkekeh gemas sambil menggelengkan kepala melihat kelakuan Taehyung. "Dasar anak itu." Namun kemudian dia ikut mengejar Taehyung. "Tunggu aku!"

Sesampainya di perbelokan, mereka langsung membungkuk memegangi lutut sambil susah payah mengatur napas. Mereka menoleh untuk saling menatap, kemudian sama-sama menertawakan kekonyolan yang baru saja mereka lakukan.

"Ayo!" Seulgi mengulurkan tangannya ke depan Taehyung.

Taehyung langsung menggapai tangan mulus Seulgi dengan senyuman. "Ayo!"

"Jadi, bagaimana novelmu?" Taehyung membuka pembicaraan.

"Lancar saja, selagi tidak ada yang mengganggu pikiranku." Jawab Seulgi. "Bagaimana dengan comeback-mu?"

"Kami sudah menentukan tanggalnya, pertengahan bulan depan."

"Comeback-mu sebentar lagi, sebaiknya kau jangan macam-macam, Taehyung."

Taehyung menoleh, menatap Seulgi tepat di manik mata gadis itu. "Apa berkencan dengan pacarmu adalah 'macam-macam'?"

"Bukannya begitu."

Taehyung tersenyum tipis. "Aku tidak akan macam-macam, santai saja."

"Aku akan menikahimu." Seulgi langsung melotot dan menghentikan langkahnya ketika mendengar Taehyung berkata begitu.

"Kau bercanda?!"

Taehyung menggeleng, memutar badannya menghadap Seulgi dan menggenggam kedua tangan gadis itu. "Aku serius."

"Tapi—"

Taehyung mengangguk. "Aku tahu, masih banyak PR yang harus kita selesaikan. Kita akan yakinkan orangtua kita bersama."

"Dan penggemarmu." Seulgi menyambung dengan suara pelan.

Taehyung mengangguk lagi. "Kita akan yakinkan semua orang."

Seulgi menunduk, menatap pegangan tangan mereka dengan tatapan sendu. "Kau tak akan berubah pikiran, kan?"

"Tak akan." Taehyung langsung menggeleng dengan mantap. "Ayo berjanji, kita akan saling memperjuangkan sampai akhir. Ayo berjanji, kita tak akan saling menyerah."

Seulgi mendongakkan kepalanya, menatap Taehyung dengan seulas senyuman hangat. "Janji."

Taehyung menarik Seulgi ke dalam pelukannya dengan lembut. "Janji."



a/n: selamat datang di prolog! Aku harap kalian bisa membaca cerita ini dengan nyaman, mohon maaf atas kesalahan ketikan dan segala macam yang nantinya akan terjadi seiring berjalannya cerita ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

a/n: selamat datang di prolog!
Aku harap kalian bisa membaca cerita ini dengan nyaman, mohon maaf atas kesalahan ketikan dan segala macam yang nantinya akan terjadi seiring berjalannya cerita ini.

Happy reading, i purple u💜

Dipublikasikan pada 18 Januari 2020

Disapproval Marriage Where stories live. Discover now