17 ● LITTLE SCRATCH

108K 3.6K 128
                                    

Rosa mengambil sebuah foto berbingkai di atas meja. Dipandangnya potret tersebut yang berlatar belakang hamparan salju dengan tiga orang tengah menatap kamera. Yang pertama ada seorang lelaki, usianya mungkin sekitar 40-an, ia memakai kostum ski dan sedang tersenyum tipis. Walaupun ia adalah pria matang, tapi masih terlihat bugar dan tampan.

Lalu yang kedua ada seorang wanita berdiri di sisi yang lain, ia teramat cantik dan sedang tersenyum ramah. Ia juga mengenakan pakaian tebal dengan warna merah muda.

Dan yang terakhir, ada seorang remaja laki-laki berdiri di tengah keduanya. Ia sedikit berbeda, wajahnya datar dan dingin, bibir tipis nya benar-benar tak melengkung sedikitpun. Walau begitu aura ketampanannya sudah terpancar jelas.

"Mereka meninggal waktu usia Alex masih lima belas tahun-" kata suara di belakang yang langsung mengagetkan Rosa.

"Papa sama mama mertua kamu..."

Rosa menoleh dan melihat kakek Marwan menghampirinya.

Kala itu ia dan Alex diundang ke rumah kakek Marwan untuk menemani makan siang. Rosa sedang melihat-melihat pajangan diruang keluarga dan menemukan foto Alex bersama almarhum kedua orangtuanya.

"Foto itu diambil beberapa bulan sebelum kecelakaan... waktu itu mereka sedang liburan di Verbier, tempat ski yang ada di Swiss... papanya Alex suka banget main ski disana" tutur kakek Marwan bercerita sembari menunjuk foto yang dipegang Rosa dengan dagunya.

Rosa menangkap sinar kepedihan terpancar dari wajah keriput sang kakek. Seolah ikut merasakan duka, jantung Rosa mendadak seperti teriris tatkala mendengar hal tersebut.

"Maaf kek, Rosa sudah bikin kakek ingat kejadian itu" ucapnya mengungkapkan rasa sesal.

" sudah bertahun-tahun yang lalu, tapi rasa sakitnya masih terasa seperti baru kemarin... " kakek Marwan menghela nafas panjang. Ia lalu memandang kosong ke depan. Pria tua itu jadi mengingat lagi hari dimana ia kehilangan putra dan menantunya sekaligus.

Setelah sesaat diam kakek Marwan kemudian beralih pada Rosa yang berada disampingnya. Ia mencoba mengalihkan pembicaraan agar tak berlarut dalam kenangan pahit itu.

"Ayah kamu sendiri bagaimana? Kakek dengar kamu belum pernah ketemu? Gimana keadaan dia sekarang?" Tanya kakek Marwan benar ingin tau.

Rosa menggeleng pelan.

"Rosa gak tau kek. Tapi tante Lastri pernah bilang, yang pasti ayah masih ada dan sehat"

"Kamu gak tanya dimana ayahmu itu?"

"Tante gak mau kasih tau, katanya ayah juga gak pengen ketemu Rosa" jawab gadis itu sambil mengulum senyum getir.

Kakek Marwan memandang Rosa gamang. Ia mungkin geram dengan sikap besannya tersebut. Namun bagaimanapun juga ia tak bisa bertindak lebih jauh. Setelahnya mereka pun tak mengobrol lama-lama karena Rosa ingin membantu memasak makan siang.

***

"Mbak Rosa ini jago banget masak lho Pak Marwan. gak kalah deh sama koki hotel" puji Bi Siwi ketika membantu Rosa menaruh piring di atas meja.

Rosa merasa tersanjung dan menyunggingkan senyum malu-malu. Kakek Marwan manggut-manggut menunjukkan rasa bangga pada cucu mantunya itu.

Setelah semua makanan tersaji, ketiganya pun segera menikmati santap siang yang telah dibuat dengan sepenuh hati.

"Kamu ini bener-bener mantu idaman, sudah cantik, penurut, pintar masak lagi... kakek emang gak salah pilih. Iya kan Lex?" Mata kakek Marwan menyipit jahil memandang sang cucu.

MARITAREWhere stories live. Discover now