21.부속물 (Accessary)

3.6K 388 19
                                    

Katakan kalau disini Jimin sedang berada dalam posisi sulit. Berada ditepi jurang yang dibawah nya disambut dengan rujaman tajam.

Terbunuh atau membunuh adalah dua pilihan yang sudah digariskan, dan Jimin harus memilih satu diantara dua opsi yang tidak akan bisa sejalan.

Disisi lain, berperan sebagai dia lah yang sedang beruntung dan sedang baik-baik saja, Jungkook sama hal nya dengan Jimin. Dijadikan sebagai umpan oleh keluarganya sendiri untuk memancing keluarga yang lainnya. Tidak perlu ditutupi, saat kakek sudah menentukan pilihan bahwa Jungkook akan dijadikan umpan agar menangkap Jimin kedalam jaringnya.

Memenuhi perintah kakek dan berhasil dengan segala yang sudah ia percayakan adalah kebanggaan tersendiri bagi keluarga besar Park yang bersatu dengan Jeon tersebut.

Seperti saat ini, setelah Jungkook memberitahukan kepada Taehyung, bagaimana dua bola mata sipit Jimin menatap nya datar dan tidak suka ketika Alisa dimasukkan kedalam pembicaraan, Taehyung tentu tidak bisa tinggal diam untuk tidak segera memberitahukan hal tersebut kepada Alisa.

Tidak lama setelah berbincang dengan Jungkook, pria dengan tegasan wajah dan senyum kotak itu pun mendatangi Alisa kerumahnya. Masih lengkap dengan setelan jas tosca, kemeja putih tanpa dasi dengan dua kancing teratas sengaja ia buka.

Jalan tegap sambil satu tangan ia masukan ke kantong celana membuat Taehyung benar-benar terlihat seperti anak bangsawan dengan class local.

Taehyung sempat melirik sekeliling, terlihat sunyi seperti tidak berpenghuni. Tidak ada ibu Jimin, ayah nya ataupun kakek. Bahkan kepala pelayan yang selalu menyambut setiap tamu yang datang terlihat tidak berada di tempat biasa yang Taehyung lihat.

Merasa canggung pun berada di tengah rumah, Taehyung meronggoh saku celana dan mengais ponsel nya. Mengotak-atik dan mencari nama yang akan ia hubungi.

"eoh... kenapa rumah mu sepi. Dimana orang-orang?" tanpa basa basi Taehyung langsung bertanya ke intinya.

Anehnya, disebrang sana terdengar gemersik lain, seperti ringisan kesakitan dan beberapa suara lain nya. "Alisa! Kau dimana?" khawatir pun mendadak menyerang Taehyung.

"Aku di kamar, naik saja."

Saat Taehyung mengalihkan pandangan ke lantai atas, benar saja. Ada satu pintu yang sedang terbuka lebar, kemudian muncul lah kepala pelayan. Membungkuk lalu memberi kode untuk Taehyung dipersilahkan naik dan masuk kedalam kamar.

Taehyung mengangguk, kembali memasukkan ponsel tadi ke kantong nya dan berjalan menaiki anak tangga. Samar-samar, ditengah langkah, Taehyung mendengar sesekali jeritan Alisa menahan kesakitan.

Taehyung stagnan beberapa detik didepan pintu kamar, melihat bagaimana kakek dan ibu Jimin beridiri di samping ranjang menatap Alisa penuh khawatir.

Seolah waktu berjalan begitu lambat, Taehyung pun melangkahkan kaki nya perlahan masuk. Pertama kali yang ia lihat adalah Alisa yang terbaring dengan seorang dokter yang sedang memeriksa kaki nya. Sesekali dokter itupun menekan atau memukul tulang atas dan itu membuat Alisa berteriak, pantas saja.

Alisa sakit?

Saat sudah ditengah kamar, yang didalam nya sudah dikerumuni seisi penghuni rumah, Taehyung memilih berdiri ditengah ibu Jimin dan kakek. Ikut melipat kedua tangan nya didepan dada dan memperhatikan kaki Alisa yang sedang di obati oleh dokter dibantu oleh perawatnya.

Taehyung pun mendaham, "Apa yang terjadi, Bi?" ucapan itu tujukan jelas kepada Min Yeri yang sekrang menatap Taehyung datar.

"Alisa bilang hanya keram, setelah diberi minyak urut kaki nya malah membengkak." Yeri pun menghela nafas setelahnya.

BECAUSE OF YOU [Park Jimin]✓Where stories live. Discover now