CHAPTER 1

7.6K 480 22
                                    

Seorang wanita cantik kini tengah bermain dengan seorang anak kecil yang baru saja menginjak usia empat tahun, dia menciumi seluruh wajah Putrinya dengan gemas.

Dia adalah Min Geva, wanita cantik beranak satu, dia memiliki seorang Putri yang cantik bernama Jeon Keyra. Suaminya sudah meninggal dunia sejak Keyra masih berusia satu tahun satu bulan.

Geva adalah wanita yang kuat dan juga tangguh, ia akan melakukan apa pun untuk Putri cantiknya. Dia bukan seorang wanita yang memiliki semuanya, ia hanya seorang wanita sederhana. Suaminya yang sudah meninggal tiga tahun yang lalu membuat dirinya harus bekerja banting tulang.

Geva hanya memiliki Keyra, ia sudah tidak memiliki siapapun selain Putrinya. Keluarganya meninggal dunia dikarenakan kecelakaan mobil yang sama dengan sang suami, Jeon Bogum.

Geva hanya bisa ikhlas dan juga berdiam diri setelah kejadian tersebut. Hidupnya benar-benar miris.

"Ibu, di mana Ayah?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh sang Putri hanya bisa membuat Geva tersenyum tipis.

"Ayah sedang bekerja untuk kita, sayang." Dustanya.

"Kapan Ayah pulang?" Hati Geva semakin sakit jika terus membohongi Putrinya, ia tidak sanggup jika mengatakan kepada Keyra jika sang Ayah sudah berada di Surga—berada di sisi Tuhan. Ia tidak akan pernah sanggup. Lagi pula, seiring berjalannya waktu, Keyra akan mengetahui semuanya.

"Ibu tidak tahu sayang, yang terpenting, Ayah sedang sibuk mencari uang untuk keluarga kita. Doakan Ayah, ya?" Keyra hanya mengangguk pelan mendengar perkataan Ibunya, Geva tidak bisa menahan air matanya lagi, ia dengan cepat mengelap air matanya agar tidak terlihat oleh Keyra.

I WANT CHILDREN

"Kau benar-benar ingin memiliki seorang bayi?"

"Bukan bayi pun tidak masalah, aku menginginkan seorang anak kecil untuk menemaniku dan juga menghiburku." ujarnya seraya memainkan ponselnya, kedua kakinya ia naikkan ke atas meja.

"Kenapa kau tidak menikah saja, Park? Usiamu sudah matang."

Pria yang ditanya hanya menghela napas panjang mendengar sahabatnya, ia memutar kedua bola matanya malas. Kenapa pertanyaan itu selalu saja dikeluarkan dari mulut para sahabat dan juga keluarganya?

"Aku belum menemukan yang cocok Seokjin Hyung, lagi pula bersama anak kecil itu menyenangkan." ujarnya lalu menatap kembali ponselnya.

"Apa yang akan dikatakan keluargamu nantinya jika kau memiliki seorang anak sementara dirimu belum melaksanakan pernikahan?" tanya Seokjin kepada Jimin, Jimin hanya mengendikkan kedua bahunya.

"Aku tidak mengurusnya."

"Bagaimana bisa kau berkata seperti itu?"

"Mereka sudah menuntutku untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan, biarkan kali ini aku yang mengatur hidupku sendiri, aku tidak akan peduli dengan cacian dan makian mereka. Syukur-syukur jika mereka akan setuju dengan keputusanku, tapi sepertinya mereka tidak akan setuju," ujarnya lalu menatap Seokjin tajam.

"Bagaimana bisa kau seberani itu? Tidak takut menjadi bahan pembicaraan orang-orang di luar sana?"

"Sekali lagi aku katakan Hyung—"

"—Aku. Tidak. Peduli."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I WANT BABY ✓ Where stories live. Discover now