Twenty Four

836 34 4
                                    

Sherlin pun tidak menjawab perkataan Mama nya itu, ia tau itu tidak sopan namun ia benar benar tidak ingin bertemu dengan Thomas. Ia cukup kaget ketika mamanya bilang bahwa Thomas mengajaknya untuk jalan malam ini. Ngapain juga kan?

Niatnya untuk tidak bertemu Thomas pun tidak berjalan lancar dengan yang Sherlin mau

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Niatnya untuk tidak bertemu Thomas pun tidak berjalan lancar dengan yang Sherlin mau. Perut dia sangat mengingkan makanan. Ia pun terpaksa turun untuk makan malam.

Sherlin duduk berhadapan dengan Thomas. Suasana pun canggung diantara mereka berdua, dan hanya mereka berdua yang merasakannya. Rina, Fernadian dan Ivan pun saling berbicara. Tanpa disadari makan malam pun selesai. Sherlin segera berjalan ke arah kamarnya.

"Sherlin, ini Thomas kan mau ngajak kamu pergi." Ucap Rina kepada anak perempuannya itu.

"Aku lagi banyak tugas ma. Enggak bisa pergi." Tolaknya. Lagi pula untuk apa dia pergi bersama Thomas.

"Aku cuma mau ngomongin masalah osis kok. Enggak jadi pergi. Kita omongin disini aja" Ucap Thomas kepada Sherlin. Suaranya lembut sekali.

"Ok" Jawab Sherlin singkat. Mau tidak mau ia harus berbiacara dengan Thomas. Sudah jadi tanggung jawabnya untuk mengatur pengelolaan keuangan Osis. Sebenarnya ia sangat tidak ingin berdua dengan Thomas sekarang. Ia masih mengingat bagaimana Thomas mengantar Viana pulang tadi. Seharusnya ia tidak peduli, Thomas juga bukan siapa siapa dia.

"Jadi bentar lagi bakalan ada acara sekolah. Sekarang aku mau bahas pengeluarannya dulu." Jelas Thomas ke Sherlin. Tatapan mata Thomas tertuju tepat ke mata Sherlin.

'Bagaimana bisa mata seseorang memegang banyak sekali perasaan' Pikiran Thomas berkata.

"Jadi? Tema tahun ini apa?" Ucap Sherlin membuat Thomas mengalihkan tatapanya.

30 menit pun berlalu, mereka saling bertukar pikiran akan hal apa saja yang harus disiapkan. Thomas tau seharusnya ia bicara terlebih dahulu dengan wakil osis, namun ia merasa bahwa Sherlin akan lebih mudah diajak bertukar pikiran.

Tatapan Sherlin tidak lagi menatap matanya Thomas, tatapan ia menuju kepada tangan Thomas yang sedang menulis rancangan acara tahun ini. Terdapat luka baret dari pergelangan tangannya sampai tertutupi oleh kemeja panjangnya itu.

'Sejak kapan dia punya luka itu?' Ujar Sherlin dalam hatinya.

"Itu luka apa?" Tanpa disadari Sherlin mengatakan hal yang tadinya ia tidak mau bicarakan.

"Apa?" Tanya Thomas kembali kepada Sherlin.

"Hah? O-oh. Enggak" Balas Sherlin gugup. Ia pun sendiri binggung mengapa ia gugup.

Bad Boy and Cold GirlOnde histórias criam vida. Descubra agora