11.모든 것을 (Do Everything)

3.9K 308 10
                                    

Sudah masuk hari ke empat. Dimana Alisa belum sama sekali melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, melakukan sesuatu yang beberapa waktu lalu diperintahkan oleh Taehyung

Alasan nya sangat klasik.

Dia takut kalau nanti terjadi sesuatu yang akan menggagalkan rencana tersebut.

Alasan kecil yang membuat Alisa beribu kali berpikir, menelisik kembali kebelakang, dimana ada sebuah tujuan dan satu harapan yang di sedang ia perjuangkan. Disini Alisa sama sekali tidak ingin ada yang kecewa, sedih bahkan terluka. Ia hanya ingin melihat semua menemukan apa yang mereka cari, mendapatkan kembali harapan yang telah lama hilang, kembali. Memberikan sebuah kebahagian sebelum salah satu dari mereka akhirnya pergi. Hanya itu.

Bahkan jam sudah hampir menunjukkan angka untuk pergantian hari. Alisa belum tidur. Ada suatu sesak yang sedang ia pikirkan, hingga membuat nya tidak mendapatkan tidur di jam yang seharusnya sudah terlelap pulas bersama mimpi-mimpi yang sudah menunggu.

Entah sudah berapa kali pula Alisa mengurung dirinya didalam selimut tebal itu. Hingga buliran keringat akan cemas yang ia rasakan mengalir, mewakili perasaan nya saat ini. Bolak balik memutari setiap sudur ruangan, bangun lalu berbaring. Hingga akhirnya Alisa menemukan titik lelah nya dan pasrah.

Baru saja ingin memejamkan mata, kedua matanya tertahan seraya membola, melirik ke kiri dan kanan. Kala suara tarikan yang dihasilkan dari pintu kamar itu mengalihkan atensi Alisa pada sosok yang kini sedang mengunci pintu.

Jimin?

Alisa yang tadi berbaring dengan posisi menyamping kemudian berbalik. Menatap Jimin yang tengah mendekat dengan langkah acak nya. Alisa hanya diam,bahkan dengan sengaja ia juga menyaksikan Jimin tengah membuka baju. Saat ini, dalam kegelapan, karna hanya ditemani silau dari lampu jalanan yang menembus jendela, membuat Alisa tidak menikmati sepenuhnya kegiatan Jimin. Karna pada kenyataan nya, kamar itu sedang gelap. Alisa sengaja mematikan lampu karna ia sangat susah tidur tadi. Jadi, keadaan seperti ini tidak akan merugi atau menguntukan seseorang.

Setelah melepas baju nya, Jimin melemparkan nya sembarang. Dia pun sedikit mengerang, seperti sedang kepanasan padahal suhu dikamar saat ini normal saja.

"Kau sudah tidur?" ucap Jimin ketika sudah duduk di sisi ranjang. Jimin menatap Alisa yang juga menatap nya. Alisa tidak menjawab, malah memperhatikan Jimin secara seksama bak meneliti ketampanan pria itu dalam kegelapan.

"Alisa! " panggil Jimin lagi.

Kali ini Alisa hanya mendaham, memberitahu bahwa dia sedang mendengarkan. "Kau belum tidur?" tanya Jimin sekali lagi. Tapi Alisa tidak menjawab juga. Dia lebih memilih diam dan menatap Jimin saja.

"Kenapa lampu nya dimatikan? aku tidak bisa melihat wajah mu" Jimin beranjak, meniti kasur mendekati posisi Alisa yang menymping menghadap kearahnya. Tangan nya sibuk mencari dimana Alisa berada, benar-benar gelap, karna semua lampu yang sengaja Alisa matikan.

Dada nya menggebu-gebu begitu cepat, bercampur sesak menjadi satu. Membuat Jimin kesulitan untuk menetralisir sesuatu yang berusaha keluar dari diri nya. "Kau tidak mendengarku Al--"

Kalimat Jimin terhenti, ketika tangan nya diambil Alisa dan dibawa menyentuh wajah mulus itu. "Tidak perlu lampu jika kau ingin memastikan ini wajah ku" Alisa menggerakkan tangan Jimin mengelus pipi nya, pelan. Hanya beberapa kali. Hingga di pergerakan selanjutnya malah Jimin yang mencandu untuk memeriksa setiap pahatan dari wajah nya.

"Pipi ini," Jimin mengelus nya lembut. Kemudian beralih kepada alis yang sengaja ia usap bak memastikan. Beralih pada hidung Alisa kemudian berakhir pada bibir tipis milik nya.

BECAUSE OF YOU [Park Jimin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang