13 ● BROKE UP

105K 3.4K 162
                                    


Mata elang Alex melihat jam yang ada di tangan kirinya. Waktu menunjukkan pukul 16.20, yang berarti ia sudah terlambat 20 menit dari janji temunya dengan sang kekasih atau yang mungkin sebentar lagi akan jadi mantan, Shely Tania.

Ting

Pintu lift terbuka. Alex melangkahkan kaki keluar dan berjalan menyusuri lorong sebuah kantor di lantai 23. Ia kemudian disambut oleh seorang sekretaris yang tengah terduduk di office desk.  Si sekretaris pun berdiri dan memberi salam ketika Alex melintas.

"Sore Pak" sapa sang wanita dengan sopan sembari menundukkan kepala. Ia tau bahwa pria yang lewat di hadapannya saat itu tak lain adalah kekasih atasannya.

Alex mengacuhkan si sekretaris dengan tak berusaha menyunggingkan senyum ramah sedikitpun. Ia melangkah begitu saja sampai akhirnya menemukan sebuah ruangan dengan pintu dan dinding berkaca buram. Tanpa mengetuk terlebih dahulu Alex langsung membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam.

Kedatangannya disambut oleh senyuman cantik dari seorang Chief Marketing Officer sebuah perusahaan properti tersebut. Wanita itu langsung berdiri dari kursinya dan menghampiri Alex dengan sumringah.

"Macet ya?" Sapa Shely sambil meraih lengan Alex dan mendaratkan kecupan manis di bibir pria itu. Ia agak heran karena saat itu Alex datang terlambat, padahal biasanya selalu on time.

"Iya" jawab Alex berbohong. Sebenarnya alasannya terlambat bukan karena macet. Melainkan ia harus mampir terlebih dahulu ke sebuah hotel tempat pesta pernikahannya nanti akan digelar.

"Tumben mau ngobrol aja harus datang ke kantor. Ada apa sih, sayang?" Shely bertanya was-was. Mengantisipasi bahwa Alex akan menyampaikan berita yang tidak ingin ia dengar.

Semenjak Alex memberi tahunya akan rencana perjodohan Kakek Marwan, Shely menjadi tak bisa tidur nyenyak. Sehabis makan malam dengan kakek Marwan waktu itu Alex langsung memberi tahu kekasihnya mengenai keinginan sang kakek. Shely yang mendengarnya menjadi sangat shock dan tak percaya. Namun malam itu juga Alex meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja dan ia tidak akan menerima perjodohan tersebut.

Alex menghela nafas panjang untuk bersiap menyampaikan berita buruk pada Shely. Ia memandang wajah ayu wanita itu. Shely selalu terlihat matang, dewasa dan anggun. Tipe perempuan berkelas dengan sejuta prestasi dan membuat kekasihnya itu tampak nyaris sempurna. Melepaskan wanita seperti Shely sungguh terasa seperti membuang bongkahan berlian.

"Aku gak mau ajak kamu dinner kalau cuma buat kasih bad news" ucap Alex memberi sedikit hint tujuannya kesana adalah untuk menyampaikan berita buruk bagi Shely.

Alis Shely naik sebelah.
"Bad news? What bad news? Ada apa sih sayang?" Tanya Shely penasaran dan feeling nya sudah tak enak.

"Shel," Alex menyebut pelan nama kekasihnya. Manik mata Shely tak lepas memandang bola mata Alex dalam-dalam. Sesaat terdiam namun kemudian Alex mulai menyampaikan maksudnya menemui Shely sore itu.

"Aku sudah terima rencana perjodohan kakek. Aku bakal nikah sama perempuan itu" ungkap Alex segera dan berusaha mengatakan sejelas mungkin agar ia tak perlu mengulang perkataannya.

Mendengar ucapan Alex, Shely langsung menarik satu tangan untuk membungkamkan mulutnya yang terbuka. Mimpi buruknya selama ini berubah menjadi nyata.

"You serious?" Tanya wanita itu dengan nada bergetar. Shely berusaha menguasai perasaannya yang semakin berkecamuk.

"Iya" jawab Alex sambil mengangguk. Ada sebuah keyakinan tersirat ketika pria itu mengucapkan kata tersebut. Shely bisa melihat kesungguhan dari sorot mata Alex.

MARITAREDonde viven las historias. Descúbrelo ahora