04 ● ENCOUNTER

86.5K 3.3K 29
                                    

Sore itu, Alex sedang mengadakan rapat bersama tim pengacara, perwakilan BOD dan perencana keuangan untuk membahas pengambil-alihan sebuah perusahaan teknologi yang sedang berkembang.

Sementara mereka yang berada di hadapan Alex tampak begitu serius, ia justru terlihat santai dengan punggung bersandar pada kursi CEO. Satu tangannya berada di atas meja dengan jari telunjuk mengetuk-etuk pelan permukaan meja tersebut. Ia tengah mendengarkan pendapat para peserta meeting.

"Perusahaan ini membukukan laba yang cukup besar di kuartal pertama" gumam Hector, salah satu perencana keuangan yang ditunjuk perusahaan Alex.

"Tapi jika dibandingkan dengan Burbank Tech, rasio hutang mereka cukup tinggi-" giliran salah satu Board Of Directors menimpali.

Alex pun menyela. "Selama likuiditas dan performa masih bagus, sedikit hutang yang lebih tinggi tidak selalu buruk" ucapnya.

Hector langsung mengangguk setuju. "Betul Pak" dukungnya terhadap sang pemimpin.
"Semua indikator keuangan perusahaan ini sehat, prospeknya bagus" ujarnya memperkuat argumen Alex.

Alex mengangguk masih dengan terus mengetuk-etuk meja. Ia mendengarkan berbagai macam pro kontra yang kini bermunculan.

"Tapi nilai yang mereka ajukan masih terlalu besar, lima belas milyar dolar..." Hector pun kembali bicara.

Alex menoleh dan menghentikan ketukannya.
"Fifteen billion is a no go" Ia seketika menyahut. "Like I said, it's definetely out of the game" Lanjutnya tegas pada orang-orang yang berada di depannya."We need  to make a clever move. I want us to win this... no matter how" Alex kembali mendesis, merasa nilai yang ditawarkan perusahaan yang hendak ia beli terlalu tinggi. Walau begitu ia tetap ingin rencana akuisisinya berhasil.

"Tentu Pak. Minggu depan kita akan re-negotiate. Kita lihat offer dari attorney mereka" lirih perencana keuangan Alex sembari meminta kesanggupan tim pengacara untuk bekerja sama. 

"Set the bid then-"  Alex kembali mendesis. 

Tim pengacara mengerling meminta pencerahan dari para ahli investasi.

"Sepuluh milyar saya rasa angka yang cukup bagus, bagaimana Pak Alex?" Kini giliran Jhony meminta persetujuan.

Alex sejenak berpikir kemudian merespon dengan mengangguk sebagai tanda memberi lampu hijau untuk nominal tersebut. "Try to close the deal at 10, or you can do 11 maximum". Titah Alex disambut anggukan lega tim-nya kala itu.

Setelah pembahasan meeting beralih pada topik yang lebih ringan, tak lama kemudian, seorang pria tampan masuk ke dalam ruangan. Pria tersebut berjalan mendekati Alex. Ia adalah Nicho, senior secretary Alex yang sudah cukup lama bekerja untuknya.

"Pak Alex, ini dokumen yang tadi bapak minta"  Nicho berujar sembari meletakkan sebuah folder map berwarna coklat di hadapan Alex. Alex mengerling Nicho sekilas dan menjawab "oke".

*

Beberapa saat yang lalu, Alex memang telah meminta Nicho untuk menyerahkan laporan penyelidikan mengenai seorang perempuan, siapa lagi kalau bukan yang hendak dijodohkan dengannya.

Alex nampak tak sabar ketika tau Nicho telah selesai melaksanakan tugas tersebut. Dan jadilah Nicho buru-buru memberikan hard-copy file berisi segala informasi mengenai sosok yang dimaksud. 

Maka Alex pun kini menatap tajam folder map yang tergeletak di atas meja. Dengan ragu, ia meraih sisi kanan atas folder dimana tersemat sebuah label bertuliskan nama ROSANA.

Alex membuka folder map dengan hati-hati. Akhirnya sebentar lagi, ia bisa mengetahui seperti apa sosok perempuan yang digadang-gadang sang kakek untuk menjadi istrinya.

MARITAREWhere stories live. Discover now