25 ● FALLS APART

95.7K 3.3K 85
                                    

"Guys, gue sama Rosa ada urusan mendadak, kita balik duluan. Thanks for tonight" Alex masih menyempatkan memberikan penghargaan pada usaha teman-temannya yang telah menggelar pesta untuknya dan sang istri. Ia berkata singkat di hadapan tamu undangan yang sedang berkumpul di dalam bar.

Teman-teman Alex jelas keheranan begitu melihat Alex datang sembari menggandeng Rosa yang menyembunyikan linangan airmata.

Alex cepat-cepat mengambil tas istrinya dan mengucapkan salam perpisahan dengan terburu sebelum kegaduhan terjadi.

Para tamu undangan pesta tampak saling pandang satu sama lain berusaha mencari jawaban tentang apa yang mungkin terjadi. Melihat Alex yang berwajah tegang dan Rosa yang menangis pilu membuat mereka kompak merasa syok.

"Eh ada apa sih?", "Tadi Rosa nangis ya?", "Kenapa ya sampai nangis kayak gitu?"
"Lo liat muka Alex gak? Serem anjir..."

Ketika Alex dan Rosa sudah meninggalkan bar, barulah teman-teman mereka bertanya satu sama lain hingga membuat ruangan itu berdengung seperti sedang ada kerumunan lebah.

"Gue tau" ceplos Dreisa yang juga berada disana.

"Apa Dre?", "Kenapa Dre?", "Cerita dong..." Pinta teman-teman Dreisa.

Dreisa menghela nafas sesaat. "Yah.. Rosa nangis soalnya tadi dia lihat Alex lagi make-out sama Shely" jawab Dreisa enteng. Ia berkata seolah mengesankan Alex juga berinisiatif untuk bermesraan vulgar dengan sang mantan kekasih.

"What?" , "Apa?" , "Yang bener lo?!" Kegaduhan pun kembali terjadi di dalam bar.

"Bener itu Shel?" Tanya Daniel memandang tajam pada Shely.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata Shely mengiyakan pertanyaan Daniel dengan anggukan pelan. Dan semua orang di dalam bar pun langsung terkejut tak percaya.

**

Dengan langkah gontai Harvey berjalan kembali ke bar sambil menenteng jas hitamnya. Pria itu bahkan belum membersihkan diri dan wajahnya masih bersimbah darah, kemejanya yang putih menjadi basah dan merah terkena darahnya sendiri.

Kegaduhan di dalam bar berubah hening sesaat ketika semua orang melihat Harvey datang dengan wajah babak belur.

"Harvey!" pekik Dreisa sangat terkejut ketika melihat pria yang ia cintai terluka.

Keterkejutan Dreisa juga diikuti oleh Daniel cs, yang langsung menghambur menuju sisi sahabat mereka.

"What the fuck! Lo kenapa Bro?" Tanya Daniel penuh khawatir.

"Lo habis di bogem?!" Adam tak kalah was-was melihat kondisi Harvey yang menyedihkan.

Harvey tak mengindah kan serbuan perhatian dari teman-temannya. Ia hanya berjalan gontai menuju meja terdekat. Harvey kemudian terduduk di sofa dan meraih tisu untuk mengelap darahnya sedikit demi sedikit.

"Bang lo kenapa? Siapa yang pukul lo? Mana orangnya? Biar gue bales!" Jason yang turut prihatin tampak ingin membalaskan dendam dengan berapi-api.

Harvey tetap tak mengeluarkan sepatah kata sedikitpun walaupun didesak oleh banyak orang yang mengelilinginya. Daniel akhirnya maju dan meminta Adam untuk membubarkan kerumunan yang menonton. Ia duduk disamping sang sahabat dan berusaha bertanya baik-baik.

"Vey, barusan Alex buru-buru pamit. Apa ada hubungannya sama ini?"

Harvey melirik Daniel sekilas. Daniel sempat tercenung sebelum dapat memahami arti kerlingan Harvey. Tanpa dijawab oleh sang sahabat pun akhirnya ia tau siapa yang membuat pria itu babak belur.

MARITARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang