Kepada Pagi

82 27 36
                                    

🎶: So That I Love You (RM,Jungkook)

.
.
.



°•°•°•°

"Tunggu di sini, biar gue yang pesan."
Laki-laki dengan rambut surai hitam itu melangkah pergi tanpa memperdulikan apa yang telah ku ucapkan padanya beberapa waktu lalu.

Yang kami lakukan hanya memperdebatkan hal tidak penting itu sedari tadi, ya... aku juga tau bahwa itu hanya akan membuang-buang waktu percuma begitu saja.

Dapat kulihat dia kini kembali dengan wajah polos tanpa dosa yang benar-benar membuatku kesal sekarang.

"Gue gak mau! Titik!"

"Gue juga gak mau, gimana?"

"Ish Dino-saurus, gu-"

Belum sempat kalimatku selesai dapat kulihat Dino menahan tawanya ketika seseorang kembali mengantarkan beberapa buah piring berisikan bermacam-macam jenis makanan.

Mataku terkunci kearah salah satu piring kecil berisikan suatu susu yang diaduk menjadi satu dengan coklat dan dibekukan dalam beberapa jam.

Es krim.

Tepat sebelum tanganku sempat mengambil piring kecil itu, Dino lebih dulu mengambil dan memakanya.

"Ini punya gue."

"Tapi gue juga mau Din."

"Tapi gue gak mau, gimana?"

"Bagi!"

"Gak mau bagi"

"Ish, dikit aja."

"Gak mau dikit."

"Yaudah kalau gitu, banyak."

"Tetap gak mau."

"Kok ngeselin?!"

"Kok gemesin?"

"Dino!?"

"Apa?"

Aku memutar bola mataku malas kearah sekitar menghindari tatapan pada wajahnya yang kini tersenyum seperti seseorang yang telah memenangkan suatu penghargaan berkelas.

"Pokoknya gue gak mau makan."

"Makan Lin!"

Kenapa manusia satu ini benar-benar menyebalkan? Lihatlah sekarang dia memakan es krim sebanyak itu sendirian di depanku tanpa mau membaginya sedikitpun.

"Ish Dino, gue kenyang."

"Coba kasih tau gue, lo makan apa emang sampai kenyang? Lo aja gak ada makan, gimana mau ngasih tau."

Mataku menatapnya malas lalu beralih mengambil ponsel pada rok sekolah yang kukenakan.

Sedari tadi siang saat pulang sekolah, aku dan dino memang belum beranjak pergi untuk menuju kerumah masing-masing, kubilang padanya bahwa aku ingin berkeliling sebentar sebelum pulang kerumah dan dia menawarkan diri untuk menemani.

Jari yang sedari tadi hanya berkutik pada es krim dengan mata yang terus menatap kearahku itu kini menarik ponsel yang kumainkan, tangannya kembali pada sendok dan es krim setelah memasukkan ponselku pada bagian saku blazer sekolah yang dia kenakan.

"Balikkin!"

"Makan dulu."

"Iya-iya makan! Tapi balikin dulu."

"Buruan makan dulu! Gue tungguin."

ck.

Aku mendecak sebal lalu mengambil sendok yang sedari tadi belum kusentuh sedikitpun dan mulai menyuapkan sedikit demi sedikit nasi yang ada pada piringku ke dalam mulut.

Like a Destiny [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang