CHAPTER 24

54 7 0
                                    

Efek gabut, bkin cepet up :v

BIJAK-BIJAKLAH DALAM MEMBACA GANN!!!...

Happy Reading....

_________________________________

"Ini, ponsel untukmu. Di dalamnya sudah ada nomorku, dan juga Meimei. Kau bisa menghubungi kami kapan saja " ucap Lucas, memberikan paper bag yang dia bawa, pada Dera.

Kini, kedua manusia itu sedang duduk di tepi ranjang sang adik, yang tengah membereskan barang-barang untuknya kuliah.

"Gomawo Oppa.. " ucap Dera, dengan senyuman khas miliknya.

"Bisakah kau berbicara dengan bahasa China? Aku merindukan negeri itu " ucap Lucas, bersamaan dengan air wajahnya yang berubah sendu.

"Dāngrán [Tentu Saja] " Dera menganggukkan kepalanya.

"Gege, Meimei zài nǎlǐ? [Kak, Meimei di mana?] " tanya Dera, sambil melihat sekelilingnya, Lucas menggeleng kemudian berkata,

"Meimei pulang ke China, katanya ada yang harus dia urus "

"Ouhm.. " Dera mengangguk-anggukkan kepalanya, mengerti.

"Sudahlah, lagi pula rasa rinduku sudah terobati " ucap Lucas hendak pergi namun,

"Rindu akan negeri kelahiran, atau Cici yang ada di sana? " ledek Dera.

"Yakk!! Kau! " kesal Lucas, matanya melotot, dan tangan kirinya terangkat untuk menjitak kepala adiknya, yang menyebalkan itu.
"Hey!! Jangan panggil dia Cici, atau dia akan menerkammu " peringatan Lucas, sambil menunjuk wajah Dera dengan telunjuknya.

"Kenapa? Dia asal China kan? Kenapa memanggilnya Eonnie, bukan Cici? "

"Dia tidak menyukainya. Sudahlah, pergi mandi sana " titah Lucas, yang diindahkan oleh adik tercintanya.

Terbesit rasa senang di hati pria itu. Keributan yang dia rindukan bertahun-tahun lamanya, keributan antara adik dan kakak yang dia inginkan sejak lama, kini kembali Lucas rasakan. Namun tak lama lagi, dia akan kehilangan adiknya, yang kembali bersama dengan masa lalunya yang kelam.

∴━━━━━━━━━✿━━━━━━━━━∴

"Apa yang terjadi padanya? " tanya Nyonya Lee khawatir, pada Uisa di depannya.

"Maaf Nyonya, kami harus melakukan pemeriksaan terhadap pasien. Aku merasa ada yang janggal dengan penyakitnya " jelas Uisa itu, menatap pasiennya yang tak sadarkan diri.

"Baiklah. Tapi Baekhyun, kumohon.. Selamatkan dia. Hanya dia harapanku satu-satunya " mohonnya, sambil menyatukan kedua telapak tangannya.

'Kau hanya tidak tau Nyonya, harapanmu sebenarnya bukanlah wanita ini. Melainkan wanita yang rela mengorbankan nyawanya, demi melahirkan cucumu ke dunia ini '~Batin Byun Baekhyun, tertawa getir.

"Sebaiknya, aku menelpon Mark sekarang " monolog Nyonya Lee, seraya merogoh tas brandednya.

"Yeoboseyo, Mark. Yiren masuk rumah sakit, cepatlah kemari " ujar Nyonya Lee, setelah sambung teleponnya terhubung.

"... "

"Aku akan kirimkan alamatnya lewat pesan singkat saja "

"... "

"Josimhae [Hati-hati] "

"Byun Uisa, kapan aku dapat melihat hasil pemeriksaannya? " tanya Nyonya Lee, sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

ME AND MY BROKEN HEART °•°MARK LEE°•° [Slow Update + Revisi] Where stories live. Discover now