26| Letting Go

632 106 75
                                    

Seulgi menatap nanar pada jari-jari tangannya yang terbalut plaster luka. Seulgi ingat, dia pernah mendapatkan luka yang sama empat tahun yang lalu saat membersihkan pecahan gelas di rumah Taehyung. Seulgi juga ingat bagaimana Seokjin menuduh Taehyung sebagai penyebab luka di tangannya, dan mengatakan bahwa Taehyung tidak bisa memegang kata-katanya untuk menjaga Seulgi. Tapi lihat sekarang, Seulgi justru terluka karena laki-laki pilihan Seokjin. Dan Seulgi sangat penasaran bagaimana reaksi abangnya itu.

"Kau tak apa-apa?" Seulgi hanya menganggukkan kepalanya saat Seokjin bertanya.

Seokjin menghela napas dalam, kemudian memberikan sebotol air mineral pada adiknya. "Tenangkan dirimu dulu."

Lagi-lagi Seulgi hanya mengangguk sambil menerima pemberian Seokjin. Kemudian hanya hening yang terjadi di antara kakak beradik itu. Mata Seulgi dan Seokjin menatap lurus ke depan, seolah memperhatikan segala kegiatan yang sedang terjadi di taman rumah sakit dari bangku yang mereka duduki, padahal pikiran mereka sama-sama terbang entah kemana.

"Kau yakin tidak apa-apa?" Seokjin akhirnya bertanya lagi untuk menyudahi hening yang berkepanjangan. "Wajahmu juga terluka."

"Hanya goresan tipis di pipi, sama sekali tidak parah." Seulgi menjawab seadanya.

"Kau—"

"Aku tidak apa-apa, oppa." Seulgi langsung memotong Seokjin dengan jengah. "Oppa sudah menanyakannya."

Seokjin melirik Seulgi dari sudut matanya, mencoba mengamati ekspresi perempuan itu.

"Secara keseluruhan, kau baik-baik saja?"

"Dari pada mencoba memastikannya, menurut oppa sendiri bagaimana?" Seulgi balik bertanya. "Apa aku terlihat baik-baik saja?"

Seokjin terdiam. Dia tahu jawabannya namun tidak berniat untuk membuka mulutnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada Jaebum?" Seokjin langsung mengalihkan topik. "Kau sempat berbicara pada dokternya kan?"

"Psikiater lebih tepatnya. " Seulgi mengoreksi, kemudian menghembuskan napas beratnya. "Aku tidak sadar kalau selama ini dia sakit."

"Apa yang dokter itu katakan padamu?"

"Tidak banyak." Mulut Seulgi menjawab dengan sekenanya, sedangkan otaknya memutar kembali pembicaraannya dengan Dokter Ji tadi.

"Anda Kang Seulgi?"  Itu yang pertama kali Dokter itu ucapkan saat melihat Seulgi duduk di hadapannya.

"Y-ya, Dokter." Seulgi sedikit ragu ketika dokter itu mengetahui namanya bahkan saat dia belum memperkenalkan diri. "Anda mengenal saya?"

"Saya banyak mendengar cerita tentang Anda, Kang Seulgi-ssi."

"Dari Jaebum?"

Dokter itu mengangguk sambil tersenyum lembut. "Jaebum-ssi menjadi pasien saya sejak dia lulus SMA. Sempat berhenti sekitar lima tahun yang lalu karena kondisinya yang membaik, namun dia kembali akhir-akhir ini karena merasa penyakitnya kambuh lagi."

"Boleh saya tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Jaebum, Dokter?"

"Tentu." Dokter itu tersenyum lagi. "Jaebum sendiri juga ingin kau tahu apa yang dia rasakan selama ini."

"Jaebum menderita Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stress pascatrauma." Dokter bernama lengkap Ji Sunwoo itu mulai menjelaskan. Sedangkan Seulgi yang terkejut hanya bisa mendengarkan. "Gangguan ini muncul setelah dia mengalami perundungan sejak sekolah dasar, tepatnya setelah Anda pindah, Kang Seulgi-ssi."

Disapproval Marriage Where stories live. Discover now