7.현실 (Reality)

3.8K 449 10
                                    

Ga bosen-bosen aku mau bilang, jangan lupa klik bintang dipojok kiri bawah dan silahkan komen jika berkenan.

Selamat membaca dan jangan lupa follow rezamelissaa

.

.

.

'Kita persingkat saja kalau begitu. Aku bisa saja membantu mu, asal kau juga bisa membantu ku? bagaimana?'

'Apa? '

'Berjanjilah'

'Iya aku janji. Tapi bagaimana caranya? kau tahu kan kakek bila--'

'Jika kau tidak bisa membawa ku keluar dari sini. Maka kau sendiri yang harus keluar'

'Mwo?'

'Maksudku, kita tidak perlu kemana-mana jika kau masih bisa menemuinya diluar. Tidak penting dengan aku dan dia yang ingin kesini. Cukup beritahu kepada ku, jika kau akan membawa Gwen pulang maka aku akan pergi'

'Tap--'

'Beri aku kebebasan melakukan apapun diluar sana. Toh sebenarnya kau tidak berhak mengaturku bukan? '

'YA! Kau ingin menjual dirimu untuk ditiduri laki-laki lain, sedangkan kau adalah istriku. Murahan sekali'

'Aku tidak mengatakan bahwa aku akan menjual tubuhku Jimin-ssi'

'Lalu apa? apalagi yang kau bisa selain menampung laki-laki yang sedang kelaparan'

'Kau tidak perlu memikirkan itu. Cukup percayakan semua nya padaku. Bagaimana? '

'Baiklah. Terserah kau saja, tidak ada untung dan rugi nya juga untukku.'

'Ah ya! satu lagi'

'Apa! '

'Tolong bersikap baiklah walau hanya sedikit kepadaku. Aku benci dikasari, aku benci dimaki, aku benci diriku yang tidak bisa melawan mereka yang menginjak-nginjak harga diriku'

'Mwo? harga diri? hahaha—jalang seperti mu masih memikirkan harga diri. Kau memang berbeda dari jalang biasa nya Alisa. Baiklah, aku akan lebih hati-hati lagi dalam membenci mu.'

*******

Pagi ini mentari dengan tenang menyapa lewat sinar hangat yang ia suguhkan dari celah jendela, membuat Alisa tersentak dari tidur pulasnya. Ini pertama kali nya Alisa merasa begitu senang ketika membuka mata. Seolah mendapatkan kembali kasih dan harapan hidupnya.

Mengingat kembali bagaimana kemarin malam ia dan Jimin membuat sebuah kesepakan yang akan menjemput kebebasan nya. Bebas dari belenggu ini, dan bebas dari caci maki Jimin yang selalu menyiksa batin.

Sedih dan bahagia pun turut hadir dalam hidupnya mengenang Gwen yang membuat kunci dari kurungan Jimin terbuka karna kesepakatan yang mereka bicarakan kemarin malam.

Alisa masih menatap cermin, yang letaknya selurus dengan ranjang. Menatap wajah bahagia itu masih setengah sadar, mata yang membengkak khas orang bangun tidur, rambut sedikit acak tapi tidak mengurangi kecantikan Alisa pagi ini.

Sedangkan Jimin— masih tertidur pulas dengan badan tertelungkup, punggung putih mulus nya yang terespose bebas karna tidak dilepasi sehelai kain, Jimin memang jarang sekali tidur mengenakan baju. Posisi kepala nya yang menghadap ke kiri, selaras dengan Alisa yang kini pun sedang menatap nya. Lekukan dikedua sudut bibir tipis itu tertarik perlahan, melihat betapa indah nya ciptaan tuhan. Bentuk rambuk yang acak dan bibir plump yang semerah ceri itu tidak pernah cacat sedikitpun dimata Alisa. Singkatnya, visual Jimin memang tidak pernah membuat Alisa kecewa disetiap pagi kala menatapnya.

BECAUSE OF YOU [Park Jimin]✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن