5 | Yes or Yes

666 106 13
                                    

Taehyung saat ini sedang berada di dalam ruangan petinggi agensi setelah tiba-tiba menghilang di tengah-tengah latihan tadi. Di dalam ruangan itu hanya ada dirinya dan PD-nim.

"Dari mana kau?" Bang PD menatap Taehyung tegas. "Kenapa tak memberi kabar ketika pergi tadi?"

"Kau pikir kau hidup sendirian, hah?" Bang PD sedikit membentak. "Saat sesuatu yang urgent terjadi, bukankah kau seharusnya memberitahuku?!"

"Maaf, hyungnim." Taehyung membungkuk dengan sopan.

"Kali ini apa lagi?" PD-nim menatap Taehyung tajam. "Sesuatu terjadi pada pacarmu?"

Taehyung tersentak dan langsung mendongakkan kepalanya.

"Kau pikir aku tidak tahu?" Tanya PD-nim sinis. "Kau memang ingin memiliki dating scandal, kan?"

"Baiklah, akan aku berikan satu." Kedua bola mata Taehyung terbelalak mendengarnya, tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh petinggi agensi itu. "Tapi bukan dengan perempuan bernama Kang Seulgi itu. Kau akan terlibat skandal dengan selebriti."

"Hyungnim!" Taehyung ingin protes, matanya kini melotot seperti ingin keluar dari tempatnya.

"Anggap saja ini hukuman untukmu, Kim Taehyung." Ucap Bang PD dengan santai. "Sekarang keluarlah dari ruanganku."

"Keluar sebelum aku yang menendangmu keluar." Ancam laki-laki berperut buncit itu.

"Atau kau benar-benar ingin hengkang dan menolak skandal itu?" Bang PD menekan kata-katanya. "Terserahmu saja, pilihan ada di tanganmu. Keluar menjadi seorang pecundang atau menetap sebagai Artisku."

💍💍

Malamnya keluarga Jaebum datang untuk menjenguk Seulgi. Mereka membawakan rangkaian bunga dan buah untuk Seulgi. Setelah mengobrol ringan dan menyampaikan rasa khawatirnya ke Seulgi, para orangtua mengambil tempat untuk mengobrol di sofa yang terletak di tengah-tengah ruangan. Sedangkan Jaebum duduk di pinggir kasur Seulgi.

"Kau mau buah?" Tawar Jaebum. Seulgi melirik para orangtua di belakang tubuh Jaebum, Seulgi tahu dia harus bertindak baik di depan orangtua Jaebum.

Lantas Seulgi mengangguk. "Apel saja."

Jaebum langsung beranjak dari duduknya, pergi mengambil apel dan sebuah pisau di atas meja, kemudian kembali ke tempat semula dan mengupaskan apel untuk Seulgi.

Seulgi menatap Jaebum yang keliatan serius sekali dengan apel dan pisau di tangannya. Rambut laki-laki itu yang sedikit panjang jatuh menutupi sebagian wajahnya, namun garis rahangnya yang tajam masih terlihat. Seulgi sedikit tak percaya bahwa laki-laki yang saat ini duduk di hadapannya adalah si Ompong Im Jaebum yang pernah dia kenal.

Banyak sekali perubahan yang terjadi dengan Jaebum, selain pipinya yang tak lagi chubby dan giginya yang tak lagi ompong, nyatanya yang paling signifikan adalah sikap laki-laki itu. Dia tidak sehangat dan seceria dulu, Jaebum yang Seulgi kenal adalah si cerewet yang banyak bicara, dia juga cengeng dan penakut. Namun, Jaebum kecil seperti lenyap dari sosok Jaebum yang saat ini duduk di hadapan Seulgi. Seolah laki-laki dewasa berwajah dingin dan menyebalkan ini sudah membunuh Im Jaebum kecil yang Seulgi kenal.

"Kenapa melihatku begitu?" Tanya Jaebum dengan nada bicaranya yang dingin.

Seulgi langsung menggeleng. "Aku teringat seseorang."

"Seorang anak laki-laki ompong yang penakut." Seulgi masih menatap Jaebum. "Dia pernah menangis karena aku melemparkan seekor laba-laba di atas kakinya."

Disapproval Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang