CHAPTER 11

2.2K 312 5
                                    

Geva terdiam mendengar ucapan Jimin, ia benar-benar terkejut mendengar apa yang Jimin katakan. Pria itu menatapnya dengan tatapan tajam.

"Geva? Kau mendengarku?" Jimin merasa jika wanita cantik yang berada di hadapannya tengah melamun. Jimin tahu jika Geva terkejut dengan ucapan yang ia katakan kepada wanita itu.

"A-Ah, ya. Aku mendengarmu."

Usulan Jimin sebenarnya membuat dirinya sedikit setuju, hanya saja, apa harus ia menikah untuk kedua kalinya? Menikah dengan pemuda tampan sementara dirinya adalah wanita beranak satu?

"Bagaimana? Kita menikah demi Keyra, aku benar-benar menyayangi Keyra."

"Jimin, kau yakin akan menikahiku hanya karena Putriku? Kau tidak akan menyesal? Kau tampan, dan juga kaya, kenapa kau ingin menikah dengan wanita beranak satu sepertiku? Banyak gadis yang mengejarmu, bisa memberimu keturunan." Geva bertanya memastikan kepada Jimin, dia tidak ingin setelah menikah, dia ditinggalkan begitu saja. Ia tidak pernah mengharapkan hal tersebut.

Lagi pula, Jimin adalah pemuda yang masih memiliki waktu yang panjang untuk berkenalan dengan para gadis yang membuatnya tertarik.

"Aku tahu jalur pembicaraanmu. Aku tidak akan meninggalkanmu dengan Keyra, Keyra adalah salah satu orang yang bisa menjadi penyemangat hidupku. Jika kita menikah, aku akan mendapatkan Keyra sebagai penyemangatku, kau dan Keyra juga akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Kita sama-sama mendapatkan keberuntungan."

Ia benar-benar serius dengan apa yang ia katakan. Ia bukan seorang pedofil, ia hanya membutuhkan seorang anak kecil untuk menghiburnya disaat ia sedang frustasi. Pikirannya berbeda dengan orang lain, banyak yang mengatakan jika mengurus anak kecil itu sangat merepotkan, terlebih jika mereka menginginkan sesuatu dan hal itu harus dituruti. Tapi, menurut Jimin, memiliki seorang anak itu bisa menghibur dirinya, menjadi penyemangat untuk dirinya. Maka dari itu, ia menginginkan seorang anak kecil dalam hidupnya.

"Tapi bukankah ini merepotkan? Apa yang dikatakan orang-orang nantinya?"

"Kau mulai tertarik untuk menikah denganku?" Geva terdiam sejenak. Ah, seharusnya ia tidak bertanya hal ini kepada Jimin.

"Aku tidak peduli dengan perkataan orang-orang di luar sana. Aku tidak pernah memikirkannya."

"Dan juga jika kau menanyakan tentang orang tuaku, kupastikan jika mereka akan menerimamu walau kau sudah memiliki seorang anak." Jimin tersenyum tipis, ia memajukan wajahnya menuju ke telinga Geva dan membisikkan sesuatu kepada wanita tersebut.

"Orang tuaku selalu menyuruhku untuk menikah, dan aku benar-benar yakin jika mereka akan menerimamu." Geva gugup mendengar Jimin, embusan napas Jimin mengenai telinganya—membuat dirinya gugup.

Jimin kembali menjauhkan wajahnya dari telinga Geva. Geva masih terdiam mendengar pria itu. "Sudah paham? Aku yakin kau adalah wanita pintar, dan pastinya kau paham dengan apa yang aku katakan padamu." Lanjutnya.

"Kau diam, diam berarti kau setuju dengan tawaranku."

I WANT CHILDREN

"Aku akan menikah!"

"APA?!" Jimin menatap sekilas para sahabatnya yang terkejut dengan perkataannya. Pria itu menyilangkan kedua kakinya seraya pandangannya fokus ke depan—menonton film.

"Dengan janda muda itu?" tanya Yoongi kemudian ia mendapatkan tatapan tajam dari Jimin.

"Panggil namanya, Hyung, namanya Geva, bukan janda muda. Aku tidak masalah dengan status janda yang ia miliki, lagi pula jika dia adalah seorang janda dia pasti berpengalaman melakukan aktivitas sebagai seorang istri, bukan?" tanya Jimin membuat semuanya terdiam. Mereka yang tadi nya sibuk bercerita seraya bermain permainan online, PlayStation, makan, kini beralih ke Jimin.

Hari ini Jimin tampak sangat senang, dan juga bahagia, pastinya hal itu menjadi perhatian dan bahan pertanyaan bagi para sahabatnya.

"Kau serius dengan apa yang kau katakan?" tanya Jungkook yang tetap fokus bermain permainan online bersama Taehyung.

"Tentu saja."

"Kau baru saja menginjak usia duapuluh empat tahun, kau yakin akan menikah diusia muda? Aku mengira jika kau akan menikah di atas usia tiga puluh tahun." ujar Seokjin dengan kekehan.

"Semua bisa berubah Hyung, termasuk dengan rencana hidup."

"Bagaimana dengan kedua orang tuamu, Jimin-ssi?" tanya Jungkook dengan penasaran.

"Kupastikan jika mereka akan menerima Geva dan juga Keyra, lagi pula ini adalah pilihanku, aku yakin mereka akan menerimanya. Orang tuaku selalu saja menyuruhku untuk menikah, aku benar-benar yakin jika mereka tidak akan menolak dengan keputusanku kali ini." Jimin mengambil napas. "Dan juga panggil aku dengan sebutan Hyung, Jung." Jimin terkadang kesal dengan Jungkook—pria yang paling muda di antara mereka.

"Bagaimana jika aku keberatan untuk memanggilmu dengan sebutan Hyung, Jimin-ssi?" Pria ini membuat Jimin semakin kesal.

"Aku lebih tua darimu!"

"Hanya berbeda dua tahun."

"Tetap saja, kau harus memanggilku dengan sebutan Hyung!"

Yang lain hanya menahan tawa melihat mereka. Benar-benar lucu melihat aksi mereka bertengkar.

"Jimin-ssi!"

"Hyung!'

"Jimin-ssi!"

"Hyung!"

"Jimin-ssi lebih baik!"

"JEON JUNGKOOK!"

"JEON JUNGKOOK!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I WANT BABY ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang