Chapter 23

148 31 19
                                    

"Whatever comes, let it comes."
-Dervin Gevandrio

Kaos hitam polos dengan celana seragam abu-abunya yang hanya ia kenakan saat ini. Motornya dibawa entah kemana setelah pria itu menyuruhnya melepas seragam atasnya, menyerahkan kunci motor, beserta ponselnya. Ia justru terkesan seperti korban pembegalan.

Dervin dibawa ke sebuah garasi besar di wilayah markas Chain. Banyak sekali motor-motor berkelas terparkir di sana tampak begitu mengkilap menyegarkan mata bagi para pecinta roda dua sepertinya. Tidak, Dervin tidak tertarik sama sekali. Ia hanya terkagum melihatnya.

Pria itu memimpin langkah semakin mendekat ke sebuah ruang kecil. Lagi-lagi Dervin dibuat kagum melihat satu motor Ninja H2 dengan mesin 998cc 4 cylinder berwarna hitam yang jelas desainnya begitu sangar dan tampak gagah. Dervin jelas tau, harganya bisa mencapai 300-600 juta rupiah. Berbeda jauh dengan motor 150cc miliknya, Yamaha YZF-R15.

Siapa yang tidak tertarik melihatnya, rider manapun ingin memiliki motor tersebut. Tapi bagi Dervin, jelas menjadi pertanyaan besar atas tujuan pria itu mempertemukan dirinya dengan motor berkelas itu.

"Inti Chain Rider semua memakai motor seperti ini saat ada pertemuan besar membela harga diri Chain," pria itu mulai bersuara yang hanya disimak baik-baik oleh Dervin. Ok, Dervin mulai paham apa yang diucapkan pria itu jika sudah membawa harga diri komunitas besarnya.

"Oh, tapi saya gak mau tau karena itu gak penting," sahut Dervin penuh ledekan.

"Oh jelas ini sangat penting, boy. Apapun yang menyangkut Chain semuanya penting karena mulai sekarang kamu adalah aset penting yang dimiliki Chain." pria itu membalas cepat perkataan Dervin membuat cowok itu diam tak bisa berkata.

Kali ini Dervin dibuat terdiam dengan raut mulai menggelap mencoba meredam emosinya, "Maksud anda?" desisnya dengan tatapan menyipit tajam menuntut penjelasan.

Pria itu terkekeh geli. Ia mendekat sedikit menunduk dan berbisik di telinga Dervin, "setelah kamu menyetujui kesepakatan dan mengirimi surat pada orang terdekatmu, itu artinya kamu menyetujui menjadi bagian dari Chain Riders Community."

Dervin dengan cepat meraih kerah jaket pria itu, menatapnya dengan kilatan emosi. Sebelumnya ia tak pernah lepas kendali seperti itu. Tapi kali ini ia tidak bisa hanya diam saja mengikuti permainan pria yang tak ia kenal itu.

"Sialan! bangsat lo, anjing! sebutin mau lo apa dari gua, hah?!" teriak Dervin murka, sebelah tangannya kini mencekik leher pria itu yang hanya menatap rendah padanya. Rasa hormat dan sikap sopannya menghilang begitu saja ketika ia dikuasai emosi yang gelap.

"Lo tiba-tiba bawa gue kesini dengan alasan kesepakatan omong kosong, lo libatin Dervan, lo libatin keluarga gue, kumpulan temen-temen gue, semua lo ancam supaya gue tunduk pada orang asing gak jelas kayak lo!" cecar Dervin semakin mengeratkan cekikan di leher pria itu.

"Lo ngebujuk gue pake motor high class, name tag resmi anggota inti, f*ck that sh*t." tambahnya semakin berang dan benar-benar lepas kendali hingga ia menyeret pria itu ke dinding lalu ia menyarangkan satu pukulan di tulang pipi pria itu.

Dervin menatap penuh kebencian pada pria itu yang kini terduduk lemas menyeka darah yang keluar dari sudut bibir serta mengambil pasokan udara yang sempat menipis.

"Jawab gua, sialan! apa mau lo?!" desis Dervin tak semurka tadi.

"Bagus, ini yang ingin saya lihat. Pengendalian emosi yang begitu menakjubkan meski nyaris lepas kendali, serangan telak yang sangat bagus. Ini alasan saya ingin menjadikanmu bagian Chain. Tempatmu yang sebenarnya di sini, Dervin." bukan jawaban seperti itu yang Dervin inginkan, pria itu perlahan kembali bangkit dan menekan tulang pipinya yang terasa ngilu akibat tinjuan Dervin. Namun itu tidak seberapa baginya.

No Leader! || ✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant