07 ● REFUSAL

69.4K 3.3K 23
                                    

Setelah menyelesaikan maincourse, akhirnya para pelayan kembali masuk ke dalam VIP Room dengan membawa aneka dessert. Rosa mendapat sepiring kecil chocolate ice cream dengan berries sebagai topping. Hidangan penutup itu tampak menggiurkan, tapi tidak bagi Rosa. Ia masih merasa perutnya sedang menolak makanan, mau seenak apapun itu.

Pembicaraan mengenai perjodohan pun akhirnya dimulai;

"Nak Rosa, om dan tante sudah cerita kan tentang rencana kakek?" Tanya kakek Marwan.

Rosa mengangguk lamban.

Om sigit dan tante Lastri saling melempar pandang dan tersenyum.

"Nak Rosa mau kan kenal lebih jauh sama Alex?"

"Kek-" Alex mulai tersadar ia harus membantu Rosa menghentikan ide perjodohan tersebut sebelum gadis itu melakukan bagiannya.

Rosa mendongak namun belum memberikan jawaban. Ia memandang bergantian setiap orang dalam ruangan. Ia merasa harus tegar dan tega, agar malam yang menyiksa itu cepat berlalu. Walaupun mungkin ia harus menyaksikan wajah keriput kakek Marwan yang awalnya ceria berubah penuh kecewa.

"Maksud Kakek?" Rosa sengaja memancing agar pembicaraan mengenai perjodohan cepat dicetuskan oleh kakek Marwan.

Kakek Marwan pun setali tiga uang. Ia juga ingin segera tau jawaban gadis itu, walaupun sang kakek yakin 99% Rosa pasti menerima. Siapa yang bisa menolak Alex? Ia tampan dan kaya raya, hanya wanita tidak waras yang akan menolak cucunya. Ditambah lagi tadi waktu berbincang dengan om sigit dan tante lastri, mereka berani menjamin sang ponakan pasti akan setuju.

"Ya, seperti yang om dan tante kamu kemarin sampaikan. Mau gak kamu kenal lebih jauh sama cucu kakek... dengan... menikah sama dia?"

Bagaikan petir di siang bolong, akhirnya pertanyaan itu terlontar. Pertanyaan yang terdengar sangat mengerikan ditelinga Alex maupun Rosa. Mereka langsung saling menatap satu sama lain.

Alex bisa melihat gadis di depannya berubah gelagapan. saat itu ia sangat ingin menarik Rosa dan membawanya pergi untuk bicara berdua terlebih dahulu. Mungkin meminta agar Rosa menunda memberikan jawaban. Alex tak tega melihat Rosa yang begitu tertekan.

"Kek-" Alex ingin bersuara.

"Diam dulu. Kakek baru tanya sama Rosa, kamu hargai pendapat dia" potong kakek Marwan. Sang kakek tau bahwa cucunya akan menyanggah mentah-mentah.

'Kalau Rosa menerima perjodohan ini, Alex pasti juga akan jadi sungkan untuk menolak... hmmm hmmm' batin Kakek Marwan terlanjur senang.

'Persetan sama kakek, aku yang akan bilang' gumam Alex dalam hati

Belum sempat Alex berujar, Rosa sudah bersuara terlebih dahulu.

"Kakek Marwan..." katanya pelan. Semua orang di dalam ruangan menujukan pandangan mereka pada gadis itu.

"Sebelumnya Rosa minta maaf..."
"Tapi.." Rosa berusaha menguatkan keyakinannya.

"Tapi Rosa gak bisa menerima perjodohan ini. Rosa gak bisa menikah sama Om Alex" ucap Rosa dengan mantap. Jika sudah terpojok seperti ini entah kenapa hatinya yang awalnya lemah bisa otomatis menguat.

Mendengar jawaban Rosa semua orang dalam ruangan mendadak terkejut. Alex langsung memejamkan mata, om sigit dan tante Lastri kompak membuka mulut lebar-lebar dan melotot ke arah sang keponakan, sementara kakek Marwan jelas tampak bingung.

"Walaupun usia kalian terpaut 14 tahun, tapi Kakek yakin itu gak akan jadi masalah nak..." kakek Marwan menduga Rosa menolak karena merasa Alex terlalu tua untuknya. Apalagi setelah ia mendengar gadis itu memanggil cucunya dengan sebutan Om.

MARITARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang