2 | His Family

910 127 15
                                    

Taehyung saat ini sedang duduk di ruang tamu rumah keluarga Kang setelah Seulgi mengatakan bahwa keluarganya tidak bisa mengindahkan undangan Taehyung karena ayah dan abangnya ada urusan pekerjaan sehingga Taehyung di sini untuk menjemput Seulgi. Namun bukannya terlihat seperti seseorang yang sedang sibuk, Seokjin justru sedang duduk di hadapan Taehyung dalam balutan pakaian super santai dan bermain game dengan ponselnya. Taehyung berusaha berpikir positif, barang kali laki-laki itu akan sibuk setelah menyelesaikan permainannya.

Di sana sangat canggung, yang terdengar hanya suara dari ponsel Seokjin dan beberapa umpatan kecil yang hampir tak terdengar. Taehyung hanya diam di tempatnya, dia ingin mengobrol dengan Seokjin, namum laki-laki itu terlalu fokus dengan permainannya.

Taehyung menunduk menatap sepasang kakinya yang mengetuk lantai, kemudian mendongak untuk memperhatikan dinding yang dipenuhi oleh foto keluarga dari tahun ke tahun, dari sebelum Seulgi lahir sampai perempuan itu tumbuh seperti sekarang. Taehyung tersenyum melihatnya, dia menyadari betapa harmonisnya keluarga ini, mereka saling menyayangi, bukan hanya di dalam figura foto.

Taehyung mengedarkan pandangannya ke sebuah lemari kaca yang berisi banyak sekali piala dan berbagai penghargaan yang mengatasnamakan Seulgi yang gadis itu dapatkan sejak sekolah dasar. Seperti Juara Pertama Karya Tulis Ilmiah tingkat Provinsi, bahkan sampai Nasional. Setidaknya ada tiga piala dengan judul yang sama karena Seulgi berhasil meraihnya selama tiga tahun berturut-turut. Banyak lagi piala lain yang hampir sejenis, semua peringkat pernah ia capai. Taehyung menyimpulkan bahwa gadis itu benar-benar suka menulis, dia memenangkan lomba Menulis Opini, Cerpen Anak, Menulis Essai, dan lainnya.

"Tae, ayo." Taehyung langsung menoleh ketika Seulgi memanggilnya. Perempuan itu sudah kembali setelah merapikan riasannya di kamar.

"Sebentar, aku habiskan minumnya dulu." Taehyung meneguk habis teh hangat yang tadi dibuatkan oleh ibu Seulgi. Seokjin diam-diam meliriknya.

"Ayo." Taehyung bangkit. "Aku mau pamit dengan orangtuamu dulu."

"Oh, sebentar." Seulgi beranjak pergi. "Eomma, Appa! Taehyung mau pamit!"

"Sudah mau pergi?" Seokjin mengunci layar ponselnya.

Taehyung tersenyum canggung. "Iya, hyung."

"Jangan pulang terlalu malam." Seokjin bangkit dari duduknya, kemudian menatap Taehyung lekat. "Jaga Seulgi baik-baik."

"Siap, hyung."

Seokjin berjalan mendekati Taehyung, berhenti tepat di hadapan laki-laki itu. Tatapannya penuh intimidasi. "Jangan sampai dia terluka."

Taehyung menelan paksa salivanya membasahi tenggorokannya yang mendadak mengering. "I-iya, hyung."

"Eh, sudah mau pergi?" Ibu Seulgi tiba-tiba datang, membuat Seokjin langsung menepi dan menyingkir dari pandangan Taehyung.

"Iya, eommonim." Taehyung mengambil tangan kanan Ibu Kang dan menyalaminya dengan sopan. "Kami pamit dulu."

"Pergi dulu, eomma!" Seulgi ikut menyalami ibunya.

"Kau sudah bawa kadonya kan?" Ibu Seulgi menahan tangan anaknya. Seulgi mengangguk. "Suratnya juga?"

"Sudah, eomma. Kadonya sudah Taehyung dan Oppa masukkan ke dalam mobil. Suratnya sudah ada di dalam tasku."

"Baiklah kalau begitu, hati-hati yaa. Kabari kalau sudah sampai di sana, kalau mau pulang juga jangan lupa kabari." Ibu Kang menatap Taehyung dengan tatapan tegas namun juga lembut di satu waktu. "Jangan minum, pulang jangan terlalu larut. Mengerti?"

Disapproval Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang