24| You Were Beautiful

621 99 34
                                    

"Kau mau berkunjung ke rumah sakit lagi?" Tanya Wendy pada Seulgi yang sedang mengemas bekal di meja dapurnya.

"Aku sudah janji akan sarapan bersamanya pagi ini." Seulgi menutup dua kotak bekal yang sudah ditumpuk itu mengunakan kain lalu mengikatnya dengan susah payah karena gips di tangan kanannya belum dilepas.

"Lalu bagaimana dengan sarapanku?"

"Ada di meja makan." Jawab Seulgi pada Wendy yang sedang meneguk air mineral dan berdiri di sampingnya. "Hari ini kau sarapan sendirian ya."

"Ya, ya. Aku paham. Terimakasih, Istriku."

Seulgi sontak tertawa. "Dasar gila."

"Kenapa? Kita memang sudah seperti pasangan yang sudah menikah, kita tinggal bersama dan kau selalu memasak untuk kita." Ucap Wendy yang entah sedang menyindir atau hanya sekedar bercanda.

Sayangnya, Seulgi menganggap itu sebagai sindiran. "Kau sedang mengusirku, huh? Aku baru satu minggu menginap di rumahmu, Shon Wendy!"

Wendy langsung membungkukkan badannya dengan sopan setelah diteriaki Seulgi. "Maafkan saya, Sutradara-nim. Saya salah karena sudah mencoba mengusir Anda."

Seulgi hanya terkekeh, "Ayo bantu aku masukkan bekalnya ke dalam mobil."

"Tapi aku serius, Seul." Wendy langsung berjalan menyusul Seulgi sambil membawakan kotak bekal. "Sudah satu minggu, apa Jaebum tidak mencarimu?"

"Dia sudah menemukanku, beberapa kali. Tapi aku menolak untuk ikut pulang bersamanya. Aku katakan padanya, semuanya hanya akan semakin buruk jika aku pulang dengan perasaan yang masih berantakan seperti ini. Jadi aku meminta waktu untuk sendiri dulu." Jawab Seulgi. "Entah karena dia sudah lelah meladeniku atau karena sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa, dia hanya mengiyakannya saja."

"Tapi tetap saja, Seul. Sudah satu minggu. Kau tega meninggalkannya lebih lama lagi?" Tanya Wendy. "Lagi pula kalian akan segera menikah, berbaikanlah secepatnya. Tidak ada baiknya bersikap keras kepala begini."

"Iya, Wen, aku tahu." Seulgi menghela napas jengah sambil membuka pintu mobilnya. "Aku memang akan berencana pulang malam ini."

Wendy langsung mengerutkan dahinya ketika mendengar ucapan Seulgi. "Terus kenapa kau malah ke rumah sakit sekarang?"

"Apa salahnya?" Seulgi balik bertanya sambil mengambil kotak bekal dari tangan Wendy dan meletakkan ke dalam mobil. "Aku bilang akan pulang malam ini, bukan detik ini."

"Seul," Wendy menatap Seulgi lekat-lekat seolah menyuruh sahabatnya itu untuk menghentikan segala aktifitas dan balas menatap matanya. "Kenapa kau lakukan ini pada mereka?"

"Lakukan apa?"

"Jangan pura-pura bodoh." Wendy menakan kalimatnya. "Sebelumnya, aku mengatakan ini karena kau adalah sahabatku, jadi jangan salah paham. Tapi sungguh, Seul, apa yang sebenarnya sedang kau lakukan?"

"Aku benar-benar tak mengerti, Wen."

Wendy berdecak kesal. "Kau.. benar-benar mau menikah dengan Jaebum? Kenapa?"

"Kau kasihan padanya, iyakan?" Wendy langsung menyela, sengaja tak memberi kesempatan untuk Seulgi menjawab. "Dan sekarang, kau sering menemui Taehyung di rumah sakit. Kenapa?"

"Kau juga kasihan padanya, iyakan?" Wendy menyela lagi. "Kau kasihan pada Jaebum karena dia sahabat kecilmu, dan kau kasihan pada Taehyung karena dia teluka setelah menyelamatkanmu. Tapi, apa kau tak kasihan dengan dirimu sendiri?"

Disapproval Marriage Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt