20| Sober

586 98 46
                                    

Malam itu Seulgi sedang berbicara dengan Wendy di telepon ketika mendengar suara seperti kaca yang pecah yang datangnya dari arah dapur. Seulgi buru-buru mematikan panggilan dan langsung menuju dapur dengan cemas. Seulgi langsung berlari ketika menemukan Jaebum berjongkok di dekat cangkir yang pecah sambil menutup telinganya dengan tangan yang bergetar, keringat dingin mulai terlihat di keningnya, udara di sekitar laki-laki itu seolah menipis dan membuatnya kesulitan bernapas.

"Jaebum-ah." Seulgi menyentuh tangan Jaebum dengan lembut setelah mengambil tempat untuk berjongkok di hadapan laki-laki itu, kekhawatiran mulai terlihat jelas di wajahnya ketika menyadari hal yang terjadi saat ini persis seperti empat tahun yang lalu. Dan sialnya saat itu dia tidak bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada Jaebum. "Hei, tak apa-apa. Bernapaslah."

Jaebum menatap Seulgi dengan mata yang bergetar dan muka yang sudah memerah sampai ke telinga dan leher. Dia masih sulit bernapas, sesuatu terasa seperti menyekat tenggorokannya bersamaan dengan jantung yang berdebar jauh lebih cepat dari biasanya.

"Jae.." Seulgi meletakkan satu lagi tangannya di atas tangan Jaebum, kini kedua tangannya memegangi tangan laki-laki itu yang masih mencoba untuk menutupi telinganya. Jaebum langsung menggeleng, kemudian menundukkan kepalanya karena tidak mau dilihat oleh Seulgi saat dia mulai menangis. Namun Seulgi menaikkan kepala laki-laki itu dengan lembut sampai mata mereka kembali bertemu. "Jae, tak apa-apa."

"Tak apa-apa." Hanya itu yang bisa Seulgi ucapkan ketika menghapus air mata Jaebum dengan senyuman tipis yang menenangkan. "Aku di sini."

"Kau akan baik-baik saja." Seulgi langsung memeluk Jaebum ketika laki-laki itu sudah mulai tenang, namun hal itu justru membuat tangisan Jaebum semakin pecah dan dia mulai terisak di dalam pelukan Seulgi. "Kau akan baik-baik saja, Jae."

Lambat laun tangisan itu melemah sampai akhirnya benar-benar lenyap bersamaan dengan kesadaran yang sementara pergi meninggalkan Jaebum.

💍💍

Taehyung langsung mengunci layar ponselnya setelah mengirim uang bulanan untuk ibu dan kakaknya via mobile banking. Sejak empat tahun lalu, Taehyung mulai membatasi dan menjauhkan diri dari keluarga. Dia tidak pernah pulang ke rumah, bahkan saat ibunya ulang tahun. Taehyung hanya memberikan ucapan selamat dan maaf karena tidak bisa datang dikarenakan kesibukannya. Orang yang mengenalnya mengatakan bahwa dia sudah berubah menjadi sosok yang dingin dan terlalu menomorsatukan pekerjaan, tapi bagi Taehyung, dia tidak benar-benar berubah, semua itu hanya pengalihan dari luka lamanya. Karena nyatanya, dia masih memiliki perasaan yang sama untuk perempuan yang dia cintai empat tahun lalu. Taehyung tak pernah berubah.

"Kau berkencan dengannya?"

Taehyung sempat merasa senang saat Seulgi mempertanyakan itu karena baginya pertanyaan itu mengartikan sebuah sikap yang menunjukkan rasa cemburu.

Namun yang dikatakan perempuan itu justru, "Aku menasihatimu, berkencanlah."

Taehyung tersenyum kecut, sialnya, Seulgi bukan satu-satunya orang yang menyuruhnya untuk berkencan saat itu.

"Dia pacarmu?" Jaebum saat itu tiba-tiba mendekatinya setelah Tzuyu sudah pergi bersama Manajernya, sedangkan Seulgi sedang mengobrol dengan seorang staff di dekat panggung.

"Jangan merasa aman begitu, aku belum pernah berkencan setelah putus dengan Seulgi." Taehyung membalas Jaebum dengan kekehan yang terkesan sinis.

"Oh ya? Kenapa?"

"Kau akan menyesal mempertanyakan itu. Aku tak akan berkencan sebelum Seulgi menikah dan menjadi sepenuhnya milik orang lain." Jawab Taehyung penuh penekanan. "Karena sebelum itu terjadi, aku bisa kapan saja mengambil Seulgi kembali darimu, atau dari siapapun."

Disapproval Marriage Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora