Chapter 19

3.5K 523 87
                                    

Resital sudah berjalan sepuluh menit, selama itu Xiao Zhan tidak memiliki waktu nyaman, beberapa kali mencuri pandang, melihat bagaimana rupa masam Wang Yibo

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Resital sudah berjalan sepuluh menit, selama itu Xiao Zhan tidak memiliki waktu nyaman, beberapa kali mencuri pandang, melihat bagaimana rupa masam Wang Yibo. Dia tidak berani membuka ponsel dan mengirim pesan untuk kekasihnya apalagi dalam keadaan dihimpit oleh Wang Zhoucheng dan Xuan Lu.

Setengah jam berlalu, Xiao Zhan tidak menemukan Wang Yibo di kursinya. Orang-orang tampak khitmat menikmati alunan Fantaisie Impromptu Op.66, tidak terkecuali Xuan Lu dan Zhoucheng. Xiao Zhan memakai kesempatan itu untuk keluar. Dia pergi ke toilet.

Xiao Zhan tidak terbiasa mendengar lagu-lagu itu. Dia dibesarkan di jalanan, baginya itu cukup asing di telinga. Seperti lagu penghantar tidur. Selama Xiao Zhan menulis, yang dia dengar hanya lagu rock dan pop populer saja.

[Lao Wang, kau di mana?]

Xiao Zhan menunggu cukup lama untuk balasan pesan yang dia kirim pada Yibo. Namun anak itu tidak membalas satu kata pun, padahal pesan itu jelas sudah terbaca. Xiao Zhan melenggang keluar hendak kembali ke kursinya. Namun saat beberapa kursi terlewati belakang tangannya ditarik oleh seseorang.

Itu adalah Wang Yibo, membawa pergi Xiao Zhan ke tempat yang cukup jauh dari kursi sebelumnya. Walau bukan tempat duduk utama, dan mereka tidak memiliki ruang pandang bagus ke panggung, mereka tergelak dengan apa yang sudah terjadi. Seperti remaja yang menjalin asmara diam-diam, perasaan menegangkaan itu sukses membuat jantung keduanya bertalu-talu.

"Bocah nakal," komentar Xiao Zhan mencibir.

Wang Yibo sudah memikirkan taktik ini dari awal acara. Dia pergi untuk menemukan tempat baru kemudian meminta Xiao Zhan keluar, tapi kekasihnya sudah lebih dulu meninggalkan tempat duduk untuk pergi ke toilet. Wang Yibo tidak perlu berpikir lebih banyak jika dia bisa menculik kekasihnya saat keluar dari toilet.

"Sudah kubilang, aku ingin duduk dengan gege." Wang Yibo dengan bangga memamerkan deretan giginya.

Dari tempat mereka duduk, sedikit penonton di sana. Mungkin karena deretan kursi belakang dan tempat yang buruk. Dalam pikiran bungsu Wang, itu cukup bagus untuk berduaan. Terbukti tangannya sedari tadi memainkan jemari Xiao Zhan.

"Bagaimana jika mereka mencari kita?" Xiao Zhan sempat melihat ponselnya, barangkali Xuan Lu mengirim pesan. Cekatan sebelah tangan Yibo meraih ponsel tersebut dan menyimpan dalam saku jasnya.

"Jangan pedulikan mereka."

Xiao Zhan mendengkus, bocah nakalnya benar-benar bertindak semaunya. "Jika mereka bertanya, sebaiknya kau yang menjawab."

"Baiklah, akan kujawab, gege lebih memilihku dari pada mereka—"

"—Awas saja jika kau berani mengatakan itu!" potong Xiao Zhan sedikit memekik. Tindakan impulsif seperti itu tidak mustahil jika Wang Yibo melakukannya. Barangkali jika Xiao Zhan tidak mengatakan untuk menyembunyikan hubungan mereka, Yibo sudah berteriak di sepanjang jalan dan mengatakan kepada orang-orang bahwa Xiao Zhan adalah kekasihnya.

POLAROID [√] Onde as histórias ganham vida. Descobre agora