CHAPTER 9

2.3K 318 14
                                    

Geva benar-benar kesal akan tindakan Jimin yang seenaknya saja masuk ke dalam rumahnya. Bagaimana nantinya jika terdapat tuduhan tentang dirinya dengan pria itu? Tentu saja Geva tidak ingin hal itu terjadi.

Wanita itu kini menghela napasnya panjang, ia keluar dari rumah menuju ke rumah Jiyeon untuk meminta izin kepada Jennie jika dirinya tidak bisa melanjutkan pekerjaannya hari ini. Ia frustasi dengan apa yang terjadi hari ini.

Tok Tok.

Selang beberapa menit, terdapat seorang wanita yang keluar dari rumah tersebut—wanita yang sudah ia anggap sebagai Kakaknya—Jennie, wanita itu tersenyum tipis melihat Geva.

"Kak, sepertinya, hari ini aku tidak bisa melanjutkan pekerjaanku." Jennie mengerutkan keningnya mendengar Geva. Suara wanita cantik itu terdengar lirih dan juga serak, membuat Jennie khawatir.

"Geva? Kau sakit?" Orang yang ditanya hanya menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Ada sedikit masalah yang harus ku selesaikan, Kak."

Jennie menempelkan tangannya di dahi Geva, ia membulatkan matanya setelah merasakan suhu badan Geva.

"Kau demam," ucap Jennie khawatir. "Masuk dulu, aku akan memberimu obat—"

"Tidak perlu, Kak. Aku memiliki persediaan obat, kok, di rumah."

"Baiklah jika begitu, kau harus istirahat sampai kau merasa pulih, jangan memaksakan dirimu untuk melakukan sesuatu. Kau bisa bekerja kapanpun jika kau sudah merasa pulih." Geva hanya mengangguk lalu mengiyakan perkataan Jennie, ia membungkukkan tubuhnya dan pamit untuk kembali ke rumah.

Geva merasakan jika dirinya baik-baik saja, tidak merasa jika dirinya sedang sakit. Ia masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri, wanita itu membaringkan tubuhnya di samping tubuh Keyra—menyusul untuk tidur. Hingga akhirnya mereka tertidur pulas hingga pagi.

I WANT CHILDREN

"Park, Jeon!" Panggil Taehyung membuat kedua pria itu menoleh, mereka menatap Taehyung dengan tatapan bertanya-tanya. Sekarang sudah malam, jam menunjukkan pukul sebelas malam.

"Kalian tidak tidur?" Taehyung bertanya, Jimin menggeleng cepat untuk menjawabnya.

"Tidak, kami belum mengantuk. Aku ingin menyelesaikan pekerjaaku bersama Jungkook." ujarnya dengan kekehan.

"Bermain PlayStation maksudmu?"

"Yup, kau tepat."

"Heii, Park! Beritahu kami apa yang terjadi padamu, kenapa saat pulang kau tiba-tiba emosi? Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Seokjin yang dijawab anggukan oleh sahabatnya yang lain, menandakan mereka setuju dengan ucapan Seokjin.

"Aku ditolak."

"Aku ditolak oleh Ibu Keyra—Geva, menyebalkan sekali jika diingat."

"Alasan?"

"Aku mengantar Keyra ke rumahnya karena saat itu sekolah terlihat sepi. Geva belum datang untuk menjemput Keyra dan aku yang ingin berbuat baik, dengan segera aku mengantar Keyra ke rumahnya. Aku membuatkan makanan untuk Keyra, Keyra juga bercerita jika Geva tengah bekerja di rumah tetangga. Lalu saat ia datang, dia langsung memarahiku, katanya aku masuk ke dalam rumahnya tanpa seizinnya. Nyatanya aku sudah mendapatkan izin dari Keyra. Menyebalkan!"

"Tentu saja Geva marah akan tindakanmu, hei! Keyra masih kecil, ia belum tahu apa pun. Wajar saja jika Geva marah dan juga kesal padamu karena kau masuk ke dalam rumahnya tanpa izinnya." ujar Seokjin, Jimin hanya menghela napasnya panjang.

"Berhentilah membahas hal itu, aku kesal."

"Ya, ya, esok kau akan bertemu Keyra?"

"Tentu saja."

"Masih berani rupanya. Ayo tidur, ini sudah larut malam!"

I WANT CHILDREN

"Keyra, belajar yang rajin, jangan bermain-main jika masih dalam waktu belajar. Apa kau mengerti sayang?" tanya Geva, wanita itu tetap melakukan kewajibannya meskipun ia sakit. Kecuali untuk bekerja.

"Iya Ma. Mama istirahat, ya? Jangan terlalu kelelahan." Geva hanya mengangguk mendengar Keyra, Putrinya tahu jika dia sedang sakit.

"Iya sayang. Sekarang kau masuk ke dalam kelas, ya?" Keyra mengangguk lalu mencium pipi Geva, ia melambaikan tangannya kepada Geva.

Geva hanya tersenyum tipis lalu pulang ke rumah, mengistirahatkan tubuhnya dengan cara tidur.

Ia tidak mengonsumsi apa pun hari ini—termasuk obat. Ia tidak ingin merepotkan Jennie, wanita itu sudah banyak membantunya.

I WANT CHILDREN

"Keyra!" Panggil Jimin yang melihat Keyra tengah keluar dari kelas, dia melambai-lambaikan tangannya memanggil gadis kecil itu.

"Papa!" Keyra langsung saja memeluk tubuh Jimin, pria itu terkekeh lalu mencium pipi Keyra.

"Di mana mama? Ia tidak menjemputmu, hm?" Jimin bertanya dengan penasaran membuat Keyra terdiam. Jimin mengerutkan keningnya melihat gadis kecilnya yang tiba-tiba terdiam.

"Sayang?"

"Mama demam, Pa."

I WANT CHILDREN

Geva merasa jika pipinya ditepuk oleh seseorang, ia membuka matanya secara perlahan, dia mendapatkan seorang pria yang berada di hadapannya sambil tersenyum tipis. Pria itu adalah Jimin. Bagaimana bisa pria itu berada di dalam kamarnya?

"Kau—"

"Usst, diamlah."

"Bangunlah, dan minum obat. Aku sudah membelikan obat untukmu." Geva mulai bangun dari tidurnya, pria itu memberikan beberapa obat dan juga gelas berisi air putih.

Geva pun meminumnya.

"Keyra berada di mana, Tuan?"

"Sedang makan di ruang keluarga. Jangan memanggilku dengan sebutan Tuan, aku tidak suka, panggil saja Jimin." ucap Jimin yang hanya diangguki oleh Geva. "Istirahat kembali, aku akan mengurus Keyra sampai kau pulih."

Setelah berkata seperti itu, Jimin beranjak keluar dari kamar Geva, tapi langkahnya terhenti disaat wanita itu kembali memanggilnya.

"Jimin, terima kasih dan maaf untuk yang kemarin." Jimin hanya memperlihatkan senyuman tipisnya.

"Tidak apa, ini memang sudah menjadi tugasku." ucapnya lalu keluar dari kamar, Geva masih terdiam mendengarnya.

"Tugas?"

"Tugas?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I WANT BABY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang