CHAPTER 18

67 12 3
                                    

Sesuai permintaan kalian yaa... :)

Ayok dongg.. Yang belum Vote cepetan, biar Author makin semangat trus jd'nya triple Up... :v

_________________________________

Suara roda brankar menggema sepanjang koridor. Jaehyun, Jaemin, Jeno dan Renjun membantu untuk mendorong brankar Dera menuju ruang UGD.

Selang beberapa menit mereka telah sampai di depan pintu ruang UGD. Mereka hanya bisa pasrah saat salah satu Ganhosa [Perawat] menghalangi mereka untuk masuk.

Dan tinggallah mereka yang hanya bisa menatap pintu di depannya perlahan-lahan tertutup rapat. Tak lama pintu tertutup, Byun Uisa memasuki ruangan tersebut dengan tergesa-gesa. Bahkan Ia menghindar saat Jaehyun mendekatinya dan sesegera mungkin masuk ke dalam sana.

"Ya Tuhan. Selamatkanlah dia "

"Jaemin, sejak kapan kau percaya pada Tuhan? " tanya Jeno tiba-tiba, membuat Jaemin yang semula menengadahkan kepalanya kini beralih menatap pria di sampingnya

"Sejak saat ini. Dan aku berharap dia tidak akan menghilangkan kepercayaanku lagi " ucap Jaemin tanpa menatap lawan bicaranya.

❛ ━━━━━━━ ・❪ ❁ ❫ ・━━━━━━━ ❜

🕊️🕊️🕊️

Elsewhere

Dengan tekat yang kuat. Mark melangkahkan kakinya cepat menuju kamar kedua orang tuanya.

Tanpa permisi ataupun mengetuk pintu, Mark langsung masuk ke dalam sana, membuat kedua orang tuanya yang tengah memilah-milih pakaian yang akan mereka kenakan di acara besok teralihkan perhatiannya.

"Mark, kenapa tidak mengetuk- "

"Aku ingin semuanya dibatalkan " tegas Mark.

"Apa maksudmu? " tanya Tuan Lee seolah tidak mengerti

"Aku ingin pernikahanku dengan wanita asing itu dihentikan " tegasnya menjelaskan

"Tidak bisa! Acaranya besok dan kau dengan mudahnya berkata untuk membatalkan semuanya?!! " marah Tuan Lee

"Itu keputusanku. Aku tidak akan menikah dengan siapapun, karena aku hanya akan menikahi wanita pilihanku " ucap Mark tegas kemudian pergi dari sana.

Dilihatnya Bodyguard Tuan Lee yang berusaha menghadang jalannya. Membuat Mark kesal lalu memukul semua orang itu dengan membabi buta. Hingga kepalanya terasa berat setelah merasa punggungnya dipukul dengan sesuatu. Benda tumpul

Tuan Lee memukul tengkuk Mark menggunakan tongkat tenis miliknya. Membuat tubuh putranya perlahan-lahan tumbang dan berakhirlah dengan Mark yang tersungkur di lantai dingin itu.

Para pria bertubuh besar itu membawa Mark menuju kamarnya, lalu menguncinya rapat-rapat.

"Kalian boleh pergi. Ingat! Jangan sampai anak tengil itu kabur  " titahnya pada barisan pria bertubuh kekar di depannya. Setelah itu Ia pergi dari sana, menyisakan Bodyguard'nya yang menjaga pintu kamar Mark dengan ketat.

∴━━━━━━━━━✿━━━━━━━━━∴

🌹🌹🌹

KEESOKAN HARINYA

          🌹🌹🌹
02.30 p.m Seoul Korsel

서울 병원 [Seoul Byeongwon] /
Seoul Hospital

Begitulah tulisan besar yang terdapat di gedung yang menjulang tinggi bernuansa biru terang itu.

ME AND MY BROKEN HEART °•°MARK LEE°•° [Slow Update + Revisi] Where stories live. Discover now