Twenty Eight

519 34 2
                                    

Ia sangat senang melihat Sherlin tertawa lepas seperti sekarang. Rasanya beban yang ia bawa terlepas saat melihat Sherlin senang.

Setelah 2 jam terlewatkan, akhirnya Thomas dan Sherlin pun keluar dari tempat itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah 2 jam terlewatkan, akhirnya Thomas dan Sherlin pun keluar dari tempat itu. Laki-laki itu tanpa tidak sadar, telah membuka dirinya kepada Sherlin. Ia pun menatap perempuan yang sedang tersenyum riang itu.

"Gimana seru enggak?" Tanya Thomas.

"Seru banget. Tapi kamu belom jawab pertanyaan aku." Balas Sherlin menatap Thomas yang terlihat serius membawa mobil nya itu.

"Yang mana?" Ucap Thomas melirik ke arah Sherlin.

"Ruangan tadi itu kamu sendiri yang bikin? Kaya nya cuman kamu sama temen-temen kamu doang yang bisa masuk ke situ." Ucap Sherlin memainkan tali hoodie nya.

"Iya. Ruangan itu ide aku, temen-temen aku bantu beberapa hal untuk itu." Jelas Thomas.

"Tapi kenapa disebuah pom bensin?" Tanya Sherlin kembali. Keinginan tau nya sungguh tidak dapat ditahan lagi.

"Pom bensin itu jauh dari keramaian dan juga suasana disana bikin aku lebih tenang." Jelas Thomas menghela nafas.

"Pemilik pom bensin itu tau kamu bikin ruangan itu?" Tanya Sherlin lagi. Ia ingin sekali mengetahui Thomas lebih jauh. Jadi ia harap hal yang ia lakukan sekarang tidak melewati batas.

"Pom bensin itu punya Ben. Ayah nya meninggal dan mewariskan satu-satunya hal yang dapat menghasilkan uang." Ucap Thomas, rahang nya tampak mengeras.

"Maaf, aku enggak bermaksud." Ucap Sherlin menunduk.

"Enggak apa-apa." Jawab Thomas santai.

"Itu tempat pelarian aku kalau aku lagi pengen jauh dari kenyataan hidup. Enggak juga sih, tapi biasanya kaya gitu." Lanjut Thomas.

"Dan itu pertama kalinya aku membawa seorang perempuan kesana. Tempat yang paling berarti buat aku." Thomas tidak mengalihkan pandangannya dari jalan. Sedangkan Sherlin tetap menatap wajah Thomas.

"Makasih ya, udah ngasih tau aku hal yang kamu anggap berharga." Balas Sherlin senang bahwa Thomas dapat terbuka dengannya.

"Bukan itu doang yang berharga, kamu juga berharga buat aku." Ucap Thomas serius, tidak ada niatan untuk menggoda Sherlin. Setelah itu mereka pun berbicara banyak hal, satu sama lain mulai merasa nyaman. Enggak ada salahnya juga kan mencoba terbuka dengan orang yang ia rasa nyaman?

"Sekarang sudah jam 12 malam, aku takut ayah marah karena baru pulang." Ucap Sherlin memandang rumah nya yang reduh oleh lampu itu.

"Aku udah bilang kok sama papa kamu. Jadi kamu enggak usah khawatir. Aku mau minta maaf, bikin kamu bangun sampai tengah malam kaya gini." Ucap Thomas menatap mata Sherlin yang berkilap.

"Enggak apa-apa kok." Ucap Sherlin tidak ingin Thomas merasa bersalah.

"Ya udah. Aku anterin ya ke pintu." Ucap Thomas yang sekarang sudah keluar dari mobil. Laki-laki itu membukakan pintu mobil untuk Sherlin. Sampainya di depan pintu, ayah Sherlin pun yang membuka pintu.

Bad Boy and Cold GirlWhere stories live. Discover now