19 ● HEATED NIGHT

148K 3.7K 83
                                    

Warning

[ 18+ ]

Part ini berisi konten dewasa.

***

Tak ada lagi makanan tersisa untuk Alex. Rosa telah membagikan semua hasil karya masakannya kepada para sekuriti tower. Lagipula pria itu juga pasti sudah makan malam di luar dengan rekan bisnisnya. Jadi tak masalah tak menyisakan apapun untuk sang suami yang kemungkinan pulang sudah dalam keadaan kenyang.

Rosa menatap keluar jendela kamar untuk menghibur diri. Matanya yang sembab memandang kelap kelip lampu malam yang terlihat indah. Ia merasa kesepian, tapi lebih dari itu, ia tengah kecewa dengan sang suami.  Ia tadi menangis meratapi kegagalan rencana makan malamnya dengan Alex. Terlebih laki-laki itu telah membuatnya menunggu. Membuat suasana hati Rosa semakin buruk.

"Udah capek-capek masakin...  pulang telat harus ditanya dulu baru ngabarin... "

"Apa mas Alex pergi sama Shely ya...?"

"Ya Tuhan, Rosa... kenapa kamu mikir kayak gitu sih. .."

Rosa menggeleng-gelengkan kepala. Ia malah menggerutu pada diri sendiri. Gadis itu memang terlalu insecure jika sudah menyangkut suaminya. Ia masih merasa asing menyandang status sebagai istri seorang pria dari kalangan jetsetters seperti Alex.

Namun tak berselang lama, perhatian Rosa teralihkan dengan suara pintu yang menutup.

'Bapak Alex yang terhormat sudah pulang rupanya... katanya mau pulang jam 12, ini masih jam 10 kenapa udah sampai rumah...'

Rosa mencebik kesal sambil berjalan menuju pintu kamar untuk menguncinya. Ia tak ingin lagi Alex diam-diam masuk ke kamarnya walaupun sekedar memandangi dirinya yang tengah terlelap.

Mau seperti apapun kemarahan Rosa pada Alex, tapi tetap saja, begitu tau sang suami sudah pulang dengan selamat ia pasti akan merasa lega. Rosa pun lantas beranjak ke ranjang dan mencoba memejamkan mata.

**

Selang satu jam sejak Alex selesai mandi malam, tapi entah mengapa ia belum merasakan kantuk sama sekali. Kesegaran seusai membersihkan tubuh dengan air hangat masih terasa menguar.

Tiba-tiba intuisi Alex membawanya untuk pergi keluar kamar. Seperti biasa, ia ingin mengecek keberadaan sang istri tercinta. Terkadang pria itu merasa takut jika suatu saat ia tak menemukan Rosa tertidur lelap di kamar dan pergi menghilang entah kemana.

Alex menggerak-gerakan handle pintu kamar Rosa namun tetap saja tak mau membuka. Ia heran sendiri karena tumben istrinya itu mengunci pintu padahal sebelum-sebelumnya tak pernah bertindak demikian.

Dengan mendengus singkat, Alex menyerah dan memilih pergi. Ia sekilas berpikir mungkinkah Rosa marah karena ia ingkar janji? Namun Alex tak mendebat pikirannya lebih lama dan beralih menuju dapur untuk minum.

**

Alex mendudukan dirinya di kursi island (meja pantry) dapur. Ia sudah mengambil sebotol minuman alkohol berkadar rendah rasa raspberry berikut gelas berisi es batu dari kulkas. Alex menuangkan minuman tersebut ke dalam gelasnya kemudian meneguk pelan.

Sambil menikmati penyegaran tersebut, Alex lantas meraih ponsel yang ia bawa dan melihat pesan masuk yang belum ia baca.

From: Jaxon Grant
Tolong sampaikan maaf pada istrimu, Alex. Gara-gara aku rencana dinner kalian batal. Kalau bukan karena ini malam terakhirku di Jakarta, aku tak akan menculikmu seperti tadi.
Hope you two could make it up. Thank you for the business and see you again very soon?

MARITAREUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum