8.요구 (Call Me)

3.8K 358 14
                                    

Hai 💋 Salam sapa dulu sebelum membaca 🤗

Jangan lupa untuk Vote dan komen nya ya 💜

Hmmmmmmm(10jam) aku update ini jam 01.46 🙈 ada yang belum tidur kah?

.

.

"Jim, aku pergi keluar ya hari ini! "

Alisa memang sudah selesai membenahi semua keperluan Jimin. Menyiapkan satu stelan lengkap, merapikan kamar. Jangan lupa tadi pagi-pagi sekali Alisa sudah menyiapkan sarapan juga untuk suaminya. Sekarang hanya tinggal menunggu Jimin berangkat kerja barulah Alisa akan pergi kesuatu tempat yang semenjak menikah belum ia kunjungi.

Jimin memang kejam.

Sudah lebih dari sebulan, Alisa tidak bisa kemana-mana. Jangankan pergi menghirup udara segar ditempat lain, berkeliling di taman rumah yang bak istana ini saja Alisa masih tetap diawasi oleh dua dayang yang setia menunggu nya dari jarak kejauhan.

Sebegitu takutkah pria angkuh itu terhadap identitas Alisa sebagai kupu kupu malam itu diketahui oleh keluarga nya. Hingga Alisa harus dikurung dan bebas pun karna sebuah perjanjian juga.

Hidupnya memang selalu saja dikelilingi oleh kesepakatan yang sebenarnya tidak berarti.

"Bolehkan?" tanya Alisa sekali lagi karna Jimin belum menjawab.

Jimin menatap Alisa sebentar, sebelum fokusnya menatap cermin dan lanjut memasang dasi berwarna dongker itu disana. "Tidak bisa kah kau bertemu Madona jangan dirumah itu." Jimin telah selesai memasang dasi. Ia berjalan mendekati ranjang. Mengambil jas yang sudah terletak rapi diatas kasur dan memasangkan ke badan nya kemudian, sebelum berucap lagi.

"Bagaimana jika kakek atau ibu ku menyuruh seseorang untuk mengikutimu?" sebenarnya jika Alisa perempuan biasa, mungkin Jimin tidak akan sekejam ini. Tapi identitas Alisa sangat lah penting untuk disembunyikan dari keluarga dan kolega, terlebih dari Gwen.

"Tapi aku rindu rumah, aku sangat ingin bertemu dengan keluarga ku. Sekali ini saja ku mohon" Alisa mengatupkan kedua tangan nya seolah memohon. Benar-benar berharap Jimin akan mengiyakan.

"Aku tidak mau mengambil resiko jika semuanya terbongkar Alisa!"

"Jim---"

"Aku bahkan belum memikirkan alasan yang tepat untuk menceraikan mu nanti. Tolong jangan memperumit hidupku." sebenarnya Jimin tidak ingin mengatakan ini. Karna menurutnya kalimat itu sedikit sensitive. Meski fakta mengatakan bahwa mereka tidak saling menaruh perasaan, tapi Jimin tidak suka saja mendengar kata perceraian. "Bersabarlah, tidak lama lagi kau akan keluar dari rumah ini dan kembali pada keluarga mu untuk selamanya." jelas Jimin lagi berharap Alisa memaklumi keadaan saat ini.

Alisa yang dari tadi duduk disofa, dekat dengan jendela kamar kemudian bangkit. Berjalan mendekati Jimin yang masih menatap cermin dan merapikan jas nya. "Kalau begitu, jika bertemu ditempat lain boleh?" Alisa membalikkan tubuh Jimin menghadapnya. Berlagak membenarkan letak dasi Jimin yang sebenarnya sudah rapi, dan menyeka sekilas jas mahal itu tepat dibawah bahu nya.

Jimin hanya menghela nafas, menahan sesak agar ia tidak memaki Alisa. "Aku benar-benar merindukan ibu" jujur Alisa memang sangat merindukan Madona. Ingin sekali memeluk ibu sambung nya itu saat ini dengan erat dan bercerita panjang bagaimana kehidupan baru yang Alisa jalani.

Tidak ingin berbasi lagi, karna jika diperlambat atau diperpanjang Jimin juga akan telat nanti pergi ke kantor. Jimin mengambil kedua tangan Alisa tadi dan melepaskan nya tidak santai. "Terserah kau saja." ucap Jimin kemudian mengambil ponsel dan memasukkan nya kedalam kantong celana. Jimin berjalan keluar kamar setelahnya.

BECAUSE OF YOU [Park Jimin]✓Where stories live. Discover now