15| Blame

620 102 19
                                    

Jaebum memperhatikan semangkuk bibimbap di hadapannya dengan tatapan penuh penilaian. Di depannya, Seulgi menatapnya dengan mata yang berbinar dan penuh antusias. Pagi ini Seulgi yang menyiapkan sarapan seperti yang diminta oleh Jaebum, perempuan itu bahkan bangun sangat awal untuk menonton video di YouTube demi menyiapkan bibimbap ini. Mendadak Seulgi jadi tertarik dengan memasak, dan menyesal karena tidak mencobanya sejak lama.

"Cepat makan! Kenapa kau hanya melihat saja?" Seulgi sudah gemas.

"Kau tidak makan?" Jaebum balik bertanya. "Kau hanya memasaknya satu?"

"Tak apa, aku bisa memasaknya lagi nanti setelah melihat reaksimu." Ucap Seulgi. "Kau makanlah, cepat."

"Potongan sayurnya tidak simetris." Komentar Jaebum sambil menyiapkan sendok dan sumpit. "Kau masih takut-takut dalam memotongnya."

"Waah," Seulgi takjub. "Kau bisa tahu hanya dengan melihat hasilnya?"

Jaebum mengangguk, kemudian memasukkan sejumput wortel ke dalam mulutnya. Laki-laki itu mengunyahnya beberapa kali, lalu menelannya tanpa perubahan ekspresi sehingga Seulgi tidak bisa menebak penilaian Jaebum dari raut wajahnya.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Seulgi penasaran, kedua matanya penuh dengan binar. "Enak?"

"Tidak ada rasa."

"Tidak ada rasa?" Kini nada bicaranya berubah lemas.

Jaebum mengangguk, kemudian menyuapi wortel itu ke dalam mulut Seulgi.

"Hm, tidak terlalu buruk kok." Seulgi seolah memberi pembelaan.

"Aku tidak bilang itu buruk."

Seulgi mendengus. "Benar, kau hanya bilang itu tidak ada rasanya."

Jaebum tidak membalas, dia melanjutkan aksinya dengan mencicipi telur goreng buatan Seulgi yang bentuknya tidak sempurna, kerak di pinggir dan permukaan yang tidak halus.

"Telurnya terlalu asin."

"Kalau begitu, cocok dengan sayurnya yang tidak ada rasa." Celetuk Seulgi dengan asal. "Ya kan?"

Jaebum kembali mengabaikan ucapan Seulgi, kini laki-laki itu menyingkap telur dan sayuran ke pinggir mangkuk untuk melihat nasi di dalamnya, dan detik setelahnya, kerutan di dahinyalah yang berbicara.

"Seul, sungguh, kau tak bisa memasak nasi?" Jaebum menatap Seulgi dengan tatapan yang merendahkan harga diri perempuan itu. "Ini bahkan bisa dikategorikan sebagai bubur."

"Tidak terlalu buruk kok." Seulgi mengambil sendok yang baru, kemudian menyendok nasi yang Jaebum kategorikan seperti bubur itu. "Masih bisa dimakan."

"Sungguh, Seul, kau benar-benar luar biasa." Jaebum menyendok nasi itu, dan menuangkannya kembali ke dalam mangkuk seperti menuangkan air. "Dia bahkan memiliki bunyi seperti kuah kari."

"Yak! Tak usah mengejekku!" Pekik Seulgi. "Lagian, kau sendiri yang tidak mengajariku caranya memasak nasi. Kau cuma jelaskan cara memotong dan menumis sayur."

"Karena itu hanya tentang menanak nasi. Kukira kau bisa."

Seulgi mendengus. "Aku sudah katakan padamu, aku sama sekali tidak bisa memasak!"

Jaebum menghela napas berat. "Sudahlah. Lagi pula ini merupakan yang pertama bagimu."

"Kuberi nilai 2 dari 10." Jaebum bangkit dari duduknya sambil membawa mangkuk bibimbap. "Kalau kau bisa dapatkan 5, kuberi kau hadiah."

Disapproval Marriage Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin