27.질문 (Question)

3K 341 29
                                    

Tiap langkahnya tertatih tak bertenaga sekedar menguatkan berang sebentar. Dilihatnya sekeliling rumah dengan pemandangan yang sunyi, nyaris tidak ada kehidupan jika bukan suara tawa kecil pelayan dari dalam kamar nya dan itu bahkan hanya bisa terdengar karna keadaan rumah yang begitu tenang, padahal hari belum lah terlalu larut untuk segera beranjak menuju tempat tidur. Setahu Alisa, hari ini juga tidak ada acara apapun sehingga kedua mertua dan Kakek Jimin pun tidak menampakkan batang hidung nya.

Malam baru menunjukkan pukul delapan lewat tigabelas menit. Seharusnya Alisa sudah pulang sejak dua jam yang lalu. Kendati hati nya merasa masih pilu serta merta perasaan yang kian memusingkan, Alisa memilih menumpahkan menyeluruh apa yang sedang ia rasakan dalam tangis bersamaan.

Merasa sudah sedikit membaik, baru lah ia menguatkan diri untuk kembali kerumah. Tapi kekuatan yang diharapkan tidak hadir sesuai dengan permohonan. Saat menatap keadaan rumah yang begitu sunyi membuat Alisa merasa sedang hidup sendiri, berjuang sendiri dan sakit sendiri.

Tidak ada satupun yang mengerti, mengetahui apalagi bertanya bagaimana hari-harinya. Mendadak Alisa merindukan Madona. Sungguh! Bisa kah Alisa membalik badan saja dan meniti jalan lagi menemui Ibu sambungnya untuk memeluk erat menangis kencang hingga terlelap dalam pangkuan nya. Alisa benar-benar butuh itu.

Langkah pelan nya perlahan meniti tangga sambil mengusap air mata yang entah kapan akan berhenti berjatuhan. Jika dilihat dari situasi rumah saat ini Alisa yakin kalau Jimin tidak akan tidur dirumah lagi malam ini, alias tidak pulang entah karna sengaja tidak ingin bertemu Alisa atau memang sibuk. Alisa tidak pernah bertanya, sekalipun ingin memastikan pun Alisa tidak punya alasan kuat untuk meyakinkan dirinya mempunyai hak tersebut.

Tapi keterkejutan lain membawa Alisa dengan sisa-sisa nyawa terakhirnya menghilang, saat tangan itu berhasil mengayunkan kenop besi pintu kamarnya sedikit lebar dan mendapati Jimin sedang berdiri melipat kedua tangan didepan dada dengan ekspresi wajah yang—entahlah—Alisa tidak bisa mentafsirkan apakah itu wajah menunggu? marah? atau khawatir?

Jimin memang memusingkan untuk dipikirkan.

Dengan sisa sisa ketegaran nya, Alisa membalik badan lalu menutup pintu dan menguncinya. Kemudian berjalan melewati Jimin begitu saja, meski sedetik setelahnya tangan Alisa ditahan begitu saja. Alisa lantas berhenti, tubuhnya begitu lemah hanya untuk menepis tangan Jimin atau bertanya.

Sadar akan sang puaian yang tampak berbeda, Jimin pun mendekati tanpa mau melepaskan genggaman pada tangan Alisa. "Dari mana?" tanya nya dengan tegas.

Alisa langsung membuang muka berdalih tidak bisa menatap Jimin terlalu lama. Dia akan menangis memikirkan lagi semuanya, memikirkan bagaimana Jimin sudah membelitkan perasaanya. Alisa tidak mau terlihat begitu lemah.

"Kontrol dengan dokter Dae" jawab Alisa seadanya. Tatapan nya masih fokus memeta pemandangan luar karna kain jendela yang masih terbuka lebar.

Jimin menarik bahu Alisa untuk menatapnya. Angin yang begitu kencang pun turut ikut campur membuat surai panjang pirang itu beralun dan mengacak wajah cantik sang puaian. Jimin merapikan anakan rambut yang menutupi wajah sang istri lalu menyisipkan nya kebelakang telinga.

Jimin masih diam menatapnya, tidak berucap langsung. Dan itu membuat jantung Alisa berdegup kelewat abnormal, serasa akan berhenti berdetak saat itu juga dengan ujung-ujung jarinya yang dibuat dingin.

Oh Tuhan! Andai aku punya sayap. Rasanya ingin terbang saja, batin Alisa meronta-ronta minta dibawa pergi dari tatapan Jimin yang mengalirkan gelenyar lain dari dalam sana.

"Lalu kenapa menangis?" tanya Jimin begitu lembut, tangan kekar itu mengusap pipinya begitu pelan. "Apa terjadi sesuatu?"

Demi seluruh harapan yang sudah Alisa pertahankan begitu lama, meski susah payah menyanggah Alisa berusaha meraup sedikit udara masuk ke hidungnya, guna melonggarkan sesak didada dan gelenyar aneh yang sedang bermain gila-gilaan.

BECAUSE OF YOU [Park Jimin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang