Chapter 18

4.3K 526 130
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Benda kenyal yang harusnya terasa lembut itu bergerak brutal, menyambangi dinding mulut. Berjumpalitan mengecap indra perasa, beradu dengan lidah miliknya. Xiao Zhan tidak pernah menyangka dalam sekali dorongan dia bisa berbaring begitu saja di bawah kekasihnya. Menerima cuiman dalam membuatnya sulit mencari udara. Dia terengah dalam permainan itu, alih-alih mendorong, tangan Xiao Zhan melingkar sepenuhnya pada leher Wang Yibo.

Suara kecipak permainan lidah itu sukses membuat telinganya memerah, bahkan dia sendiri tidak bisa mengontrol erangannya. Beberapa desahan erotis mendesir di sela peraduan. Terdengar memalukan namun menggairahkan. Suaranya cukup keras untuk didengar pada pukul empat sore.

Benang liur mengurai ketika bibir mereka terpisah, beberapa anakan saliva mengalir turun ke leher Xiao Zhan. Terasa lengket dan panas. Udara tercampur bersamaan dengan nada napas yang tidak setabil. Keduanya terpekur saling bersitatap melihat wajah yang tidak lagi menunjukkan sedikit pun ketenangan. Rupa memerah, hidung kembang-kempis juga bibir menganga yang terlihat bengkak. Orang luar yang melihat wajah itu bisa langsung menebak apa yang sudah mereka lakukan. Apa lagi dua jam ke depan mereka akan bertemu dengan banyak orang. Harusnya mereka tahu bahwa permainan gila ini segera dihentikan.

Keduanya terkekeh, mengusap jejak di ujung bibir tanpa sedikit pun yang beranjak. "Hadiah seperti itu, apa kau benar-benar akan melakukannya pada saat ini?" tanya Xiao Zhan. Lelaki itu tidak keberatan jika harus melakukannya detik ini juga. Dilihat dari manapun keduanya dalam eksitasi.

Wang Yibo membuka jas, meletakkan di pungung sofa. Tubuhnya terasa panas, dan semakin panas ketika Xiao Zhan menanyakan hal tersebut. Lelaki itu tidak bisa hanya diam dan kembali mengobrol seperti biasa. Kecemburuan sudah mencambuk hatinya, membuatnya geram dan kesal. Ingin menarik lelakinya untuk terus berada di sampingnya, mengawasi tiap gerak atau membawa Xiao Zhan ke dalam kamarnya dan tidak mengizinkan untuk keluar.

Pikiran niskala menyiksanya. Bagaimana pun Xiao Zhan adalah manusia, memiliki kehidupan dan pikiran sendiri, kendati Wang Yibo ingin menguasai sepenuhnya dia tidak bisa melakukan itu. Wang Yibo menghela napas kehampaan. Merebahkan diri, tenggelam dalam ceruk leher kekasihnya. Suaranya seperti merintih, ada nada kesal di sana. "Aku sungguh menginginkanmu."

Bayangan-bayangan dalam pikiran Xiao Zhan semalam telah terakumulasi dalam nada tertekan kekasihnya. Terdengar marah, kesal, tidak puas, dan ... menahan. Sudut bibirnya berkedut. Ada perasaan takut bergelayut, jantungnya bahkan berdenyut nyeri. Terasa sakit mendengar erangan itu.

Tangan Xiao Zhan terangkat, menepuk rambut Wang Yibo. "Lakukanlah.." bisik Xiao Zhan pada akhirnya. "Jadikan aku seperti apa yang kau mau."

Wang Yibo masih tidak mengangkat wajahnya, "Dua jam, itu waktu yang sangat singkat."

Pada akhirnya kedua sudut bibir Xiao Zhan terangkat, menertawakan pikiran sederhana bocah di atasnya. Padahal pikiran Xiao Zhan sudah berkelana pada hal yang rumit. "Apa kau bercanda? Itu lebih dari cukup." Balas Xiao Zhan.

POLAROID [√] Where stories live. Discover now