Chapter 8

4.9K 724 121
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

Yibo menyelesaikan pertunjukkannya tanpa sedikit pun gangguan. Satu guci besar dan beberapa gerabah, semua memiliki ukiran meliuk di sisi bagian atas. Cukup simple untuk dipahami penonton awam. Yibo sendiri enggan membuat sesuatu yang rumit, bukan hanya karena merepotkan, tapi karena menyelesaikannya butuh waktu lebih lama dari karya yang biasa. Mungkin lain kali jika jam pertunjukkannya ditambah.

Penonton juga tampak puas dengan penampilan Yibo. Banyak dari mereka yang membanjiri akun weibo Wang Yibo, entah siapa yang membocorkan informasi tersebut yang jelas followers Yibo meledak.
Setelah mandi dan ganti pakaian Yibo berdiam diri di meja kerjanya. Kertas yang sudah ia susun sebelumnya terlihat berantakan, ada seseorang yang sempat datang dan melihat pekerjaannya. Padahal belum satu pun hal yang dikerjakannya.

Proyek pertamanya adalah buku milik Xiao Zhan, yang jelas-jelas sudah ia tolak beberapa jam yang lalu.

Ingatanny ditarik mundur saat dia melihat Xiao Zhan di depannya. Jantungnya seperti ditarik keluar, dipukul dihantam dan dihajar tanpa kasihan. Tangannya gemetar namun otaknya berteriak lantang: 'Aku bukan anak kecil lucu dan menggemaskan. Lihat aku sebagai laki-laki.'

Detik berikutnya Yibo tersadar atas pikirannya sendiri. Menatap langsung ke dalam mata Xiao Zhan. Ada yang salah pada dirinya. Entah perasaan apa ini. Yibo tidak suka.

Yibo menggeram di atas meja kerjanya. Dia sedikit menyesal sudah menolak Xiao Zhan. Harusnya dia bertahan sedikit lagi. Tidak peduli seperti apa perasaan Xiao Zhan terhadapnya. Hati kecilnya ingin melihat sosok itu lagi. "Apa aku sudah tidak normal?"

Yibo menggeleng keras. "Tidak tidak tidak. Aku harus kembali lurus. Aku hanya menyukai wajahnya yang cantik. Hanya itu." Yibo membuang jauh pikiran sebelumnya. Lagi pula menjadi gay cukup merepotkan.

Yibo tidak bisa membayangkan kalau keluarganya tahu. Bisa-bisa Yibo ditendang dari rumah. Dia juga akan mendapat diskriminasi dari lingkungan plus bullying teman-temannya. Dia gemetaran. Itu adalah hal mengerikan yang akan dia dapatkan jika menjadi gay.

"Ya, tetap berada di jalan yang lurus dan jadi anak baik."

Yibo membereskan perlengkapannya. Dia berjalan keluar untuk pulang dan menyelesaikan bermain game. Ketika dia membuka pintu netranya dihadapkan oleh wujud Xiao Zhan yang bersedekap di dinding, menoleh kemudian mendekat.

Sontak Yibo mundur, bola matanya mendelik. Awalnya dia kira sosok itu hanya imajinasinya saja, ternyata tampak lebih nyata saat Xiao Zhan berada beberapa centi di depannya.

"Kau sudah mau pulang?"

"Apa yang kau lakukan di sini?" Bukanya menjawab, Yibo malah memberi pertanyaan. Nadanya terdengar tenang seperti biasa padahal jantungnya sedang bertalu-talu.

"Menunggumu."

"Menungguku?"

Xiao Zhan mengulurkan tangan. Yibo tidak mengerti, dia hanya menatapnya saja. Lelaki itu terkekeh lalu meraih pergelangan tangan Yibo. Menariknya keluar dari gedung itu. "Ada yang ingin aku bicarakan."

POLAROID [√] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang