21| Chance

555 92 56
                                    

Seulgi menatap kosong pada kursi di hadapannya yang seminggu ini kehilangan penghuninya. Setelah empat tahun tak pernah sarapan sendirian karena Jaebum yang selalu menyempatkan diri untuk sarapan bersama bahkan di hari super sibuknya, hari ini adalah hari ketujuh Seulgi dibiarkan sarapan sendirian. Jaebum tak pernah pulang setelah pergi malam itu, namun Seulgi tak pernah absen untuk mengirim pesan kepada laki-laki itu untuk memberi kabar dan laporan seperti apa yang tertera pada Peraturan yang sudah mereka sepakati.


Untuk: Jeybi

Aku akan pergi kerja.


Seulgi berniat untuk langsung menyimpan kembali ponselnya karena yakin tak akan menerima balasan apapun dari Jaebum, namun dia berubah pikiran setelah menghela napas panjang dan  memutuskan untuk mengirimi pesan lain untuk laki-laki itu.


Untuk: Jeybi

Kau ada di kantormu hari ini?
Ayo kita bicara.


Seulgi langsung bangkit setelah mengirim pesan tersebut, lantas berjalan ke wastafel untuk mencuci piring dan alat masak. Setelah selesai, Seulgi kembali untuk mengecek ponsel yang masih tergeletak di atas meja makan dan menemukan sebuah balasan dari Jaebum.

Dari: Jeybi

Aku sedang tidak di kantor.
Kita bicarakan setelah aku pulang.

Untuk: Jeybi

Baiklah, aku akan menunggumu.


💍💍

Jaebum langsung mengunci layar ponselnya setelah menerima balasan dari Seulgi, lantas mendongakkan kepalanya untuk menatap seorang wanita dalam balutan jas putih yang saat ini sedang duduk di hadapannya.

"Kau baik-baik saja, Jaebum-ssi?" Tanya wanita itu setelah melihat wajah lesu Jaebum.

"Aku tak akan kembali ke tempat ini jika baik-baik saja, Dokter Ji ."

Dokter itu tersenyum tipis, lantas mengambil sebuah jurnal dari dalam lacinya. "Benar. Boleh aku tahu apa keluhanmu kali ini?"

"Kau tahu, aku jarang sekali kambuh setelah berobat denganmu. Bahkan bisa dikatakan, aku tidak akan kambuh jika tidak sedang stress dan banyak pikiran tentang pekerjaan." Jaebum mulai menjelaskan. "Tapi seperti yang semua orang tahu, aku mulai menyukai pekerjaanku. Semua tugas yang menurutku berat, bisa aku selesaikan tanpa membuatku stress."

"Kau benar. Kau bisa mengatasi itu, buktinya kau sudah tidak kambuh lagi selama hampir lima tahun ini, Jaebum-ssi."

Jaebum menggeleng pelan. "Kau salah, Dokter. Aku sudah tiga kali kambuh, empat tahun yang lalu, satu minggu lalu, dan kemarin."

Dokter Ji terkejut. "Kenapa kau tidak memberitahuku empat tahun yang lalu?"

"Masalahnya, itu bukan karena stress pekerjaan, melainkan karena perempuan itu sendiri."

"Karena Kang Seulgi?" Dokter Ji bertanya dengan hati-hati.

Jaebum mengangguk. "Kami sudah bertunangan selama empat tahun. Di awal pertunangan, aku kambuh karena Seulgi membawa sebuah nama yang hanya mengingatkanku tentang luka, namun setelah itu, semuanya baik-baik saja. Aku tidak kambuh lagi dan bahkan tidak pernah bermimpi buruk lagi."

"Lantas kenapa kau bisa kambuh lagi sekarang?"

"Aku rasa, penyebabnya sudah berganti." Jaebum berucap dengan tenang. "Dulu, aku selalu berusaha untuk melupakan Seulgi dengan melakukan hal-hal berat yang membuatku stress."

Disapproval Marriage Where stories live. Discover now