27 🖤 NIGHT IN THE WOODS

171K 3.6K 1K
                                    

Rosa melihat pantulan dirinya di cermin sambil sesekali melirik seorang hair-dresser yang tengah mengeringkan rambutnya. Sedari pagi gadis itu terus membatin, ada apa gerangan Kakek Marwan melemparnya masuk ke sebuah beauty salon & spa dengan tiba-tiba?

Hampir tiga jam sudah Rosa berada di tempat tersebut. Disana, ia mendapatkan berbagai macam perawatan tubuh dari ujung kaki hingga ujung kepala, sebut saja; manicure, pedicure, lulur, pijat, mandi susu, berbagai macam body treatment, facial hingga hair treatment.

'Kenapa ya Kakek Marwan minta aku spa lengkap banget kayak gini? Apa bakal ada acara penting?' Gumam Rosa penuh tanya dalam sanubari.

"Done!" Tiba-tiba saja suara melengking sang hair-dresser laki-laki membuyarkan lamunannya.

"Gorgeous banget sweetie" seru si hair-dresser dengan nada kemayu.

Rosa membalas pujian lelaki itu dengan menyunggingkan senyum.

"halusnya..." gumam Rosa takjub begitu jari-jarinya membelai surainya yang sudah dirawat sedemikian rupa. Ia mengambil sejumput rambutnya dan mencium semerbak harum bunga mawar yang menguar.

'Jadi ini yang namanya best-hair day...' senang Rosa dalam hati merasakan rambut lurus hitamnya halus lembut bak kain sutra.

Tidak hanya rambut Rosa saja yang terlihat semakin bersinar. Kulit putihnya pun bertambah licin dan wangi mawar. Kukunya juga di cat warna natural dengan sentuhan glossy, cocok untuk dirinya yang masih remaja. Tak sia-sia kakek Marwan mengirimnya untuk pergi spa sedari pagi. Gadis itu makin terlihat fresh.

***

"Bi Siwi, kita mau kemana?" Tanya Rosa risau pada wanita tua yang duduk disampingnya saat berada di dalam mobil.

Bi siwi menoleh dan menyunggingkan sebuah senyum iseng. "Ada deh... nanti mbak Rosa juga tau" Ucap Bi Siwi yang tak menjawab pertanyaan Rosa dan sukses membuat gadis itu penasaran.

Rosa merasa hari itu banyak hal mencurigakan terjadi. Setelah ia dipaksa masuk melakukan perawatan di dalam spa, berikutnya ia langsung diculik oleh bi siwi meninggalkan padatnya suasana kota.

'Ada apa ini.. Kenapa pake main rahasia-rahasiaan segala?' Batin Rosa gemas sembari setengah cemberut merasa hanya ia sendiri yang tidak tau apa yang tengah terjadi.

***

Mobil yang dikemudikan pak Hilman dengan penumpang Rosa dan Bi Siwi akhirnya berhenti di pelataran depan sebuah rumah kecil di tengah hutan. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, akhirnya mereka sampai di tujuan. Bi siwi kemudian membimbing Rosa untuk segera turun dari mobil. Gadis itu langsung mengerjapkan mata begitu mendapati panorama indah yang terhampar di sekelilingnya.

Saat itu jam masih menunjukkan pukul empat sore, namun suasana sepi dan tenang sudah bisa Rosa rasakan. Ia disambut suara kicauan burung liar, pemandangan pohon pinus yang berjejer rapi serta rasa sejuk udara segar yang belum tercemar polusi. Kondisi tersebut berbeda sekali dengan hiruk pikuk tempat tinggalnya dengan sang suami di kawasan CBD.

Hati Rosa semakin takjub ketika berpaling dan melihat sebuah rumah kecil yang terbangun di atas tanah. Rumah itu terlihat sederhana, namun bersih dan aestetik. Agaknya semua dinding dan lantainya terbuat dari kayu. Benar-benar rumah yang menyesuaikan dengan kondisi hutan. Hunian tersebut memang adalah rumah bertipe "cabin" dengan sentuhan western yang kental.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MARITAREWhere stories live. Discover now