Chapter 2

621 140 131
                                    

Kedua mata coklatnya terbuka perlahan, menampakkan kekesalan karena tidurnya terganggu oleh suara Dery dan Daffa yang mendengkur dengan suara kencang.
"BERISIK, KAMPRET!" geram Dervin sambil menendang sebelah kaki Dery dan Daffa. Keduanya hanya terusik sesaat dan kembali tidur tanpa suara. Percuma saja ternyata.

Sudah tanggung, Dervin tidak bisa tidur lagi. Ia melirik jam dinding yang  menunjukan pukul 06.17. Lebih baik ia segera siap-siap bergegas ke kamar mandi meninggalkan kedua teman laknatnya yang masih asik bermimpi, dan hari Senin kembali menyambutnya.

Dervin kembali ke kamar kostnya ketika jam sudah menunjukan pukul 06.36 dan ketika membuka pintu kostnya, ia dibuat jengah dengan kedua temannya yang masih tidur pulas. "Ini si goblok gua kunci juga anjir jam segini belum juga bangun," gumamnya seraya masuk dan menutup kembali pintunya.

"Woy, bangke! Lo pada molor apa latihan modar?!" ucap Dervin dengan suara kencang sambil menendang pelan tumit kedua temannya.

"Apa sih?! Lo kalo mau maksiat sendirian aja ga usah ngajak orang! Ajakin setan aja sana!" racau Dery dengan mata terpejam sambil menjauhkan wajah Daffa dengan kencang yang tertidur di sebelahnya.

"Noh si Dervin yang goblok maling roti jepang yang dibawa adek kelas sewaktu MOS." Daffa terusik sesaat dan seolah membalas racauan Dery.

Dervin terbungkam dengan apa yang Daffa ucapkan. Jika saja dalam keadaan sadar sudah pasti ia akan menonjok wajah Daffa.
"Lah si tolol! Ngigau kejadian dua tahun yang lalu. Makin tambah usia makin goblok semua! Ya gitu kalau sedotan dikasih nyawa," gumam Dervin mengacak rambutnya dan ia segera memakai seragam sekolahnya.

Setelah siap untuk pergi ke sekolah, Dervin kembali berusaha membangunkan Daffa dan Dery.
"WOY, KAMPRET! BANGUN KAGAK LU?!" teriak Dervin menggelegar hingga suaranya terdengar ke kamar kost lain.

"Dervin! Woy, lu yang kampret! Berisik bro!" tegur seorang lelaki dari kamar kost sebelah.

Nah kan, tetangga sebelah kostnya menegur dirinya. Sepertinya orang tersebut terbangun karenanya, tetapi kedua sahabatnya malah seolah menganggap suara Dervin itu lagu penenang tidur.
"Lah, temen gue yang dibangunin malah tetangga yang kebangun. Suara gue kedenger kemana-mana berarti. Tapi kenapa kagak nyampe ke alam mimpi si Daffa sama Dery?" gumamnya heran, menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Dervin berjongkok di dekat kedua temannya dan mengguncang bahunya. Terlintas ide gila dalam kepalanya, ia menahan tawanya.
"Bangun, anjir! Motor lu berdua kagak ada di garasi! Bangun lo pada woy, bangsat!" ucap Dervin sedikit berbisik namun terkesan heboh.

Dan benar saja, keduanya kompak terbangun dengan wajah panik.
"HAH?! CBR GUE ANJIR!" teriak Dery heboh sambil kocar-kacir mengubrak abrik kostan Dervin.

"WOY, SIALAN! CRF GUA! ANJIR MANA BANGSATNYA?! TUH BANGSAT KAGAK MAU NGEMODAL APA, YA?!" Daffa berteriak panik tak kalah hebohnya, parahnya ia sampai membuka paksa kamar kost lain.

Dervin sendiri malah jadi ikut kelabakan melihat kepanikan kedua sahabatnya, cepat-cepat ia harus bertindak sebelum dirinya diusir oleh pemilik kost karena merusuh. Dervin mengejar Daffa untuk kembali masuk sambil meminta maaf pada setiap penghuni kost yang dikunjungi Daffa, selanjutnya ia menarik Dery keluar dari kamar kostnya.

"Ikut gue lo berdua!"

Dervin terbahak lalu menyeret keduanya menuju gedung kost perempuan di sebelah kostan pria dan terus menyeret menuju toilet perempuan. Masa bodoh apa yang akan dilakukan para perempuan yang  ada di dalamnya kepada Dery dan Daffa.

"Mampus lo berdua! Masuk sana lo ditimpuk berjamaah!" ucap Dervin jengkel sambil mendorong kedua sahabatnya –yang sedari tadi panik bertanya di mana motornya– kedalam toilet perempuan.

No Leader! || ✔️Where stories live. Discover now