25| Love and Lie

602 103 59
                                    

Dua laki-laki itu saling menyerang dengan tatapan mereka yang sama-sama dingin dan tajam, jelas menunjukkan setidaknya sedikit kebencian pada objek yang ditatap. Satu berdiri di dekat jendela, sedang yang satunya sudah dua minggu tidak beranjak dari kasur rumah sakit.

"Apa yang kau inginkan, Im Jaebum?" Taehyung membuka suara lebih dulu pada laki-laki yang sudah lima menit berada di dalam ruang inapnya tanpa berbicara sepatah katapun.

"Menjengukmu, tentu saja." Jawab Jaebum. "Sekaligus memantau perkembangan pemulihanmu karena kau adalah korban dari insiden yang terjadi di Malku."

Taehyung mendengus. "Aku tidak merasa menjadi korban, sebaiknya kau tarik kembali semua uang yang sudah kau keluarkan untukku karena aku sama sekali tidak membutuhkan itu."

"Kau marah karena aku tidak memberitahu publik tentang yang sebenarnya terjadi? Merajuk karena aku tidak meminta maaf dengan benar padamu?" Jaebum terkekeh sinis. "Kalian berdua memang sama-sama membuatku muak."

"Seulgi marah padamu?" Tanya Taehyung yang langsung memahami ucapan Jaebum. "Kenapa?"

"Bukankah sudah jelas?" Jaebum balik bertanya dengan nada tidak suka. "Semua ini karenamu."

"Tidak." Taehyung menggeleng pelan. "Seulgi pasti merasa bersalah padaku. Aku terjatuh karena menolongnya, dia pasti menyalahkan dirinya karena itu."

"Kenapa kau menolongnya?"

"Kau sudah gila?" Taehyung terkejut mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Jaebum. "Dia akan terjatuh dan terluka parah jika tidak ada yang menolongnya."

"Sekarang kau yang terjatuh dan terluka parah." Ucap Jaebum sambil menatap Taehyung lekat. "Apa kau menyesal sudah menolongnya?"

"Apa kondisiku sekarang itu penting?" Taehyung sedikit meninggikan suaranya. "Aku sama sekali tidak menyesal sudah menolongnya. Bagaimana denganmu? Apa kau menyesal sudah meninggalkannya di sana hari itu?"

Taehyung menatap kedua tangan Jaebum yang terkepal. "Kalau dipikir-pikir, sebenarnya semua ini salahmu, ya kan? Seulgi ada di sana karena menggantikanmu. Mungkin jika tidak ada Seulgi, justru kau yang sekarang terbaring di tempat ini."

Jaebum menghela napas berat, kemudian tertawa sinis sambil menatap Taehyung tajam. "Apa uang ganti rugi yang sudah aku keluarkan  untukmu masih kurang?"

"Sudah aku katakan aku tidak membutuhkannya, jadi ambil kembali uangmu." Ucap Taehyung. "Aku tidak merasa menjadi korban, karena aku menolong Seulgi dengan keinginanku sendiri."

"Lantas kenapa kalau kau menolongnya, Brengsek?!" Jaebum mulai emosi setelah Taehyung terus-terusan mengucapkan nama Seulgi. "Kau bangga sudah menjadi pahlawannya?!"

"Bukankah itu sudah jelas?" Taehyung balik bertanya menggunakan kalimat Jaebum sebelumnya. "Karena aku masih mencintainya, aku akan melakukan apapun untuknya. Seperti yang kau bilang, aku ingin menjadi pahlawannya. Aku akan selalu menjaganya, melindungnya, dan menolongnya."

"Aku akan membebaskannya.." Taehyung menatap lekat sosok Jaebum yang sudah naik darah. "Darimu."

"Melihatnya yang tersiksa saat bersamamu, membuatku ingin membawanya lari. Saat ini aku tidak peduli lagi dengan yang lainnya, persetan dengan ayahnya dan ibu juga kakakku." Taehyung tersenyum miring begitu air wajah Jaebum semakin menunjukkan bahwa dia akan meledak. "Dan persetan dengan pernikahan kalian."

"Kami akan menikah minggu depan, kau tak bisa melakukan apapun dengan kondisimu yang seperti ini."

"Tidak ada yang bisa menghentikanku. Tidak peduli waktu yang aku miliki tinggal sedikit, atau aku tidak bisa berjalan. Aku akan membawa Seulgi pergi di hari pernikahan kalian meski harus merangkak sekalipun."

Disapproval Marriage Where stories live. Discover now