22| Falling

599 107 33
                                    

Taehyung hanya bisa menatap nanar sosok Seulgi yang sedang berbincang dengan Jaebum di depan panggung. Padahal niatnya hari ini murni untuk bekerja karena jadwalnya rehearsal untuk acara Mal milik keluarga Jaebum, namun urusan hatinya justru langsung mengambil alih sesaat setelah melihat Jaebum dan Seulgi masuk ke dalam venue.

Di sudut lain ruangan ada Tzuyu yang dari tadi memperhatikan Taehyung yang menatap ke arah Seulgi dengan tatapan patah hati. Tzuyu berdecak sebal, memilih untuk pergi ke tempat yang memungkinkannya untuk tidak melihat Taehyung.

"Seulgi-ah, tolong di sini dulu ya sampai selesai rehearsal. Aku ada rapat di kantor." Ucap Jaebum. "Nanti bertemu di restoran biasa?"

Seulgi tersenyum tipis, lantas mengangguk setelah paham maksud dari restoran biasa adalah tempat mereka biasanya makan malam di luar, dan itu artinya Seulgi harus tetap berada di sini sampai malam.

Senyuman di bibir Jaebum tertarik, laki-laki itu langsung beranjak pergi setelah mengecup sekilas puncak kepala Seulgi. Jaebum masih tersenyum ketika melangkah menjauhi Seulgi, namun senyumannya perlahan berubah menjadi seringai ketika mendapati Taehyung masih memandanginya sejak tadi.

Taehyung yang mulai muak, langsung beranjak dari tempatnya, namun dihalangi oleh Jaebum yang tiba-tiba berhenti di hadapannya.

"Kau sudah dapat undangannya, kan?" Jaebum tersenyum puas, menatap Taehyung penuh kemenangan.

"Ya, untungnya." Taehyung mencoba untuk tidak gentar meski kedua tangannya sudah terkepal dan siap mendarat di wajah laki-laki itu. "Aku jadi bisa tahu kapan aku bisa mengacaukan pernihakan kalian."

Jaebum tertawa. "Menyerahlah, Kim Taehyung. Bukankah ini saat-saat yang kau katakan? Kau akan segera berkencan dengan perempuan lain jika Seulgi menikah kan?"

"Masih ada sisa waktu satu bulan." Taehyung tersenyum miring. "Dan akan kubuat itu menjadi saat-saat paling tidak tenang untukmu."

"Asal kau tau saja, Im Jaebum. Mendengar kabar kalian akan menikah, tidak membuat aku kehilangan semangat atau bahkan putus asa sama sekali. Justru, aku merasa semakin termotivasi untuk merebut Seulgi kembali." Taehyung melempar pandangannya untuk melirik Seulgi yang sedang berbincang dengan seorang staff panggung. "Karena aku tidak tega melihat Seulgi yang seperti ini, tidak bahagia sama sekali."

"Tahu apa kau?"

"Aku tahu Seulgi, lebih dalam darimu. Senyum yang dia tunjukkan saat di depanmu, apa kau melihatnya?" Taehyung kembali menatap Jaebum lekat. "Di mataku, dia terlihat terlalu memaksakan diri untuk terlihat bahagia untukmu. Dia hanya menyiksa dirinya sendiri."

Jaebum berdecak. "Jangan berlagak seolah kau tahu segalanya, kau meninggalkannya empat tahun lalu."

Taehyung menggeleng. "Kau yang merampasnya dariku, dan aku tak pernah benar-benar merelakannya. Jadi, tunggulah, aku bisa kapan saja mengambil Seulgi kembali darimu. Bahkan saat kau menunggunya di altar, aku akan membawanya berlari bersamaku."

"Jangan gila, kau pikir Seulgi mau?"

"Mau kita buktikan saja?" Tanya Taehyung dengan mantab. "Undangan itu tidak ada apa-apanya sebelum kalian benar-benar resmi di mata hukum, tapi maaf saja, aku tidak akan membiarkan itu terjadi."

Taehyung langsung melanjutkan langkahnya setelah sengaja melanggar bahu Jaebum yang menghalangi jalannya. Jaebum langsung menolehkan kepalanya untuk memperhatikan Taehyung karena dia tahu laki-laki itu pasti sedang menuju Seulgi. Dan benar saja, Jaebum langsung melotot saat Taehyung mulai berbicara dengan calon istrinya, namun Jaebum tak dapat melakukan apapun karena ponselnya terus berdering dan memaksanya untuk menghadiri rapat.

Disapproval Marriage Donde viven las historias. Descúbrelo ahora