20.기억 (Remember)

3.7K 417 64
                                    

Sudah masuk hari ke tujuh, Alisa kembali kerutinitas nya seperti biasa. Itu artinya sudah seminggu ya?! Setelah tidak lagi diperbolehkan menyelesaikan shooting tersebut oleh Jimin, Alisa hanya dirumah, dikurung dan tentu saja tidak bisa kemana-mana kecuali Jimin yang mengajak nya keluar.

Alasan nya masih sama, Jimin masih belum merelakan Gwen untuk mengetahui kabar yang sebenarnya.

Oke, tidak masalah.

Alisa masih bisa menunggu.

Toh, dia percaya, tidak butuh waktu lama dan terlalu berusaha keras untuk mengambil hati Jimin lagi. Sekarang, bahkan tanpa Alisa sadari, Jimin sudah menempatkan Alisa diposisi yang sebenarnya, posisi sebagai istri.

Bebas mengelus wajah tegas yang terkadang begitu ingin minta dicekik, memaksa Jimin makan ketika dia pun sebenarnya tidak ingin makan, meminta sesuatu yang menurut Jimin aneh tapi Alisa begitu ingin dan—Jimin lagi-lagi akan mengabulkannya.

Mengandung pewaris Park ini memang banyak menguntungkan untuk Alisa. Dia jadi bisa merajuk atau memarahi Jimin ketika pria arrogant itu tidak menuruti permintaan nya atau malah bersuara tinggi ketika berbicara dengan Alisa.

Dan lagi—Jimin akan mengalah, hanya untuk membuat Alisa tersenyum manis dan membaik di setiap waktu.

Mendapat saran dari salah satu dokter kandungan pribadi yang menangani kondisi Alisa, Jimin jadi paham, bahwa ketenangan jiwa ibu juga berpengaruh besar kepada sistem pertumbuhan janin. Untuk itu Jimin, semaksimal mungkin tidak ingin membuat Alisa sedih, tertekan atau bahkan kekurangan vitamin.

Dia ingin yang terbaik untuk anaknya.

Karna anaknya lah yang terpenting dari apapun. Itu pikir Jimin.

Sama seperti saat ini, seharusnya Jimin sudah berangkat ke kantor setengah jam yang lalu. Tapi pria itu, terpaksa harus diam dulu dirumah karna Alisa mengatakan perutnya sakit tidak karuan, pinggangnya juga sakit katanya, kakinya cape lah, bahkan Jimin rela menanggalkan jas yang sudah rapi terpasang hanya untuk duduk dan mengurut betis Alisa yang mendadak keram.

Ringisan tak tertahan dengan wajah Alisa yang memerah menahan sakit pada kakinya saat keluar dari kamar mandi tadi memang sukses membuat Jimin setengah panik ketika Alisa langsung bergelantung ke pundak nya dan mengatakan kalau ia tidak bisa berjalan.

Alhasil Jimin harus menggendong gadis itu dan mendudukannya di pinggiran kasur, dengan kedua kaki yang sudah Jimin selonjorkan.

Pijatan-pijatan kecil dan lembut pun Jimin lakukan untuk mengurangi rasa sakit di betis Alisa yang saat ini sedang mengeras.

Jimin tidak tahu apa penyebab kesalahan kecil yang berentetan seperti ini terjadi dipagi hari, ketika ia sudah rapi dan seharusnya harus berangkat kekantor tapi malah mengurusi istrinya beberapa lama dulu. Jujur sebenarnya, Jimin tidak ingin bekerja dalam keadaan khawatir juga memikirkan Alisa dan kondisinya.

"Ini, masih sakit?!" Jimin menekankan tangan nya sedikit kuat di kaki Alisa. Daripada bertanya, penuturanya bahkan terdengar bukan bertanya, tapi merasa kasihan melihat Alisa yang berkali-kali menutup mata, menahan sakit ketika Jimin kembali mengoleskan minyak entah apa yang kakek nya berikan tadi.

Alisa menarik nafas begitu dalam, dan menghelanya dalam satu tarikan. Gadis itu pun mengangguk, menjawab kalau kakinya memang masih sakit.

Sebenarnya apa ya kalimat yang pantas untuk mengungkapkannya, betis Alisa itu hanya keram, tidak sakit yang terlalu parah. Tapi karna rengekan nya lah yang membuat Jimin terlalu khawatir untuk meninggalkan.

Tangan kekar dengan beberapa cincin yang mengisi di jari kelingking, jempol dan telunjuk itu lantas menghentikan aktifitasnya mengusap-usap. Jimin menatap Alisa lagi penuh kasihan. "Kita kedokter saja ya."

BECAUSE OF YOU [Park Jimin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang