10 ● VISIT

71.2K 3.3K 41
                                    

Bak seorang pembalap, Alex melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pria itu terlihat mudah saja menyalip kendaraan-kendaraan yang ada di depannya. Rosa menggenggam tangannya dan terus berdoa dalam hati. Semoga ia bisa sampai ibukota dalam keadaan selamat dan bisa menjenguk Kakek Marwan.

Hari sudah menjelang sore ketika Alex dan Rosa tiba di rumah sakit. Jalanan yang cukup macet menghambat keduanya untuk sampai sesuai waktu perkiraan. Rosa langsung mengikuti Alex dari belakang begitu mereka masuk ke dalam bangunan rumah sakit tersebut. 

Ting

Pintu lift terbuka, Alex dan Rosa keluar untuk menyusuri lorong lantai tempat Kakek Marwan dirawat. Dengan langkah cepat Alex segera menemukan kamar tempat kakeknya berada.

Sebelum Alex masuk ke dalam, Ia terlebih dahulu bicara pada Rosa yang sedari tadi mengekor di belakangnya.

"Kamu tunggu disini dulu-" kata Alex saat keduanya melintasi ruang tunggu area VVIP.

"Kakek bisa tambah khawatir kalau lihat kamu kayak gini" ia menambahkan. Alex bukannya melarang Rosa untuk melihat sang kakek. Ia hanya tak ingin kakeknya yang sudah lemah bertambah cemas jika melihat keadaan Rosa yang menyedihkan.

Rosa memaklumi alasan Alex. Ia mengangguk menuruti permintaan pria itu.

"Iya om" jawabnya.

*

Ceklek

Alex membuka pintu kamar VVIP tempat Kakek Marwan dirawat. Ia masuk lebih dalam dan melihat sang kakek ternyata tengah tertidur di atas hospital bed, lengkap dengan infus dan oksigen yang terpasang.

Alex kemudian beralih pada Pak Hilman dan ART sang kakek yang bernama Bi Siwi yang tengah duduk di sofa. Keduanya terlihat lelah. Mereka langsung berdiri begitu tau sang majikan datang.

"Gimana keadaan kakek?" Tanya Alex pada dua orang pegawainya itu.

"Baik Mas, baru saja Pak Marwan di visit sama dokter, katanya cuma kecapaian saja, tensinya agak naik" jawab Bi Siwi mewakili.

Alex manggut manggut, hatinya lega mengetahui kondisi sang kakek baik-baik saja. 

"Tadi sempat sadar, Pak. Tapi ini tidur lagi sehabis di kasih obat" ujar Pak Hilman menambahkan.

"Bagus. Biar kakek istirahat dulu" gumam Alex.

"Om Albert sama tante Deta belum kesini?" Alex menanyakan perihal kehadiran kerabatnya yang lain. Om dan tantenya itu adalah keluarga terdekat Alex yang tinggal dalam satu kota.

"Katanya nanti agak malam, mas. Pak Albert masih banyak kerjaan soalnya" bi Siwi kembali memberikan informasi. Alex hanya ber 'oh' singkat mendengar penuturan sang asisten rumah tangga.

Kemudian ketiganya tampak mengobrol satu sama lain. Alex tampak menanyakan beberapa hal pada Pak Hilman dan Bi Siwi.

Setelah beberapa saat berbincang, Alex melihat jam di tangannya dan langsung teringat akan Rosa yang sedang menunggu di luar.

"Man, ikut saya sebentar, Bi Siwi disini dulu ya. Jagain Kakek kalau bangun" pinta Alex pada wanita paruh baya itu.

"Iya Mas Alex, biar Pak Marwan saya yang jagain" patuh Bi Siwi tanpa perasaan keberatan. Alex langsung memimpin Pak Hilman untuk keluar ruangan.

Rosa sontak berdiri begitu ia melihat Alex dan Pak Hilman berjalan ke arah tempatnya duduk.

"Gimana keadaan kakek om? Baik-baik aja kan?" Tanya gadis itu penuh kecemasan.

MARITAREDär berättelser lever. Upptäck nu