8 | Sleepover

715 105 18
                                    

Mata Seulgi terpejam rapat bersamaan dengan detakan jantung yang memburu, sekujur badannya menegang kala merasakan udara di sekitarnya kian menipis. Hampir empat tahun menjalin hubungan dengan Taehyung, tapi mereka tak pernah seintim ini. Mengakibatkan Seulgi tak pernah tahu bahwa debaran hebat dan sedikit rasa takut ternyata bisa menguasainya seperti ini. Seulgi rasanya hampir gila saat merasakan deruan napas Taehyung menyapu daun telinganya, menciptakan kehangatan yang hampir terasa panas di sekitar telinganya.

"Tidak, Sayang." Taehyung berbisik dalam. Badan Seulgi langsung tersentak, suara yang keluar dari mulut Taehyung itu terdengar begitu sensual dan dalam. Seulgi hampir melupakan apa yang laki-laki itu katakan sampai akhirnya dia tersadar dan membuka matanya, mendapati Taehyung masih berada di atas tubuhnya dengan bertumpu pada kedua siku. Laki-laki itu tersenyum tipis, merapikan rambut depan Seulgi dengan salah satu tangannya. "Kau terlalu berharga."

Seulgi menatap Taehyung lekat, detakan jantung yang semula memburu kini mulai mereda namun belum stabil, nafasnya terengah, dan tanpa alasan yang jelas Seulgi merasa ingin menangis. Mungkin karena dia menyadari bagaimana sebenarnya Taehyung begitu menginginkannya, namun laki-laki itu harus menahan keinginannya karena perempuan yang dia cintai adalah orang yang terlalu berharga.

Seulgi tahu Taehyung ingin melanjutkan aksi dan menyelesaikannya sampai tuntas, wajar saja, mareka sudah berkencan selama hampir empat tahun. Seulgi bisa melihat ada kabut tipis di matanya yang seolah berkata begitu, namun laki-laki itu berusaha menahan dan menguburnya dengan seulas senyuman tipis yang perih.

"Sudah larut malam." Taehyung bangkit dari atas tubuh Seulgi. "Orangtuamu pasti khawatir, ayo kuantar pulang."

"Persetan dengan mereka." Seulgi menahan salah satu lengan Taehyung dan langsung menariknya sampai laki-laki itu terjatuh di atas tubuhnya, kemudian dengan gerakan kilat, Seulgi berhasil membalikkan posisi mereka.

Kedua mata Taehyung terbuka lebar saat mendapati Seulgi menduduki perutnya, kemudian berhambur menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Taehyung, kepalanya bersandar dengan nyaman di atas dada bidang laki-laki itu, kedua tangannya meremas sisi baju yang dikenakan Taehyung, sampai akhirnya suara isakan terdengar dari bibir mungilnya. Taehyung terkejut.

"S-Seulgi-ah?" Tangan Taehyung bergetar saat mencoba mengelus kepala gadis itu. Dia sudah kesulitan bernapas dengan jantung yang bekerja tidak normal karena Seulgi menimpa tubuhnya, sekarang dia sudah seperti orang yang kehilangan akal dan tidak tahu bagaimana cara menggerakkan anggota tubuhnya.

"Ini hari ulangtahunmu." Seulgi semakin terisak, Taehyung bisa merasakan dadanya basah dengan air mata perempuan itu. "Kenapa kau masih memikirkan mereka?"

"Aku datang ke sini untuk merayakan ulangtahunmu, bukan untuk kau antar pulang." Taehyung merasakan jantungnya mencelos ketika Seulgi berkata begitu. "Aku ingin bersamamu sampai pagi menjemput."

"Seulgi-ah.." Seulgi tak tahu bahwa Taehyung masih berusaha menahan diri, dia tahu mereka tak bisa melakukan itu.

Seulgi langsung menggeleng, makin menempelkan kepalanya di dada bidang Taehyung. "Tak apa jikatak melakukan apapun, aku hanya ingin bersamamu."

"Seul.."

Seulgi langsung mendongakkan kepalanya, mengangkat tubuhnya sedikit untuk mempertemukan matanya dengan milik Taehyung. Mata dengan kelopak tunggal itu berbinar penuh memohon, sedangkan pemilik sepasang mata di bawahnya sudah tidak berdaya.

"Tae.." Seulgi berucap lembut, membuat Taehyung merasakan getaran kecil di sekujur tubuhnya. "Ya? Sekali ini saja, ya? Sekali ini saja, jangan antar aku pulang."

Taehyung masih berusaha menahan dirinya, namun tatapan penuh memelas Seulgi yang serupa anak anjing itu jelas tak bisa ditolak. Lantas Taehyung menghela napas pasrah, tersenyum tipis sambil menghapus jejak air mata di pipi Seulgi. "Ya sudah, ganti pakaianmu dengan piyamaku."

Disapproval Marriage Where stories live. Discover now