Bintang

108 41 29
                                    

Sesekali punggung tanganku menggeser cepat beberapa helaian rambut yang tengah kugerai dan selalu saja mulai jatuh kearah mataku.
Tetapi sepertinya tangan seseorang mengehentikan aksiku itu ketika dapat kurasakan jemarinya mengumpulkan helaian tersebut dan mengikatnya pelan.

"Makasih Lis," ucapku ketika gadis itu ikut mengambil beberapa buah yang masih utuh kemudian memotongnya selagi yang lain masih sibuk dengan daging diatas panggangan tersebut.

Terlihat ia tersenyum lalu mengangguk sebelum akhirnya mengucapkan kalimat yang ingin dia katakan.

"Lo tau gak? Aksa lucu banget." Matanya kini menatap kearahku sekejap sebelum akhirnya ia arahkan keatas langit malam yang tampak cerah tanpa mendung sedikitpun.

"Loh iya?" Kuputuskan untuk bertanya dan sontak membuatnya mengangguk cepat dengan semangat kemudian menceritakan semua yang dibicarakannya dengan Aksa pada beberapa menit lalu, dimulai dari dia yang kuhilat hanya mencoba bergabung dengan apa yang tengah mereka bahas hingga akhirnya memiliki topiknya sendiri dengan Aksa.

Kurasa hatinya kini tengah berbunga-bunga.

Ya, mataku melihat semua itu lalu mulutku hanya sontak tersenyum karenanya.
Rasanya seperti terkesan damai ketika melihat orang-orang disekitarku terus bahagia begini.

"Bahkan gue bilang mau bikin dia iri dengan cara gue beli permen susu, yang bener aja mana mungkin dia iri."
Aku terkekeh ketika gadis ini mulai tertawa saat membicarakan permen susu, ntah bagaimana bisa mereka sampai membicarakan permen susu.

"Astaga intinya si Aksa lucu banget, apalagi kalo sampai pacaran sama gua." Hembusan nafas panjang dengan senyum senang terpapar diwajah Lilis sebelum melanjutkan kalimatnya dan kembali menengok kearahku.

"Bakal jadi couple cute gue sama dia."
"Bantuin gue ya Lin, comblangin gue sama dia... Minta bantuan sama Kak Jejey juga."

Kedua sudut bibirku terangkat sembari mengangguk disaat selesai mencuci kedua tanganku ketika kulihat semua buah yang ingin kami makan telah selesai dipotong.

"Pasti gue bantu sebisa gue kok, tenang aja." Kini seutas senyum kembali merekah pada bibir Lilis sebelum akhirnya kini suara seorang yang tengah kami bicarakan terdengar oleh telingaku dengannya.

"Buahnya udah Lin?" Jemariku mengangkat salah satu piring yang  berisikan penuh potongan buah dan kembali menganggukkan kepalaku.

"Ayo!" Kalimat ajakan barusan kulontarkan sembari menarik salah satu tangan Lilis yang kosong agar gadis itu juga ikut denganku.

"Ayo." Balasnya yang kemudian menyamakan langkah kaki itu dengan langkahku.

Kuharap kali ini semua akan menjadi menyenangkan.

Kini aku masih memilih duduk di bangku dengan meja yang telah mulai kosong ketika acara makan-makan kami barusan selesai sembari menatap kearah langit yang kini jelas sudah gelap gulita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini aku masih memilih duduk di bangku dengan meja yang telah mulai kosong ketika acara makan-makan kami barusan selesai sembari menatap kearah langit yang kini jelas sudah gelap gulita.

Like a Destiny [HIAT]Where stories live. Discover now