Chapter 45: Terungkapnya Rahasia

151 31 7
                                    

Sore hari yang mendung dengan awan kelabu seolah menandakan kehidupan akan berakhir menjadi penuh duka dan luka. Edgard beserta Edrico langsung turun dari motor besarnya, ia menghampiri jejeran anggota Bragasdon yang menjaga dan menutup akses untuk masuk ke sebuah bangunan dimana Dervin berada dalam penyiksaan.

Semua yang terjadi tak sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Meskipun Edgard didampingi oleh Gunston Riders dan Damn Thunder, tetap saja ia tak bisa gegabah melumpuhkan Bragasdon saat itu juga. Edgard bersama Chains Riders, Gunston Riders dan Damn Thunder sudah sampai di tempat penyekapan Dervin.

Jejeran anggota Bragasdon menjadi dua kali lipat lebih banyak dan jelas lebih kuat pertahanannya, mereka jelas tak menduga yang datang bukanlah Dervan melainkan pimpinan dari berbagai komunitas motor yaitu Chains Riders Community. Semuanya tampak bingung karena perkiraan yang direncanakan Farel tidak sesuai. Jika seperti ini, mereka sama saja menyerahkan diri untuk dijatuhkan. Terlebih lagi CRC datang bersama Gunston dan Damn Thunder yang sebelumnya bekerjasama dengan Bragasdon.

"Mana ketua kalian?" begitu turun dari motor besarnya, Edgard tanpa basa-basi langsung menanyakan dimana keberadaan Farel.

Masing-masing anggota Bragasdon saling menatap dan berinteraksi lewat tatapan mata, tak tau apa yang harus dilakukan. Jengah, Edgard mengambil langkah lebih mendekat sambil menyampirkan rantai sebagai senjata andalannya selama menjadi pemimpin Chains Rider. Berusaha mengintimidasi setiap anggota Bragasdon yang berjejer menghadang akses masuk ke bangunan itu.

"Suruh ketua kalian berhadapan sama saya! Atau kalian kami paksa ratakan?!" ancamnya lagi hingga salah satu anggota Bragasdon menelpon Farel untuk segera datang.

═════ ࿇ ═════

"Kamu aman di sini," ujarnya dengan suara rendah tepat di telinga gadis yang bergetar ketakutan begitu sampai di sebuah apartmen.

"Gue mau pulang! lepasin gue, Farel!" teriaknya sambil berontak berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman kuat Farel. Namun cowok itu mengabaikan teriakannya bahkan semakin memperkuat cengkraman dan tak peduli jika pergelangan Selvin terluka.

"Setelah gue lakuin banyak cara termasuk hancurin si Dervin, ya kali aja gue lepasin lo. Ga bisa, mulai sekarang lo milik gue." Farel tertawa mengerikan sambil beberapa kali mencoba meraup leher jenjang Selvin yang sulit ia gapai karena gadis itu terus meronta.

"Lo gila, Farel! apa yang lo lakuin sama Dervin?!" sekuat tenaga Selvin meronta dan akhirnya ia bisa terlepas dari jeratan lelaki itu.

Farel tersenyum miring, "Lo masih peduli sama tuh cowok? percuma, dia mungkin udah ga punya kesempatan bernafas lagi."

Kedua bola mata Selvin membesar, ia menggeleng pelan tak percaya. Ia memang marah dan benci pada Dervin tapi cintanya jauh lebih besar dan ia takut Dervin benar-benar pergi meninggalkannya. Selvin tau persis bagaimana Farel, lelaki yang tak suka bermain-main dengan apa yang dilakukannya.

Farel menunjukkan foto seseorang yang terkapar dengan kondisi jauh dari kata baik-baik saja tepat ke depan wajah Selvin. Foto itu ia dapatkan dari orang yang ia tugaskan untuk menyekap Dervin. Gadis itu menggeleng keras dan hanya bisa menangis melihat foto itu. Selvin tak percaya, ia mengelak seseorang dalam foto itu bukanlah Dervin namun nyatanya orang tersebut memanglah Dervin. Linangan airmata tak bisa lagi ia tahan dan kini diiringi dengan raungan menyayat hati dan Farel sangat menyukai setiap jeritan memilukan itu.

"Kenapa lo lakuin itu sama Dervin?!" teriak Selvin dengan gencar memukul Farel yang berusaha menghentikan aksi brutalnya.

Farel menarik kasar tubuh Selvin dan mendorong tubuhnya ke dinding. Farel mengurungnya dengan kedua lengan yang ia tempelkan pada dinding tepat di samping kepala Selvin, "Gue lakuin itu demi dapatin lo, Selvin! Gue ga suka lo bahagia sama cowok lain selain gue! Gue mau lo menderita. Dan sekarang penderitaan lo dimulai. Ga ada gunanya lo tangisin cowok itu!"

No Leader! || ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang