12.체하다 (Pretend)

3.9K 330 7
                                    

Suara kicauan burung, hembusan angin yang masuk lewat celah jendela. Harum semerbak kembang yang bermekaran, belum lagi sejuk udara yang menerpa. Alisa baru bangkit dari alam sadarnya. Masih berbaring, dengan menutup habis tubuhnya kedalam selimut seperti dibungkus.

Menatap Jimin yang masih tertelungkup dengan punggung terekspose bebas. Kali ini bukan karna kebiasaan Jimin tidur tidak memakai baju. Ingat bukan, bagaimana mereka menghabiskan malam panjang sebagai pertemuan khusus yang telah lama Alisa nantikan.

Alisa mengulas senyum. Menatap Jimin yang masih tertidur pulas. Lelah dan kantuk yang menyeka mungkin membuat Jimin belum bisa membuka matanya. Penyatuan mereka selesai hampir setengah fajar. Jadi wajar saja jika jam segini Jimin masih belum sadar.

Alisa tidak bisa menahan rasa bahagia yang begitu besar. Senyum kemenangan itu masih merekah, seperti tidak mau memudar atau menghilang. Membelai rambut Jimin penuh hati-hati, mengusap pipi nya kemudian dan lanjut menghentikan telunjuk ramping nan indah itu tepat di bibir plump yang semalam membuat nya melayang terbang.

Kemudian Alisa bangkit, sangat berhati-hati. Menghilangkan sekecil apapun suara dari gesekan selimut, agar Jimin tidak terbangun. Tubuhnya condong kearah Jimin, sebelum satu kecupan mendarat di tulang pipi pria arrogant itu. Alisa juga sempat berbisik, ditengah hening yang hampir tidak bisa didengar oleh siapapun kecuali Jimin. Sayang nya Jimin masih tidur, jadi anggap saja Alisa sedang bicara sendirian.

"Aku mendapatkan mu, untuk sekarang dan selamanya." ucap Alisa.

*******

Membersihkan diri, bersiap-siap lalu pergi adalah satu-satu nya cara untuk menghindari Jimin. Sebenarnya hari ini Alisa sudah ada janji dengan Taehyung dan Madona. Tapi menemui Taehyung dulu sebelum mengunjungi Madona adalah yang paling utama sekarang. Jadi, tidak mau berlama-lama sebelum kesetanan pria itu bangkit, Alisa buru-buru mandi. Bergegas menggunakan kesempatan sebaik mungkin.

Sejuk nya air dan aroma lilin terapi menjadi salah satu obat penenang saat ini. Menenggelamkan habis seluruh badan pada batch up, diantara ribuan kelopak bunga yang mengawang diatas nya.

Alisa sangat suka bunga. Apapun jenisnya. Dia terlalu mementingkan tentang tubuhnya. Alisa meyakini, bahwa berendam dalam air bunga dan menjadi kelopak itu sebagai sabun nya akan membuat kulit Alisa menjadi bersih dan lembut. Selain itu juga bisa membuat tubuhnya menjadi harum yang melekat meski tanpa memakai parfum seperti kebutuhan manusia biasa.

Tenang, damai, bersama suatu kemenangan yang baru saja ia dapatkan. Seolah Tuhan memang benar-benar merestui segala jalan dari semua rencanya. Alisa sampai tersenyum pelik, ketika ingatan kemarin malam, sebelum Jimin memasukinya. Perasaan nya dirundung resah padahal, takut rencana yang sudah ia kerjakan gagal.

"Untuk siapa ini bi?" tanya Alisa pada bibi Kang.

Bibi Kang menoleh, menatap Alisa yang sudah berdiri disamping nya. "Untuk Tuan muda, nyonya" jawabnya.

Alisa mengangguk, "Ah begitu ya. Biar aku saja yang mengantarkan kalau begitu" cara yang demikian terlintas begitu saja. Alisa mengambil alih nampan yang masih tergelak di tengah bar. Meletakkan gelas yang berisi susu coklat panas itu keatasnya. "Bibi bisa istirahat sekarang" sungguh itu hanya basa basi belaka agar Alisa melancarkan rencana.

Keadaan semakin memihak ketika bibi Kang langsung menuruti perintah Alisa. Beberapa detik setelah bibi Kang pergi, Alisa dengan cepat meronggoh sesuatu dari kantong baju nya, mengambil dan membuka lalu memasukan sedikit demi sedikit yang keluar dari botol kecil tersebut kedalam gelas yang berisi susu untuk Jimin tadi. Itu adalah bubuk. Bukan sembarang bubuk.

BECAUSE OF YOU [Park Jimin]✓Where stories live. Discover now