14.엄격한 (Suddenly Stiff)

3.4K 362 18
                                    


          "Park Alisa!"

Kali ini suara Jimin lebih lantang dari yang sebelumnya. Tentu saja Alisa terkejut dan stagnan dalam diam, terlebih lagi karna Jimin tidak pernah membawa marga tersebut kedalam namanya. Alisa menatap Jimin yang tengah menatap nya penuh kesal. Sebenarnya dia juga tidak mengerti kenapa Jimin terlalu agresive. Pria itu sangat aneh sekali sejak Alisa pulang dari rumah Madona.

"Apa lagi?" jawab Alisa melas-melasan.

Jimin mendekati Alisa dengan langkah tergesa-gesa. Dia juga menarik lengan Alisa tanpa aba-aba. Membuat sang pemilik terkejut hebat, apalgi Jimin langsung mengarahkan Alisa meniti tangga dan masuk kedalam kamar.

"Jawab aku! apa yang kau lakukan pada ku tadi malam?"

Alisa bersumpah, saat ini jika dia memukul ubun-ubun Jimin tidak membuat pemilik kepala meringis kesakitan, Alisa ingin sekali melakukan nya berulang-ulang. "Aku?" Alisa membawa telunjuknya terbalik didepan dada. "Bukan aku saja, tapi kita berdua, bersama-sama. Sudahlah, aku ingin masak." ucap Alisa sambil mendorong Jimin kesamping dengan tangan nya.

Tapi belum sempat tangan nya menjangkau gagang pintu, tiba-tiba tubuhnya sudah terdesak lagi pada dinding lemari kaca. Jimin menarik tangan nya begitu cepat dengan kasar. Lagi dan lagi, punggung Alisa merasakan nyeri akibat dentaman kayu yang begitu kencang menyapa tubuhnya. "Akhh—Jimin–ssi! "

Bolehkah Alisa menampar Jimin sekali saja?

"Ada apa dengan mu eoh? memangnya kenapa kalau kita melakukan nya? aku istrimu. Jika kau takut ada perwujudan lain dari dirimu dalam rahimku, akan ku gugurkan. Puas!" Alisa melepaskan tangan nya dari Jimin dengan kasar. "Tapi jangan pernah sakiti tubuhku lagi. Aku bukan benda mati yang tidak memiliki keluhan tentang perlakuan mu." tambah Alisa lagi sebelum dia benar-benar berhasil meninggalkan Jimin dikamar sendirian. Kali ini Jimin tidak lagi mengikuti nya. Mungkin pria itu sedang mencerna dan mengunyah dengan baik kalimat-kalimat Alisa barusan.

Tapi baru hendak masuk ke dapur, Alisa dengan jelas mendengar teriakan Jimin memanggil nama nya begitu jelas. "Alisa!" pekik Jimin begitu hebat menggema seisi dinding rumah.

Alisa hanya tertawa. "Kasihan sekali," lirih Alisa pada dirinya sendiri.

***

Malam ini kediaman Park sedang sunyi. Kedua orang tua Jimin ada bisnis diluar kota beberapa hari. Untuk Yoo Han, dengar kabar dari assisten nya, sang empu sedang pergi kesuatu tempat, yang bersifat pribadi. Kalau kata bibi Kang yang bekerja sebagai kepala pelayan dirumah itu, Yoo Han sedang pergi berkunjung kerumah mantan istri pertama nya.

Sebenarnya tidak ada yang perlu di khawatirkan, meski ditinggal hanya berdua dengan Jimin dirumah. Justru itu yang Alisa butuhkan, sebuah ruang dan waktu luang untuk berdua saja. Maka dari itu, Alisa sebisa mungkin memanfaatkan situasi yang ada untuk bisa mendekati dan sedikit meluluhkan hati pria arrogant yang sedang membaca majalah didepan tv, diruang tengah itu.

"Jimin!" Panggil Alisa dari dapur.

Yang dipanggil pun hanya mendaham.  "Hmmm," jawab nya tanpa menoleh sedikitpun.

"Kopi atau teh?" tawar Alisa dengan niat yang begitu ia lebih-lebih kan. Padahal tadi hanya ingin memasak untuk makan malam saja, tapi setelah itu rasanya niat mengambil perhatian Jimin pun terasa belum lengkap jika belum menutup dengan sebuah hidangan spesial seperti membuatkan minum atau—hmmm,

"Kopi," jawab nya kemudian.

Alisa mengangguk, tidak perlu bertanya lagi manis atau tidak karna pertanyaan seperti itu tidak akan mendapat jawaban dari pria yang tidak pernah baik mood nya.

BECAUSE OF YOU [Park Jimin]✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant