Chapter 13

5.1K 637 99
                                    

Wang Yibo bekerja sendiri di ruangan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wang Yibo bekerja sendiri di ruangan itu. Lampu-lampu dimatikan, hanya pada mejanya saja sebuah lampu duduk menyala, membentuk bayangan pada wajahnya yang serius. Beberapa kali Yibo berkedip menghadap ke monitor, membentuk sketsa. Sebuah buku tergeletak di sebelahnya. Buku tebal yang memiliki bookmark di salah satu halaman. Yibo membaca buku itu dari kemarin malam, selepas pertengkarannya dengan Xiao Zhan.

Awalnya lelaki itu sangat kesal dengan kekasihnya. Kemudian kesal karena menjadi pihak yang dianggap jahat. Padahal Wang Yibo sudah bekerja cukup keras. Dia hanya ingin dipuji. Dia menggambar sesuatu yang menurutnya keren, tapi di mata Xiao Zhan adalah hal yang tidak diperlukan. Out of character, katanya. 

Pada akhirnya Yibo mulai membaca buku itu. Memerhatikan tiap detail deskripsi yang ditulis oleh kekasihnya. Hanya membaca satu bab saja sudah membuatnya menyadari bahwa yang dilakukannya keliru. Dia terus membaca sampai tidak tidur. Siang hari pun demikian. Walau Yibo datang ke kelas dan membaca seperti orang pintar, nyatanya yang dibaca adalah novel. Sampai kejadian ketika Zhuocheng menghajarnya.

Sebenarnya Yibo tidak bermaksud mengabaikan Xiao Zhan seperti ini. Dia hanya sedang malu dan kesal pada dirinya. Dia memiliki harga diri, dan harga dirinya memaksa untuk mengabaikan Xiao Zhan paling tidak satu hari saja. Walau dia sangat merindukan lelaki itu dan benar-benar merasa bersalah, dia masih kukuh dengan pendiriannya. Sampai ucapan Haikuan membuatnya sadar dan berniat untuk menghubungi lelaki itu.

[Lao Wang, aku merindukanmu.]

Pesan itu dari Xiao Zhan. Sudut bibirnya tidak henti-hentinya tertarik ke atas.

[Aku juga merindukanmu, Zhan-ge.]

Tidak ada pesan lagi untuk selanjutnya,Yibo tahu bahwa lelakinya itu tidak terlalu suka berkirim pesan. Yibo juga tahu bahwa Xiao Zhan tidak menelponnya karena berpikir Yibo sedang di dalam kelas. Dan Yibo menahan diri untuk menelpon lelaki itu. Membiarkan rasa rindu berperan nakal di pikirannya.

Pukul sembilan malam, karena Yibo kemarin malam tidak tidur, dia juga tidak berniat untuk pulang kemudian mendapat omelan dari kakaknya yang cerewet. Setelah menyelesaikan lima belas character, dia tertidur di meja dengan tumpuan tangan. Wajahnya menghadap ke samping, menampilkan bayangan tegas pada hidungnya yang terpantul di meja. Sangat damai.

Wajah samping Wang Yibo yang terlelap menjadi pemandangan indah di mata Xiao Zhan. Lelaki itu sudah duduk di sana selama sepuluh menit. Memerhatikan bagaimana bulu mata panjang itu tertutup sempurna, saling berhimpitan dan melengkung ke atas. Juga bayangan poni di kening yang bergerak-gerak karena deru napas. Bibir peach yang sedikit terbuka, terlihat berisi dan kenyal.. juga terasa manis. Xiao Zhan mengulum senyum, turut menyandarkan kepala pada meja tersebut, menghadap langsung ke wajah Yibo.

Kunci rumahnya tertinggal di kantor. Awalnya Xiao Zhan hanya akan mengambil benda itu, tapi lampu pada meja Yibo membuat lelaki itu berjalan mendekat. Monitor masih menyala dengan lampu berkedip. Suara napas teratur membuatnya tertawa kecil. Kekasihnya tertidur dan itu terlihat menggemaskan.

POLAROID [√] Where stories live. Discover now