23| Ambiguous

551 99 32
                                    

Seulgi memperhatikan telapak tangannya yang berbekas jejak darah yang mengering ketika dia duduk di depan ruang operasi dengan lampu yang redup. Seulgi menahan lengan kanannya yang terasa sakit, namun hangatnya genggaman tangan Taehyung saat itu masih samar-samar dia rasakan. Seulgi tak habis pikir bagaimana Taehyung masih bisa peduli dengannya, menggenggam tangannya saat dia takut, bahkan melindunginya dari bahaya. Taehyung yang dengan sigap langsung menarik Seulgi dan pelukan erat laki-laki itu saat mereka terjatuh masih bisa Seulgi ingat dengan jelas. Seulgi tak bisa melupakan keadaan Taehyung saat mereka sudah menghantam lantai, laki-laki itu masih sempat menggenggam tangannya saat kesadaran mulai meninggalkannya dengan kepala yang sudah bocor.

"Tak akan kulepas." Tangisan Seulgi kembali pecah begitu dia menundukkan kepalanya. Seulgi takut. Bahkan saat dia melepaskan tangannya dari Taehyung yang mulai dibawa masuk ke dalam ruang operasi, Seulgi sangat takut. Bagaimana kalau genggaman itu terlepas untuk selamanya? Bagaimana kalau itu adalah terakhir kalinya tangan mereka saling menggenggam?

"Ini semua salahmu!"

Suara Tzuyu di ujung lain kursi dari tadi menyalahkan Seulgi. Seulgi hanya menganggukkan kepalanya seiring dengan isakan yang semakin kuat. Karena jujur, Seulgi juga menyalahkan dirinya. Semua ini memang salahnya, seharusnya dari awal dia langsung menepis tangan Taehyung, namun yang Seulgi lakukan justru mengeratkan gengggaman tangannya.

"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Taehyung Oppa, aku akan menuntutmu! Aku akan menuntut Mal sialan itu juga!" Tzuyu dari tadi berteriak sambil menangis. Seulgi hanya menerimanya tanpa ada sedikit niatanpun untuk membalas. "Kau harus tanggung jawab! UR Mal harus tanggung jawab!"

"Berhentilah menangis!" Tzuyu tiba-tiba sudah berada di depan Seulgi dan langsung menarik tangannya untuk berdiri. "Pergi dari sini dan urus semuanya!"

Seulgi meringis kesakitan sambil memegangi pergelangan tangan kanannya yang tadi ditarik Tzuyu.

"Sakit, hah?" Tzuyu kembali menarik tangan Seulgi. "Seharusnya kau yang berada di dalam sana, bukan Taehyung oppa!"

"Tzuyu-ssi!!" Tangan Tzuyu langsung ditarik sampai terlepas dari milik Seulgi oleh sebuah tangan yang lebih besar dan kekar. Tzuyu langsung diseret ke belakang, kemudian tangan itu menyentuh pipi Seulgi dan menaikkan kepala mungil itu dengan lembut sampai mata mereka saling bertemu. "Kau baik-baik saja, Seulgi-ah?"

Seulgi langsung berhambur memeluk tubuh kekar itu dan menggeleng di dalam sana dengan tangisan yang kembali pecah. "Jaebum, aku takut."

"Di sana sangat gelap. Lantainya sangat licin. Dan.. di sana sangat gelap dan..." Seulgi mendadak kembali merasa panik. "Aku.. aku sangat takut.. di sana sangat gelap. A..aku menuruni tangga tapi... tangganya tidak ada. Aku—"

Seulgi langsung menggeleng cepat. "Aku tidak apa-apa, tapi Taehyung—"

"Seul, tenanglah." Jaebum berucap dengan lembut sambil melepaskan pelukannya, Seulgi kembali menggelengkan kepalanya sambil terisak. "Taehyung.. Taehyung terluka karenaku, Jae. Ini semua salahku."

"Kau juga terluka, Seul." Jaebum menarik pelan tangan kanan Seulgi dan langsung membuat perempuan itu meringis kesakitan. "Ayo kita periksa."

Seulgi langsung menggeleng. "Aku baik-baik saja, Jaebum. Tapi Taehyung, aku takut dia—"

"Seul.."

"Kepalanya berdarah." Seulgi memperhatikan telapak tangannya yang mulai bergetar dan masih terdapat jejak darah milik Taehyung. "Dia langsung tidak sadarkan diri. Ini semua salahku, bagaimana kalau dia sampai—"

"Seulgi, ini bukan salahmu. Aku yang akan bertanggung jawab." Jaebum memegang kedua pundak Seulgi. "Kau adalah prioritasku, kesehatan dan keselamatanmu adalah yang utama. Jadi, ayo kita periksa kondisimu dulu. Tentang Taehyung dan yang lainnya, aku yang akan mengurusnya."

Disapproval Marriage Where stories live. Discover now